NINGGALIN JEJAK ABIS BACA YAH...
JANGAN LUPA FOLLOW!!!
.
.
.
Shasa mengecek Handphonenya dan melihat dia panggilan yang masuk, 30 menit yang lalu. Shasa pikir ada pesan, namun tak ada sama sekali. Shasa mencoba menelfon kembali tapi, tiba tiba saja Nomor itu tak aktif.Shasa kembali menonaktifkan Handphonenya dan fokus ke kegiatan saja, karena tujuan dia kesini bukan untuk terima telfon atau main Handphone. Namun bersenang senang menghilangkan beban pikiran yang ada. Kalau masalah orang rumah, Shasa sering telfon saat istirahat. Itupun sejam ga sampai untuk berbicara
Lomba kembali di mulai dengan Cabang lari stafet, semua tim sudah bersiap terutama tim Shasa yang tak pernah ketinggalan sama sekali. Semua peserta pertama sudah berdiri di garis star, dan begitu pun seterusnya yang berdiri di garis batas yang telah di tentukan. Shasa merupakan pelari pertama yang harus berdiri di star dan pertama.
Kefokusan Shasa terganggu saat seseorang meneriaki namanya dengan keras bahkan seisi lapangan bisa mendengar kan teriakan itu.
"KALAH AJA, TIM GUA MENANG!"
Shasa dibuat kesal dengan kata kata itu. Bagaimana bisa ada seseorang yang terlalu positif dan merasa paling oke.
"Entar kalah nangiss," teriak Bella
Shasa tertawa kecil. "Nagis di pojokan ntar."
"Enak aja, baal masa kita di bilang kalah," Abi mulai tak terima dengan perkataan kedua gadis itu.
"Kan belum mulai Bi, lihat aja yang memang kita," Iqbaal tambah membuat kesal, bahkan hampir saja tingkah stafet milik Bella melayang ke udara
Detik berikutnya permainan di muali dengan sebuah Sempritan di tiup. Semua berlari tanpa terkecuali, semua semangat dan saling bekerjasama.
Pelari pertama kini menuju ke pelari kedua untuk menyerahkan tongkat tersebut, dan begitu seterusnya hingga tiba di pelari ke empat yang akan berlari ke garis finish, dan yang menentukan menang kalah nya tim.
"MENANGGGG," teriak Abi saat berhasil melewati finish.
"Yahhh kok bsa sih," Nay sedikit tidak percaya dengan kekalahan timnya.
Kini posisi pemain di acak lagi, dan harus menempati posisi yang beda dari sebelumnya. Sasa kini menempati posisi ketiga.
Sasa menoleh saat seseorang menjadi posisi ketiga juga, dan sepertinya mengikuti yang di lakukan dirinya. "Tadi kayaknya pelari ke dua deh, kok pindah ke tiga" ucap Shasa melihat Iqbaal
"Mau mau saya lah, sayakan ketua."
Sempritan sudah berbunyi dan dengan jelas Sasa melihat pelari pertama sudah mulai lari. Walaupun dia pelari ketiga tapi dia harus tetap siap dan tak boleh lengah agar bisa menjadi pemenang. Kalah menang memang sudah biasa dalam permainan namun, apa salahnya jika berusaha menjadi pemenang. Tapi jika sudah berusaha dan tetap kalah maka tidak ada tuntutan apa apa dari Shasa.
Hingga kini Shasa melihat Bella berlari menuju dirinya yang merupakan pelari kedua. Shasa sudah siap di tempat, mengambil ancang-ancang dan siap berlari jika tongkat itu sudah di tangannya
Shasa mulai berlari saat Bella kini memberikan tongkat kepadanya, kakinya mulai berlari mengambil langkah yang begitu cepat
AAAAAAA
BRUKKKKK
Semua kaget saat Sasa tergelincir akibat tanah yang licin, bahkan permainan tiba tiba berhenti dan fokus ke Sasa yang kini berbaring di tanah dengan baju yang kotor dan terus memegangi kakinya.
Iqbaal yang merupakan barisan dekat Shasa, dengan sigap menghampiri gadis itu dan terus bertanya apa yang terjadi padanya. Sasa hanya diam dan memegangi kakinya dan sepertinya keseleo akibat terjatuh.
Iqbaal mulai memijat perlahan. "sakit?"
"Ada apa ini? Kamu baik baik saja?" Pak David menghampiri kerumunan dan melihat kondisi Shasa.
"Kaki saya pak keseleo kayaknya, sakit banget soalnya," balas Sasa.
"Iqbaal bawa dia ketendanya!" seru pak David tanpa beban.
Iqbaal yang masih duduk hanya diam dan menatap Shasa berganti dengan pak David "saya pak?" Iqbaal memastikan kalau yang di sebut tadi adalah namanya
"Emang Iqbaal ada dua Disni? Iya kamu"
"Kok Iqbaal pak?" Celetuk Runa dari arah belakang.
"Kamu bantah saya? Kalau saya bilang Iqbaal, kenapa mau ganti?"
Tanpa kata kata lagi Iqbaal menggendong Shasa ke tenda walaupun bajunya juga harus kena kotor akibat baju Shasa.
***
Suara pak david sudah terdengar dan itu tandanya waktunya berkumpul dan mengumumkan hasil pemenang. Karena merasa sudah membaik Shasa akhirnya ikut keluar daripada harus tinggal di tenda dan membuat dirinya jenuh karena harus main Handphone saja.
Shasha dan partnernya mulai merasa kalau dirinya adalah pemenang, walaupun Shasa tak ikut di permainan setelah nya namun cerita dari para temannya membuat nya yakin. Bahkan katanya saat lomba tarik tambang yang menjadi pemenang adalah kaum wanita.
Semua sudah tahu kalau yang memang adalah tim Sasa dan kawan kawan. Dan itu terbukti saat pak David sudah membacakan hasil pemenang dan menyebutkan kalau mereka yang memang menjadi juara satu karena mendapatkan juara pertama secara berturut turut.
Semua bersorak penuh kemenangan, hadiah pun telah di terima, yakni sebuah misteri box dan isinya tak ada yang tahu. Apapun isinya tak perlu mahal dan besar menurut mereka.
"Horre berhasil twididid," sorak Bella saat tiba di tenda.
"Usaha gak bakal hianati hasil ga sihhh."
Mereka senang bisa menjadi juara umum yang mendapat juara pertama secara berturut turut sepanjang permainan.
"Ada Sasa?"
Iqbaal tiba tiba membuka tenda dan melihat ke arah dalam yang di penuhi cewek yang tampak bahagia dan tertawa riang.
Kedatangan Iqbaal membuat para gadis itu terkejut dan harus memukuli Iqbaal dengan kotak tadi, tapi sudah kosong karena isinya sudah mereka simpan di tas masing masing yakni beberapa Chiki, buku note dan sebuah piala mini yang lucu.
"Bikin kaget aja Lo."
"Bisa gak sih ga main tabok?" Iqbaal kesakitan akibat pukulan Bella yang tiba tiba saja.
"Maap."
"Sa, mau minta minyak gosok tadi" ucap iqnaal mengalihkan pandangannya ke Shasa.
"Buat?"
"Lambung Abi keseleo, jadi mau di urut." celetuk Iqbaal
"Gimana ceritanya?"
Mereka di buat bingun dengan perkataan yang tak jelas itu dari seorang ketua yang tercinta
***
Malam hari sudah tiba dan semua berkumpul di depan api unggun yang mereka nyalakan tadi, tak ada kegiatan saat ini. Mereka hanya duduk menghangatkan diri dan saling berbincang satu sama lain.
Iqbaal sudah menoleh sana sini namun tak melihat seseorang yang di cari bahkan di tenda juga tak dia dapatkanAkhirnya setelah pencarian yang lama Iqbaal menemukan nya beridiri Sneijder di dekat pohon tan siapa-siapa
Iqbaal berusaha mendekat "hoiiii"
SEE YOU NEXT CHAPTER
VOTE VOTE VOTEFOLLOW YAHHH
LOVE YOUUUU ALLL
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You [HIATUS]
Fiksi RemajaKarena rasa ego dan gengsi mengakui perasaan, membuat mereka hanya bisa saling mengagumi dalam diam. Namun apakah mereka berakhir bersama atau tidak itu di tentukan oleh ego mereka dan rasa gengsi yang menyelimuti diri mereka.