2.1K 203 15
                                    

"That was fun." Rin berkata.

Dunia seakan terhenti didepan mata (name). Orang tuanya terbunuh, barang bukti ada ditangannya. Baju yang bernoda darah dengan beberapa ceceran otak dan usus. Sangat menjijikan bau amis khas darah mayat. Seluruhnya, semuanya hancur. Hancur didepan matanya. Memang benar apa yang ia lihat dan pikirkan. Pada akhirnya semuanya akan meninggalkannya.

Namun apakah memang berakhir? Apa memang benar? Namun mengapa rasanya sangat bahagia? Mengapa semua nya terasa sangat ringan, semuanya terasa seperti surga. Hidupnya lebih tenang.

Mengapa dirinya bahagia?
Mengapa dirinya tidak sedih?

Itulah pertanyaan dan isi pikiran sang wanita. Dirinya bingung terhadap dirinya sendiri, mengapa ini terjadi.

"Rin, kau benar-benar membunuh mereka?" Pertanyaan dengan tuturan rasa gemetar pada vokalnya.

"Tentu saja aku membunuhnya, kau tidak lihat video itu?"

"Tentu aku melihatnya, tapi kenapa?"

"Aku benci mereka. Jika aku membencinya maka mereka harus mati, penghianat bodoh dan tak tau diri harus mati. Manusia tidak berguna harus mati." Jawab Rin dengan tenang sambil menghidupkan cerutunya.

"Tapi kenapa mereka?"

"Kau bisa melihat? Mereka membuatmu seperti ini. Menjadi pelacur, bodoh dan tak bisa berfikir." Jawab Rindou.

"Kau juga tidak pernah marah pada mereka, kau tidak pernah menentang. Maka dari itu aku membunuh mereka. Lagi pula mereka membuatmu menderita." Sambung Rindou sambil menyesap asap rokoknya.

Dirimu menatap Rin tak percaya, hatimu berdebar kencang, entah kenapa, dia sangat tampan. Tidak bisa dipungkiri lagi wajah tampan Haitani bersaudara. Bahkan kakaknya juga sangat tampan. Namun Rindou. Dia berbeda.

Rindou sekilas melihat sang wanita yang sedang menatap Rin, tatapan sendu penuh arti yang membuat Rin sendiri terdiam, mengagumi maniknya yang sangat memikat dan menyedihkan itu. Terasa terjebak dalam kurungannya yang gelap dan tersiksa. Hidup sang wanita yang sangat menderita sejak kecil dan bahkan dirinya terlihat tak punya tujuan. Sungguh malang nasib wanita bodoh ini.

Rin menghembuskan asap rokok yang kini mengepul di depan wajah (name), bau rokok yang kuat membuat tenggorokan terasa kering, batuk terdengar dari mulut sang wanita. Rindou hanya terkekeh kecil sambil menyingkirkan abu rokok tersebut dalam asbak.

"Terimakasih." Itulah ucap sang wanita.

"Untuk apa?" Tanya Rin.

"Karena sudah membunuh mereka, aku sangat senang." Kalimat diakhir dengan senyuman sang wanita.

Namun ini aneh, senyuman yang tak pernah ia lihat sebelumnya, wajah yang bersemi seperti ladang bunga tulip berwarna-warni. Maniknya yang mengkilap, bersih dan bahkan berseri. Sungguh aneh menatapnya kini. Rambut yang berantakan, dan beberapa tanda di leher sang wanita terlihat jelas.

Sungguh pemandangan mempesona. Hujan masih saja turun hingga saat ini. Terdengar suara keroncongan lapar dari perut sang wanita. Kekehan kecil terdengar dari mulut Haitani Rindou.

"Kau lapar?"

Wanita menganggukkan kepalanya.

       ✷

Pagi berganti menjadi siang, tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali, hanya gelap, hujan dan suara gemuruh petir yang tak henti terdengar. Tak ada apapun di ruangan itu, hanya kasur dan jendela kamar yang sangat luas. Namun tentu ada rak lemari yang berisikan buku-buku yang sangat banyak. Tak disangka ternyata Haitani Rindou sangat suka membaca.

Wicked Games - Haitani RindouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang