۝

3.6K 397 29
                                    

Setelah kejadian pada malam tersebut kini wanita yang tadinya menangis di klub malam tersebut sudah berada di atas pangkuan sang Rindou.

Rindou Haitani, seorang laki-laki paling disegani di Roppongi dan tak lupa, banyak sekali wanita yang ingin tidur dengannya.

Meminum alkohol dan merokok. Itulah kebiasaan Rindou yang baru diketahui (name) saat ini. Kini (name) hanya duduk sambil mengelus rambut Rindou.

Memikirkan apa yang harus ia lakukan terhadap kakak kelasnya ini.

"Apa seperti ini?"

"Harus begini?"

Apa begini caranya duduk?"

"Apa yang harus kulakukan?"

"Apa dia nyaman?"

Itulah isi pikirannya saat ini, karena gadis itu baru menjadi wanita peneman minum sehingga dia tidak tau bagaimana cara untuk membuat pelanggannya puas.

Wajah gelisahnya tentu sangat terlihat bagi orang-orang yang melihatnya. Rindou melihat wajah gelisah dan kebingungannya membuat dirinya tersenyum miring.

"Kau tidak perlu berusaha begitu keras, aku sudah senang jika bertemu denganmu." Ucap Rindou secara spontan.

Hal ini tentu saja membuat (name) terdiam, terkejut sehingga tak bisa memikirkan apa-apa lagi. Dirinya diam ditempat dengan wajah datar dan seketika memerah.

"Kau, apa?"

"Aku senang bertemu denganmu lagi."  Ucap Rindou sambil menghembuskan asap rokoknya ke wajah si gadis.

"Kau tau? Aku bahkan tak mengira kau akan disini. Aku mengira kamu sudah mati." Jelas Rindou.

"Aku, aku tidak mengerti."

"Kau tau? Kau adalah orang yang sangat menderita dan tidak lupa juga hidupmu yang sangat suram."

Rindou menghirup cerutunya.

"Jadi aku berfikir kamu sudah mati kerena bunuh diri atau kecelakaan. Ternyata kamu menjadi pelacur begini."

Kalimat yang menusuk hati si gadis secara langsung yang membuat dirinya tertegun dan terdiam.

Tapi inilah yang ia suka dari Rindou, sejak masih sekolah SMA. Kakak kelasnya itu memang menindas anak-anak disana.

Namun entah kenapa hanya dirinya yang diperlakukan paling berbeda. Dirinyalah yang menyelamatkan gadis malang ini dari kondisi rumah yang kacau itu.

Walau perkataannya kasar, tapi dirinya tau bahwa Rindou sayang padanya.

Asap mengepul didepan wajah (name) yang membuatnya tersadar akan apa yang terjadi.

"Rin, aku bukan pelacur, aku hanya menemani mereka minum." Ucap (name).

"Kau tau berapa banyak orang yang menggunakan tameng 'menemani minum'? Mereka pada akhirnya akan menjadi tempat pembuangan air mani." Jelas Rindou.

"Tapi aku benar-benar hanya menemani." Ucap (name) sambil tersenyum.

"Bisakah kau memegang  kata-kata mu itu?" Tanya Rin.

Mendengar pertanyaan itu membuat si gadis berfikir kembali. Dirinya tau bagaimana sikap Rindou, orang yang licik sehingga bisa membuatnya terbuai kapan saja.

"Aku akan memberikan mu uang sebanyak-banyaknya untuk orang tua dan dirimu." Kalimat tersebut keluar dari mulut sang lelaki.

Kini (name) berfikir dengan keras. Apa dia harus mengiyakan ajakannya? Atau dia harus menolaknya.

Wicked Games - Haitani RindouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang