Minho duduk si samping pria Bang itu, lalu kereta mulai dilajukan. Suasana begitu hening tidak ada yang membuka pembicaraan.
Minho berusaha untuk mengalihkan waktu dengan melihat pemandangan jalanan yang mereka lewati.
"Kau sudah memberitahu ibu mu bahwa kita tidak akan pulang hari ini?" Tanya Chan tiba-tiba. Hal itu membuat Minho terkejut, seingatnya acara itu hanya dilaksanakan satu malam saja.
"Belum Tuan, bagaimana ini? Apa aku turun dan pulang saja ya?" Gumam Minho. Chan terkekeh mendengarnya, dia lalu mengusap rambut di manis.
"Tidak usah, dia tidak akan cemas saat kau pergi dengan ku" kata pria itu. Minho lalu mengangguk pelan dan tersenyum.
"Apa kau selalu tersenyum seperti ini saat bersama orang lain?" Tanya Chan tiba-tiba sambil menatap wajah pria itu. Minho langsung mengangguk mengiyakannya.
"Lebih baik jangan lakukan pada orang lain" ujar Chan lalu dia kembali menatap ke depan. Hal itu membuat Minho kebingungan.
Mereka sampai di sebuah bangunan dengan corak gelap. Terlihat bangunan itu begitu klasik dan kuno.
"Ayo!" Ujar Chan sambil menggandeng tangan pria manis itu. Minho benar-benar merasakan hawa yang berbeda di sana, gelap dan dingin Minho rasakan.
"Alpa Chan" suara itu membuat Minho terkejut, dia lalu mengintip dari belakang punggung lebar milik Chan. Minho melihat seorang pria dengan warna kulit pucat tengah menyambut kehadiran mereka sekarang.
"Tuan Kim sudah lama kita tidak bertemu" kata Chan sambil tersenyum. Minho hanya diam saja saat mendengar mereka berbincang untuk beberapa lama.
"Siapa dia?" Pertanyaan itu akhirnya terlintar dari bibir di pria Kim itu.
"Ahh ini tunangan ku" kata Chan. Mendengar itu Minho langsung menggeleng pelan, namun Chan tiba-tiba pencubit punggung pria itu dari belakang.
"Mengangguk saja" bisik pria Bang itu. Dan akhirnya Minho mengangguk sambil tersenyum kaku.
"Baiklah kalian bisa beristirahat sebelum acara di mulai, kami sudah menyiapkan kamar untuk kalian berdua" kata pria itu dengan ramah. Chan lalu mengangguk dan pergi sambil mengandeng tangan Minho.
Saat di tempat sepi, Minho langsung melepaskan tangan pria Bang itu.
"Ada apa?" Tanya Chan menoleh ke belakang. Minho terlihat memegang tangannya ragu.
"Kenapa anda mengatakan saya tunangan anda Tuan?" Tanya Minho tiba-tiba. Chan menghela napas, lalu dia kembali meraih tangan Minho.
"Jangan bicarakan itu di sini" kata Chan sambil menarik tangan Minho.
Chan menutup pintu itu saat mereka sudah berada di ruangan itu.
"Dengar Minho, alasan ku mengatakan itu karena pesta itu berpasangan. Sedangkan aku tidak memiliki pasangan jadi tolong bantu aku" kata Minho pada pria itu. Minho sebenarnya sulit melakukannya, tapi dia mengangguk pelan.
"Terima kasih Minho" kata pria itu dengan wajah serius pada pria manis itu.
Chan saat itu tengah menunggu Minho sambil membaca beberapa berkas yang dia bawa. Saat itu sudah sekitar pukul Delapan malam.
"Maaf saya sangat lama" kata Minho sambil merapikan baju yang dia pakai. Chan lalu memasukan berkasnya ke tas dan menoleh ke arah Minho.
Pria itu meneguk salivanya saat melihat penampilan Minho yang benar-benar anggun dan manis. Dengan alasan kemeja kebesaran yang berwarna ungu dan topi baret itu membuat pria itu sangat menawan malam itu.
"Apa terlihat aneh?" Tanya Minho saat melihat Chan terdiam menatap dirinya.
"Tidak kau sangat cantik" kata Chan sambil merapikan topi yang di pakai Minho. Mendengar itu membuat pria manis itu bersemu.
Saat Minho masuk ke acara itu, dia langsung tegang melihat banyak orang di sana. Semua orang memakai pakaian yang benar-benar bagus.
"Kenapa?" Tanya Chan sambil menggandeng si manis. Minho menggeleng lalu dia menatap ke seorang pria.
"Tuan kenapa kulit mereka sangat pucat?" Tanya Minho pada Chan.
"Mereka para kaum vampire dan sekarang kita ada di wilayah mereka. Jadi kau jangan pernah jauh-jauh dari ku jika tidak ingin dimakan oleh mereka" jelas Chan sambil berbisik pada pria manis itu. Minho langsung meneguk salivanya, jujur mendengarnya membuat Minho ingat dengan kejadian waktu itu.
"Wah Wah, siapa si manis ini?" Tanya seorang pria saat melihat Chan datang sambil mengandeng Minho.
"Dia tunangan ku" jawab Chan dengan singkat.
"Tuan Chan kau benar-benar hebat, setelah kehilangan kekasih dan mate mu kau sudah bisa bertuangan lagi" kata seorang sambil bertepuk tangan pada Chan. Minho diam saja mendengar itu, jujur dia tidak tahu kehidupan pribadi Chan seperti apa.
"Sudah lupakan yang lalu, sebaiknya kita bersenang-senang malam ini" kata Chan.
➿➿➿
"Minho maaf pasti kau merasa tidak nyaman tadi" kata Chan pada pria itu. Minho mengangguk kemudian dia tersenyum pelan.
"Anda baik-baik saja kan?" Tanya Minho saat melihat Chan sudah berbaring di ranjang itu.
"Hmm" jawab Chan sambil menutup matanya. Mendengar itu Minho langsung menganti bajunya dan menyiapkan diri untuk tidur di sofa.
"Kenapa tidur di sana?" Tanya Chan saat Minho merebahkan diri di sofa itu.
"Tidak apa Tuan, biasanya saya tidur di lantai tidak apa-apa" jawab Minho lalu dia menyelimuti dirinya.
Chan bangun lalu dia mendekat ke arah Minho.
"Ayo tidur di kasur" kata Chan. Minho lalu duduk sambil menggeleng.
"Tidak Tuan" kata Minho, bagaimana dia bisa tidur di sana.
"Ini Perintah Minho" kata Chan dan akhirnya Minho menurut dan berjalan ke sana.
"Apa tidak apa-apa?" Tanya Minho tidur di samping Chan. Pria Bang itu mengangguk pelan. Dia lalu tidur sambil memunggi Chan.
"Di mana sopan santun mu Minho" kata Chan pada pria itu. Mendengar nya membuat Minho menegang lalu dia membalikkan badannya menatap pria itu.
"Minho sejujurnya punggung ku sakit, apa kau bisa memijatnya?" Tanya Chan sambil menatap wajah Minho. Minho menganguk lalu dia bangun.
Semalaman itu Minho memijat punggung pria Bang itu. Chan terlihat sangat menikmatinya, jujur saja dia sangat lelah saat itu.
"Berapa umur mu?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Chan.
"Saya sekarang 20 tahun, tapi satu bulan lagi saya akan berusia 21 tahun" jelas Minho. Chan mengangguk pelan.
"Anda?" Tanya Minho seketika.
"Aku sudah berumur 125 tahun" Mendengar itu Minho hanya mengangguk saja. Dia tahu umur mereka sangatlah panjang karena mereka itu adalah makhluk abadi.
➿➿➿
Hembusan napas itu membuat Minho membuka matanya. Mata besar nan indah itu menatap pria yang tengah tertidur pulas di depannya.
Tiba-tiba mata pria Bang itu terbuka dan pandangan mereka beradu saat itu.
"Hmm" Minho menjauhkan tubuhnya dari pria itu. Chan tersenyum kemudian dia bangun dari sana dan duduk.
"Kau tertidur sangat pulas tadi" ujar Chan, hal itu sukses membuat Minho malu. Apa Chan bangun lebih awal dari dirinya tadi?
"Maafkan saya" kata Minho lalu dia bangun dari sana. Chan nampak meregangkan tubuhnya lalu dia mengangguk dan pergi dari sana.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
![](https://img.wattpad.com/cover/287111804-288-k224107.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKSIDE | BANGINHO ✔
FanfictionNote: Sebelum baca wajib follow aku author dulu BANGINHO FANFICTION Kemarahan dan dendam yang dia miliki oleh Bang Chan membuat sang mate pergi, akankah mereka akan dipertemukan lagi? Warning ⚠️ -BXB -mature content 🔞 -Minho : bottom -Bang Chan...