Bulan Madu

592 43 31
                                    

"Aduh bahagianya diriku. Istriku memasak untukku."ujar Aryan kepada istrinya. Kini ia sedang memeluk istrinya dari belakang dan mencium bahu dan pipi istrinya. Bu Rinta dan Bi Inah yang melihat keduanya mesra pun ikut bahagia dan menggoda.

"Aduh pengantin baru. Maunya mesra-mesraan terus."goda Bu Rinta. Tentu saja hal itu membuat Sina merasa malu. Sina yang merasa drama dari Aryan yang berlebihan berusaha untuk membisikkan sesuatu kepada Aryan. Namun sayangnya, ia tak sempat memberitahu Aryan. Karena di situ masih ada Bu Rinta dan Bi Inah. Ia berusaha untuk membuat Aryan tidak bergelayut padanya tetapi Aryan tidak mau melepas pelukannya itu hingga membuat Sina menyerah.

"Kamu ingin aku masakin apa?" tanya Sina kepada Aryan. Kedua wajah mereka saling berdekatan. Mereka tidak saling jujur dan tahu bahwa posisi itu mampu membuat jantung keduanya sama-sama berdegup kencang.

"Makanan apa saja aku mau. Asal yang membuat itu istriku. Memangnya kamu bisa masak?"tanya Aryan.

"Ya bisalah. Nanti kamu coba sendiri."jawab Sina.

"Berarti aku benar ya memilih kamu jadi istriku. Beruntung sekali aku."kata Aryan kepada Sina dan sekali lagi mendaratkan ciumannya ke pipi Sina.

"Memangnya kamu memilihku menjadi istrimu? Aku ini hanyalah alat yang kamu gunakan untuk membalaskan dendammu kan? Dan juga sekaligus bisa menjadikanku pelayanmu."ujar Sina dalam hati.

"Kenapa sih melamun? Cepatlah memasak untukku. Aku tidak sabar untuk makan masakan istriku ini. Aku sudah lapar."kata Aryan kepada Sina.

"Kalau kamu masih seperti ini, aku tidak bisa melakukan pekerjaanku. Tunggulah aku di meja makan!"pinta Sina kepada Aryan yang masih memeluk istrinya. Secara perlahan-lahan ia pun melepaskan pelukannya.

"Baiklah ratuku. Aku akan menunggumu di ruang kerjaku. Kalau sudah matang beritahu aku."kata Aryan yang sekali lagi mencium pipi Sina. Tampak Bu Rinta dan Bi Inah terkekeh melihat mereka berdua.

Ketika Aryan meninggalkan dapur. Sina mulai sibuk untuk menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. Karena udara terasa dingin, ia ingin memasak untuk Aryan sesuatu yang berkuah panas. Agar tubuh Aryan tetap hangat. Sina memasak sop iga sapi dan menu pendamping tradisional. Tak lupa ia membuatkan susu jahe untuk suaminya itu.

Melihat Sina memasak dengan serius, Bu Rinta menjadi terharu. Ia tidak percaya, akhirnya ada seorang wanita lagi di rumah selain dirinya. Ia terlihat bangga terhadap Sina.

"Ibu mengapa masih di sini? Ibu bisa duduk-duduk di depan. Di usia ibu ini sudah saatnya untuk menikmati hari-hari bu. Semuanya biar Sina dan Bi Inah yang mengerjakan."kata Sina kepada ibu mertuanya itu.

"Ibu cuma mencuci piring sekalian menggerakkan tubuh. Sina juga kenapa ada di sini? Sudah banyak pelayan yang mengurus semuanya."tanya Bu Rinta kepada menantu kesayangannya itu.

"Saya seorang istri dan anak di rumah ini Bu. Dan sudah tugas saya juga mengurus rumah ini."jawab Sina. Jawaban Sina membuat Bu Rinta semakin menyayangi menantunya itu.

"Ibu menyayangimu nak. Aryan begitu beruntung mendapatkan istri seperti kamu."kata Bu Rinta sambil memeluk menantunya itu. Mereka berpelukan erat. Keduanya mempunyai rasa yang sama. Sama-sama mendapatkan kehangatan. Sina mendapatkan pelukan hangat dari seorang ibu. Dan Bu Rinta mendapatkan pelukan hangat dari menantu yang selama ini ia inginkan.

"Ibu mandi dulu ya. Terima kasih sudah melakukan ini semua. Ibu janji akan makan masakanmu semuanya dengan lahap."kata Bu Rinta dengan senyuman manisnya. Wanita itu masih terlihat segar di usianya yang senja.

"Sama-sama Bu. Sina akan memasak yang paling enak untuk ibu dan Aryan." Ucap Sina dengan senyumanya yang khas.

Sesudah berpelukan Bu Rinta pun pamit dan Sina melanjutkan memasaknya di dapur. Setelah selesai  memasak, ia meminta Bi Inah untuk menghidangkan makanan itu di meja makan karena Sina belum mandi.

You & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang