XIII. DANDELION

1K 157 5
                                    

Minho benar-benar terpukau melihat pemandangan indah itu. Baru pertama kalinya dia keluar jauh dari pack. Chan menarik senyuman di bibirnya saat melihat reaksi Minho.

"Kau terlihat sangat senang" kata Chan pada si manis. Minho langsung menatap Chan lalu dia tersenyum juga.

"Pemandangannya sangat indah Tuan, aku baru pertama kali melihatnya" kata Minho dengan penuh antusias.

Chan mengangguk lalu dia juga menatap ke sekeliling.

"Berhenti" kata Chan hal itu membuat si pengemudi menghentikan kereta itu. Minho nampak terkejut, apa dia membuat kesalahan? Pria manis itu terlihat kebingungan sambil menatap ke arah Chan.

"Ayo!" Chan menyerahkan tangan kanannya pada  Minho. Hal itu semakin membuat Minho kebingungan.

"Ayo kira turun" kata Chan untuk meyakinkan Minho. Dan akhirnya Minho menerima tangan Chan dan dia turun dari kereta itu.

"Kau pergilah!" Kata Chan pada sang pengemudi. Mendengar Perintah sang Alpha pria itu mengangguk dan pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.

Chan menggandeng Minho masuk ke dalam hutan, hal itu membuat Minho menjadi takut saat itu. Namun mata pria manis itu berbinar saat melihat hamparan bunga yang ada di lembah itu.

"Wahhh kenapa ada tempat seindah ini" kata pria manis itu sambil menutup mulutnya.

"Pergilah ke sana" kata Chan pada si manis, Minho langsung melepaskan tangan Chan dan berlari ke arah bunga-bunga yang indah itu.

Wangi bunga itu membuat Minho sangat betah di sana. Pria itu lalu tidur di antara hamparan rerumputan sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang sangat menyejukan.

Saking nyamannya, Minho pun memejamkan matanya. Namun dia merasakan sesuatu yang berada di sampingnya. Bulu halus itu dapat Minho rasakan di pipinya.

Pria manis itu kemudian membuka matanya, serigala abu-abu besar itu sekarang tengah tidur di samping Minho. Si manis lalu bangun lalu dia duduk dan menatap makhluk itu.

"Tuan Chan!" Panggil Minho pada pria itu, namun sama sekali dia tidak mendapatkan jawaban.

Tiba-tiba serigala itu membuka matanya, Minho dengan jelas dapat melihat mata coklat kekuningan itu.

"Siapa kau?" Tanya Minho sambil mengelus bulu halus dari serigala itu. Nampaknya makhluk itu senang saat Minho menyentuh dirinya.

Sambil membelai lembut serigala besar itu, Minho menatap ke sekeliling berusaha mencari Chan.

"Apa Tuan Chan meninggalkan aku di sini? Hmm aku rasa aku harus pergi" kata pria manis itu lalu dia bangun dari sana.

Minho meninggalkan serigala Abu besar itu, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat mendengar suara pria yang dia cari.

"Minho aku di sini" kata pria Bang itu tengah duduk tepat di tempat serigala itu tadi. Minho berusaha untuk mengucek matanya memastikan apa yang dia lihat.

"Tuan Chan kenapa anda bisa ada di sana" ujar Minho menghampiri pria itu. Chan lalu menepuk tempat kosong di sampingnya.

"Tadi ada seekor serigala besar, tapi sudah hilang apa anda melihatnya?" Tanya Minho pada pria itu. Chan tersenyum lalu dia menatap ke depan.

"Serigala apa maksud mu? Aku diam di sini daritadi" kata Chan. Minho lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu sesuatu muncul di kepalanya.

"Tuan Chan maafkan saya, tadi saya menyentuh yang mulia tanpa izin" kata Minho sambil memohon maaf. Dia baru sadar serigala itu adalah Chan yang tengah berubah sift.

Pria Bang itu terkekeh melihat kelakukan Minho, dia lalu mengusap pucuk kepala pria manis itu.

"Kau sangat polos Minho" kata pria itu, hal itu masih membuat Minho tidak enak. Chan lalu tidur di atas paha Minho. Dia dengan jelas melihat wajah si manis itu saat menunduk.

"Tidak apa Minho" kata pria Bang itu. Beberapa lama posisi itu diterapkan. Hal itu sukses membuat Minho menjadi canggung.

"Hmmmm" Chan lalu bangun dan kembali duduk di samping Minho.

"Aku sudah memperlihatkan wujud ku pada mu, jadi sekarang giliran mu" ujar Chan. Mendengar itu membuat Minho terkekeh pelan.

"Saya tidak bisa Tuan" kata Minho.

"Kenapa?" Tanya Chan.

"Wolf yang ada dalam diri saya tidak mau berbicara atau keluar" jelas Minho. Chan lalu mengangguk. Mendengarnya Chan mengangguk pelan.

"Bermainlah sebelum kita pulang, aku akan menunggu mu di sini" kata Chan, Minho langsung mengangguk dan berlari mengelilingi lembah itu.

Tiba-tiba Minho menghampiri pria itu, dia terlihat membawa dua bunga berwarna putih dan merah muda.

"Tuan ini untuk mu" kata Minho saat memberikan bunga yang berwarna putih itu pada Chan. Chan mengambilnya dan terlihat kebingungan.

"Ini untuk apa?" Tanya Chan.

"Ini bunga dandelion, ibu mengatakan kita bisa membuat harapan sebelum kita meniup bunga itu, harapan kita akan diantaran oleh tiupan bunga itu ke Moon Goddess" jelas Minho. Chan mengangguk kemudian dia memejamkan matanya membuat harapan. Lalu dia meniup bunga itu dengan satu tiupan, sari bunga itu bertebaran dibawa oleh angin.

"Giliran mu" kata Chan pada si manis. Minho memejamkan matanya sejenak lalu dia meniupnya.

"Semoga harapan ku terkabul" kata Minho sambil menatap sari bunga itu terterbangan.

"Memangnya apa yang kau inginkan?" Tanya Chan pada pria manis itu. Minho nampak tersenyum kaku.

"Aku ingin berbicara dengan wolf ku dan ingin bertemu dengan mate ku" kata Minho pada pria itu.

"Lalu apa yang Tuan harapkan?" Tanya Minho lagi, Chan nampak menggeleng pelan.

"Ahh kenapa bunga ku tersangkut di rambut mu"  kata Minho saat menyadari sebuah sari bunga yang dia tiup ada di rambut Chan. Minho mencoba membersihkannya.

"Minho sebaiknya kita kembali" kata Chan pada pria itu. Minho langsung mengangguk dan bangun dari sana. Saat Minho berbalik, dia melihat sari bunga dandelion putih itu tengah menempel di punggung Minho.

"Minho" panggil Chan pada pria manis itu. Minho langsung berbalik dan menatap Chan.

"Kau ingin tahu apa yang aku harapkan?" Tanya Chan pada pria manis itu. Minho menaikan salah satu alisnya.

"Aku berharap mate yang ku tunggu selama  bertahun-tahun kembali pada ku" kata pria Bang itu.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

DARKSIDE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang