"Mau dibawa kemana saya?"tanya Sina dengan rasa ketakutan.
"Jika anda terus saja meronta dan berteriak, saya tidak akan segan-segan untuk menembak."ancam anak buah dari Tirta.
Sedangkan di tengah jalan masih terkapar Erik, ia ditemukan oleh Joe dan Gendhis. Joe dan Gendhis berusaha untuk menyadarkan Erik yang pingsan karena terkena pukulan anak buah Tirta. Untung saja lukanya tidak terlalu parah, hanya mata yang lebam dan bibirnya berdarah. Ada sedikit darah juga di kepalanya.
"Erik.. Erik.. Apa yang terjadi? Mengapa kamu bisa tergeletak di sini?"tanya Gendhis dengan cemas.
"Nyonya Sina diculik oleh orang tak dikenal."jelas Erik masih tersengal kesakitan.
"Apa yang kamu bilang? Sina diculik? Terus bagaimana? Kita kehilangan jejaknya."kata Joe tidak kalah cemasnya.
"Di mobil yang ditumpangi Nyonya Sina sudah ada alat pendeteksi keberadaan mobil itu. Beberapa anak buah dari Tuan Aryan punya alat untuk melacaknya. Jika ada pergerakan yang mencurigakan anak buah Tuan Aryan akan melacak dan mengejar keberadaan mobil itu dan segera bekerja sama dengan kepolisian. Sahabat dekat Tuan Aryan ada yang menduduki jabatan yang penting di kepolisian. Sekarang yang perlu saya lakukan adalah memberitahu Tuan Aryan. Nanti setelah itu, tolong antarkan saya untuk mengikuti mobil itu. Saya juga punya alatnya."kata Erik kepada Gendhis dan Joe.
"Baiklah. Cepat beritahu Aryan! Dan segera kita mengejar mobil yang ditumpangi Sina."ucap Gendhis sangat kawatir.
Joe dan Gendhis memang kembali ke Indonesia untuk mengurus beberapa hal mengenai kepindahan Gendhis nantinya di Swiss. Joe mengantar dan menemani Gendhis karena Gendhis sudah menceritakan semua perihal kejahatan Tirta. Maka dari itu, Joe tidak mau sesuatu hal terjadi kepada Gendhis.
***********************
Suasana di ruang meeting masih tenang seperti biasa. Aryan sedang menjelaskan beberapa materi baru untuk perusahaan yang sudah diambil alih olehnya. Nampak semua karyawan mendengarkan penjelasan dari Aryan dengan seksama. Bahkan di ruang itu ada Tirta yang masih duduk dengan tenang dan senyuman yang licik. Ketika sedang sibuk menjelaskan, tiba-tiba handphone Aryan berdering. Handphone itu selalu ia nyalakan bunyinya sebagai bentuk kewaspadaan jika terjadi sesuatu yang tidak baik. Meski ia sedang sibuk, ia tetap memantaunya terus. Ketika handphone itu terus berbunyi dan Aryan melihat nama di layar handphone tersebut, ia menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres sudah terjadi. Karena selama ini Erik jarang meneleponnya.
"Mohon maaf sebentar, saya minta ijin untuk mengangkat telepon terlebih dahulu. Permisi."ijin Aryan kepada semua orang di tempat itu. Tampak senyuman kemenangan terlihat jelas di wajah Tirta.
"Halo, ada apa Erik? Mengapa kau tiba-tiba meneleponku?"tanya Aryan kepada Erik.
"Tuan Aryan gawat. Nyonya Sina diculik orang tak dikenal. Tadi sewaktu di rumah Nyonya Sina meminta bantuan saya untuk mengantarkan ke suatu tempat. Ia tampak gelisah dan ketakutan. Ketika di tengah jalan, mobil kami dihadang seseorang. Saya dipukul sampai pingsan. Nyonya ada di dalam mobil. Dan ketika saya sudah sadar, mobil itu sudah tidak ada bersama Nyonya Sina."jelas Erik kepada Aryan yang seketika membuat amarah Aryan memuncak.
"Apa? Sina diculik? Di mana awalnya Sina ingin diantarkan?"tanya Aryan.
"Di suatu pabrik kosong di daerah pinggiran. Tapi saya melihat alat pendeteksi mobil Nyonya Sina tidak ke arah daerah pinggiran tuan. Saya juga sudah memberikan informasi kepada anak buah Tuan yang lainnya. Mereka sudah mengejar dari awal."kata Erik kepada Aryan.
"Aku akan menuju tempat itu. Aku juga membawa alat pendeteksinya. Jangan lupa apa yang harus kamu lakukan seperti yang sudah aku bekali untuk semua pengawalku."kata Aryan kepada Erik.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & Me
RomanceSina Maharani Adams dipanggil Sina. Gadis muda yang sangat pintar, pewaris kekayaan orang tua dan keluarga, berambisi, menjadi pemimpin di perusahaan, dan terkenal sangat dingin. Kedua orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena suatu insiden.. Dia...