II. STOP

1.6K 188 4
                                    

"Kau akan membawa ku ke mana?" Minho berusaha meronta saat Chan membawanya ke suatu tempat.

"Diam kau!" Teriak Chan sambil menyeret tubuh pria itu.

Sampai pada akhirnya mereka sampai di sebuah pondok yang berada dekat dengan tebing.

Chan membuka pintu itu lalu dia mendorong Minho masuk ke sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chan membuka pintu itu lalu dia mendorong Minho masuk ke sana. Chan mengunci pintu , lalu dia kembali menyeret Minho ke ruangan bawah tanah yang tersembunyi di sana.

Suara tetesan air itu terdengar sangat jelas, hawa dingin dan mencekam dapat dirasakan di sana.

"Aww" kata Minho saat pria itu membuangnya dengan sembarangan ke lantai. Air mata itu tidak bisa berhenti keluar saat Chan menjambak rambut pria manis itu dengan kejam.

"Mulai sekarang kau akan diam di sini, jangan mencoba untuk kabur. Jika tidak aku akan menyiksa mu" kata pria Bang itu sambil menjambak rambut Minho.

"Bunuh aku saja!" Teriak Minho. Tamparan itu kemudian dia dapatkan di pipinya.

"Keras kepala" kata Chan, lalu dengan kesalnya dia mengambil rantai dan mengikutinya tubuh pria itu dengan rantai.

"Nikmatilah oksigen yang masih bisa kau hirup, karena semua itu akan lenyap dengan seketika nanti" kata pria itu dengan senyuman sinisnya sambil mencengkram pipi pria itu.


➰➰➰

"Selamat ulang tahun alpha" kata pria yang menjadi beta itu. Chan nampak tersenyum mendengarnya. Saat itu adalah pesta ulang tahunnya.

Tak hanya keluarga alpha, namun seluruh pack merayakan ulang tahun sang pemimpin mereka.

Senyuman dari pria Bang itu membuat semua orang terpesona, bagaimana tidak sang alpha yang tampan, berani dan bijaksana membuat siapapun tak akan berpaling baginya.

Namun mereka tidak tahu bahwa pria itu memiliki sebuah sisi gelap yang benar-benar kelam.

"Aku mendengar kabar tentang mate mu" kata alpha dari pack lain, yaitu Lee Juyeon.

"Mereka membunuhnya" kata Chan dengan wajah sedihnya.

"Aku harap dewi bulan mengirimkan mu mate lainnya" kata pria itu. Chan lalu tersenyum hambar.

"Aku tidak membutuhnya mate lagi" kata pria itu tiba-tiba.

Dengan langkah tegasnya pria Bang itu berjalan menelusuri hutan di malam gelap itu. Di tangannya sekarang sudah berada sebuah belati dan cambuk.


-

Cambukan itu membuat Minho terbangun, saat membuka matanya wajah pria itu sudah berada di depannya saat ini.

"Siapa yang menyuruh mu untuk tidur?" Tanya Chan sambil memegang dagu milik Minho. Seketika tubuh Minho bergetar hebat saat pria itu menyodorkan belati itu ke lehernya.

DARKSIDE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang