✧✧

3.2K 327 61
                                    

NSFW!

Saat ini seorang gadis yang tengah bimbang sedang berada di dalam jakusi yang sudah disediakan disana.
Memikirkan apa yang harus ia katakan pada seorang pria yang sudah menjadi pemiliknya malam ini sampai seterusnya. Yang tak lain dan tak bukan Haitani Rindou.

"Apa yang harus aku katakan padanya?" Batin (name).

Pemikiran yang mulai gusar membuat dirinya menenggelamkan wajahnya ke jakusi lebih dalam. Apa semua akan baik-baik saja?

"Apa yang harus ku jelaskan terhadap Rin?" Itulah sekarang pemikirannya.

Pikiran yang kacau dengan mengingat masa remajanya yang direnggut oleh orang tuanya itu membuat dirinya trauma dengan ingatan-ingatan masa kecilnya itu.

Tok tok tok

Konsentrasinya seketika hancur dan melihat ke arah pintu, dirinya mulai bangkit dari jakusi dan mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya dan menutupi tubuhnya itu.

"(Name), kau masih didalam?" Itulah pertanyaan dari Rin.

"Iya, tunggu sebentar." Balas (name).

Kini dirinya buru-buru mengenakan bajunya yang sudah disediakan. Baju tidur biasa yang mungkin bisa dibilang mahal karena berasal dari merk ternama.

"Apa yang akan dia lakukan?"
"Apa akan terjadi malam ini?"

Pemikiran seorang gadis lugu yang bekerja malam demi orang tua itu. Ketukan pintu makin kencang yang membuat yang mengetuk sungguh tak sabar.

Rin membuka pintu tersebut dan melihat ke dalam. Terlihat seorang gadis yang menyisir rambutnya dengan tenang. Rin berjalan masuk dan menyisir rambut gadis tersebut.

Seringai terlihat di wajah Haitani Rindou itu. Yang ditatap hanya malu-malu dengan pikirannya sendiri.

"Kau tau? Aku bisa menariknya jika kau mau?"

"Apa?"

"Akan kutarik rambutmu."

"Untuk ap-." Kalimatnya terpotong.

"Akh!" Jerit si gadis.

Rindou menarik rambut sang gadis tanpa aba-aba sambil menyeringai. Dengan sigap Rindou mencengkram dagu sang gadis dengan kuat.

"Inilah yang ku maksud, namun kau akan berteriak karena kau menikmatinya."

"Tolong lepas." Lirih sang perempuan.

"Kau ingin hal itu?"

Si gadis menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku tidak mau."

Rindou mendengus kesal dengan jawaban sang perempuan. Bisa-bisanya perempuan rendah sepertinya menolak dirinya. Sungguh tak tau malu sekali gadis ini, bisa dipastikan Rindou sedang sangat kesal.

"Rin, tolong lepaskan." Rintihan tersebut terdengar samar-samar.

Rindou malah menyeretnya dari kamar mandi ke kamar tidurnya, tidak mempedulikan wanita yang ia seret itu walau sudah meneriakkan namanya. Namun tetap saja, itu hanya nyayian tidur bagi Rindou.

(Name) disisi lain sangat tersiksa dengan apa yang dilakukan oleh orang brengsek itu. Untuk apa harus diseret, bisakah laki-laki itu berbicara?

Rindou kemudian mengangkat tubuh sang wanita dan menidurkannya diranjang. Mengelus wajah mulusnya itu dan mencium bibir sang gadis dengan lembut.

Siapa yang tak terbuai dengan hal ini?

Tentu semua orang akan membalas ciuman itu, apalagi jika laki-laki tersebut adalah Rindou.

Ciuman itu mulai menjadi liar karena mereka kini beradu lidah, yang membuat sang gadis mengerang dalam ciuman tersebut.

Tangan kecil tersebut mulai menepuk pundak sang pria karena kehabisan nafas. Rin yang merasakan tepukan itu langsung berhenti.

