Setelah masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya, Sina melepas gaun yang ia kenakan hari ini. Gaun itu penuh makna baginya. Gaun peninggalan ibunya itu juga sebagai gaun, ketika ibunya menjalin hubungan yang lebih serius dengan ayahnya. Air mata tak terbendung turun membanjiri wajahnya. Setelah ia berganti dengan pakaian tidur, ia menghapus semua riasan di wajahnya dan melepas ikatan rambutnya. Ia berjalan menuju gaun yang ia pakai tadi dan memeluknya.
"Mama, papa maafkan aku! Malam ini aku telah membuat kalian merasakan kesedihan yang luar biasa jika kalian masih hidup dan menyaksikan pertunanganku dibatalkan dihadapan banyak orang. Aku memakai gaun ini karena aku merasa bahwa kalian mendampingiku di acara yang akan membuatku bahagia. Tetapi semua sirna. Yang aku dapatkan hanya rasa sakit di hati dan malu. Mengapa ia tidak mempunyai perasaan? Ia sudah membuatku seperti ini. Aku memang mencintai dia lebih dari aku mencintai Joe waktu itu. Aku juga berharap dia bisa menjaga dan melindungiku selamanya. Hanya ia yang bisa aku andalkan. Ternyata semuanya salah." kata Sina dengan sesenggukan. Hatinya sangat sakit mengingat kejadian tadi.
Ia tidak ada daya untuk berdiri. Terduduklah ia di atas lantai dekat jendela yang tertutup tirai putih tipis. Ia meratapi kesedihannya malam ini.
"Aku tahu mungkin ia menolakku karena status kami berbeda. Aku bisa menerima itu. Tapi, bukan hanya itu saja. Ia mencintai wanita yang sama dengan wanita yang dicintai Joe waktu itu. Kalau dia menolakku. Mengapa ia tidak lakukan ketika paman memberikannya tawaran akan mengadakan pertunanganku dengannya. Mulai saat ini, aku tidak akan percaya kepada siapapun dan bergantung kepada siapapun. Sina akan berubah menjadi Sina yang seperti dulu. Aku akan menjadi orang yang kuat dan mandiri. Rasa sakit ini tidak akan bisa aku lupakan dari ingatanku." kata Sina sambil menangis. Ia kemudian merangkak ke atas tempat tidurnya. Ia menangis sambil memeluk gaun ibunya itu. Karena sudah lelah dan menangis terus, ia akhirnya tertidur dengan wajah yang dibasahi oleh air mata.
**************
Di dalam mobil milik Cahir, terdiam sejenak dua orang yang berlainan jenis kelamin itu. Cahir dan Gendhis masih terdiam. Gendhis melihat Cahir dari samping. Lelaki itu pucat wajahnya, terlihat gelisah, dan tangannya pun gemetaran. Gendhis berusaha untuk mengajaknya berbicara."Kalau kita sedang berdua saja. Apakah aku boleh memanggilmu Aryan?"kata Gendhis kepada Cahir yang memang nama aslinya adalah Aryan Garrick.
Mendengar kata-kata Gendhis itupun, Cahir tersadar dari pikirannya yang sedang kacau. Ia melirik ke arah Gendhis sebentar dan kembali fokus menyetir. Kemudian ia menjawab pertanyaan Gendhis.
"Boleh saja." jawab Cahir.
"Aku tahu kamu menggunakan nama Cahir karena profesimu sebagai pengawal profesional dan kamu tidak ingin riwayat hidupmu diketahui banyak orang kan? Mengapa kamu sangat tertarik menjadi pengawal? Kamu berlatih keras sejak lulus kuliah sampai mendapatkan gelar profesional." tanya Gendhis kepada Cahir. Ia masih melihat tangan Cahir gemetar dan wajahnya masih pucat. Ia tahu kejadian tadi juga membawa dampak bagi Cahir atau Aryan.
"Aku hanya menyukai profesi ini saja." jawab Cahir tanpa melihat Gendhis.
"Hmmm. Aku juga ingin bertanya kepadamu, Aryan. Apakah benar yang kamu rasakan kepadaku selama ini adalah rasa cinta?" tanya Gendhis kepada Cahir. Cahir menatap sekilas ke arah Gendhis. Cahir tidak bisa menghentikan mobil untuk berbicara kepada Gendhis karena ia harus kembali ke rumah Sina.
"Aku mempunyai rasa denganmu sejak pertama kita bertemu. Sejak itu aku menyukaimu."jawab Cahir kepada Gendhis. Gendhis yang mendengar hal itu pun hatinya sebenarnya senang dan hangat. Ia selama ini tidak menyadari bahwa lelaki yang ada di sampingnya itu juga mampu memikat hatinya. Namun selama ini ia berpikir jika Cahir hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat kecil saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & Me
RomanceSina Maharani Adams dipanggil Sina. Gadis muda yang sangat pintar, pewaris kekayaan orang tua dan keluarga, berambisi, menjadi pemimpin di perusahaan, dan terkenal sangat dingin. Kedua orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena suatu insiden.. Dia...