Suasana di dalam ruangan mendadak tenang ketika seseorang berkata bahwa direktur mereka segera tiba di ruangan itu. Beliau sudah ada beberapa meter dari ruangan tersebut. Setelah mendengar hal itu, segera bangkit Sina dari kursinya dan akan membukakan pintu ruangan rapat untuk direktur barunya itu. Hatinya berdebar karena ia terus memikirkan apakah direkturnya itu dulu adalah saingan bisnisnya. Dia melangkah dengan percaya diri dan pintu dibuka oleh Sina. Semua orang menyapa direktur tersebut. Tetapi tidak dengan Sina. Ia terkejut bukan main. Ternyata direktur barunya adalah Cahir.
"Cahir." ucap Sina pelan. Yang menatap Cahir sampai Cahir melangkah dan duduk di tempat duduknya. Semua orang menatap ke arah Sina karena hanya dialah yang tidak mengucapkan salam. Sadar ia menjadi pusat perhatian, cepat-cepat Sina juga mengucapkan salam untuk direkturnya itu.
"Se...selamat pagi pak!" Kata Sina yang masih tidak percaya dengan semua ini. Sedang Cahir tampak seolah-olah tidak mengenal Sina. Sina yang melihat hal itu berusaha untuk tetap tenang dan ia mulai mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan rapat.
"Tolong buatkan saya kopi!" pinta Cahir kepada Sina yang berdiri di sampingnya karena baru saja memberikannya fotokopian materi hari ini.
"Baik, pak." jawab Sina yang terus menatap Cahir. Kemudian melangkah perlahan keluar dari ruangan untuk membuatkan kopi. Tampak senyuman tipis di bibir Cahir.
Sina membuatkan kopi untuk Cahir di dapur kantor. Ia terus memikirkan mengapa selama ini Cahir membohongi semua orang. Ia bukanlah pengawal profesional melainkan seorang direktur di Karya Mandiri, tbk, salah satu perusahaan besar di sini. Malahan lebih besar dari perusahaan milik keluarga Sina.
"Mengapa ia berbuat seperti ini. Berpura-pura masuk ke keluargaku dan menjadi pengawalku. Apa kira-kira tujuannya? Apa yang dia cari? Pantas saja ia bisa membeli rumah yang aku tinggali sekarang dan mempunyai anak buah yang disuruh untuk menjagaku? Dia sudah mempermainkanku. Apa misi dia sebenarnya?" gumam Sina dalam hati. Setelah kopi selesai dibuat. Sina segera mengantarkan kopi itu untuk Cahir.
Sina membuka pintu ruangan rapat dan dia berjalan perlahan-lahan untuk memberikan kopi itu kepada Cahir. Tampak Cahir sedang serius memperhatikan laporan dari setiap divisi perusahaan. Sina pun kembali duduk di tempat duduknya. Ia duduk agak ke samping dekat dengan Cahir. Pemandangan baru yang didapat Sina. Ia melihat sosok lain dari Cahir. Sosok yang tegas, berwibawa, dan sangat cerdas. Sina berusaha untuk melihat papan nama yang ada di atas meja rapat itu. Tetapi ia tidak dapat membaca nama Cahir. Ketika masuk ia lupa melihatnya.
"Pak Aryan saya mempunyai ide. Bagaimana jika kita menambah untuk membuka satu bagian lagi di sana?" kata salah satu divisi perencanaan.
"Jika kamu mempunyai ide itu. Buat rencana, perhitungan dan lakukanlah. Harus berani melangkah untuk mendapatkan itu semua. Lanjutkan idemu! Jangan lupa untuk buat sekreatif mungkin!"kata Aryan dengan sangat tegas dan berwibawa.
Samar-samar Sina mendengar nama Cahir disebut oleh karyawannya. Mereka memanggilnya Aryan. Sepertinya Sina pernah mendengar nama itu. Benar saja ia mengingat nama itu.
"Aryan.. Apakah nama lengkapnya adalah Aryan Garrick? Aku pernah membaca artikel mengenai sosoknya tetapi dari dulu ia tidak ingin diliput dan difoto. Apakah betul dia Aryan Garrick? Pengusaha muda yang sangat sukses menguasai pasar internasional dan nasional. Mempunyai banyak sekali perusahaan besar di berbagai jenis perusahaan mulai dari industri, jasa, dagang dan masih banyak lagi. Dia juga mempunyai hotel, resort dan restauran baik di luar negeri dan di Indonesia. Apakah benar dia?" gumam Sina dalam hati.
*****************************
Tidak terasa rapat sudah selesai. Semua orang kembali ke tempatnya masing-masing setelah direktur mereka keluar. Sina sudah mengikuti langkah Aryan meninggalkan ruangan itu menuju ruangannya. Mereka berjalan berdua bersama orang kepercayaan Aryan. Orang itu adalah Henry. Mereka berjalan dengan keheningan. Tidak ada percakapan diantara mereka. Setelah sampai di depan ruangan Aryan. Dia melihat ke belakang dan berkata sesuatu kepada Sina dan Henry.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & Me
Любовные романыSina Maharani Adams dipanggil Sina. Gadis muda yang sangat pintar, pewaris kekayaan orang tua dan keluarga, berambisi, menjadi pemimpin di perusahaan, dan terkenal sangat dingin. Kedua orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena suatu insiden.. Dia...