Melihat wajah gadis yang sangat merah dan air matanya, bulir-bulir yang seperti berlian baginya.

Sang gadis terengah-engah menghirup oksigen, namun Rindou langsung menyerang leher sang wanita.

Mencium, menghisap dan mengigit, tanda kepemilikan yang dibuat sudah terlihat. Merah, biru, dan ungu merupakan warna yang terlukis disana.

Sang gadis hanya menikmati permainan tanpa melawan. Kini dirinya sudah masuk kedalam perangkap sang predator. Sungguh aneh tapi nyata.

Permainan yang Rindou berikan sangat-amat nikmat baginya. Rin mulai membuka baju tidur sang wanita dan mengapresiasi apa yang ia lihat.

Melihat suatu hal yang tak pernah ia lihat, walau sudah tidur dengan banyak wanita namun ini sangat berbeda. Perasaan yang menggebu-gebu ini, sangat berbeda dengan apa yang pernah ia rasakan.

"Rin." Lirih sang wanita.

Rindou mulai menyelusuri badan gadis itu, semua hal yang ia sentuh terasa sangat pas di tangannya, semua miliknya, hanya miliknya.

Tak ada siapapun yang bisa menyentuhnya, dan tak akan ada yang bisa merebutnya darinya. Ia tak ingin kehilangannya kali ini.

Menunggu 10 tahun untuk si gadis sangat sulit baginya, dan adanya kesempatan bertemu sang gadis membuat dirinya tak bisa mengkontrol perbuatannya.

Kini tangan tersebut menelusuri bagian bawahnya, membuka dalaman secara perlahan dan mulai menyentuhnya. Sungguh tak dirasa, wanita secantik ini masih belum pernah melakukan hubungan seksual.

Rindou tersenyum dikala cairan bening mulai melumuri jari Rindou.

"Kau sangat liar, lihatlah cairan ini dan bahkan dirimu. Pelacur yang sangat kotor dan rendah ini." Ucapnya sambil memasukan paksa jarinya tersebut kedalam mulut sang gadis.

"Kau bisa rasakan itu? Itu adalah dirimu yang kotor." Sambungnya sambil tersenyum.

Si gadis hanya merintihkan air mata, perkataan yang sangat menghina baginya, namun terdapat gejolak aneh di hati dan perutnya. Sungguh tak terduga.

Rin mengeluarkan jarinya dari mulut (name) dan memasukan satu jari secara perlahan. Jeritan terdengar yang membuat Rindou tersenyum.

Jeritan yang terdengar seperti kicauan burung di telinganya. Ekspresi kesakitan sang lawan main juga membuatnya terbawa nafsu.

Setelah dirasa masuk, Rin mulai menggerakkan jarinya secara pelan dan makin lama makin brutal, kini (name) mendesahkan sama Rindou.

"Hei, hei hei, lihatlah pelacur bodoh dan kotor ini. Sangat cocok untuk dipakai sebagai toilet sperma bukan?" Ucap Rindou.

(Name) hanya mendesahkan nama Rindou. Hanya Rindou yang ada dipikirannya, rasanya sangat nikmat.

"Kau ternyata serusak ini ya?"

"Dasar wanita kotor. Jalang sepertimu sangat sulit diketahui."

Oh, entah apa yang bisa (name) katakan, dirinya sangat suka ketika Rin menghinanya. Gejolak perasaan bahagia dan kenikmatan yang tiada tara-nya ini yang membuat dirinya merasa ada yang aneh.

"C'mon babe, scream my name like you mean it."

"Rin!" Jerit (name) ketika dirinya mencapai klimaksnya hanya dengan jari Rindou.

"Sangat mengecewakan, dirimu keluar dengan 1 jari."

Rin menjilat jarinya yang baru saja memuaskan si wanita. Kini Rin mulai melepas bajunya dan ikat pinggangnya.

"It's gonna be a long night ride."

To be continue.

Wicked Games - Haitani RindouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang