Part 1 (C)

33 3 0
                                    

Putri Windra mengepalkan tangan.

"Rupanya dia pelakunya, " gumam Putri Windra. Dia tersenyum licik,  semua pelayan tau bahwa yang menyelamatkan mereka adalah Al,  seorang tabib penyelamat Putra Mahkota dan Putranya.

"Ayo pergi," ucap Putri Windra.

Semua pelayan berjalan mengikutinya,  hingga baru beberapa langkah bergerak dari posisi. Kaisar sudah ada di depan mereka.

"Salam Hormat Yang Mulia," ucap seluruh pelayan. Sambil bersujud.

"Salam hormat,  Kakak," ucap Putri Windra,  setengah membungkuk.

"Apakah ada yang terjadi?" tanya Kaisar.

" Ada monster yang datang,  Al penyebabnya,  dia memanggil monster untuk mencelakaiku karena beberapa hari yang lalu aku menamparnya," jelas Putri Windra.

Para pelayan hanya diam,  mereka sadar,  melawan Putri Windra sama dengan bunuh diri yang mengenaskan.

"Benarkah? Mana monsternya?" tanya Kaisar dengan tatapan datar.

"Sudah di bunuh oleh Al,  tapi setelah membunuh monster itu Al melarikan diri, kakak harus mencarinya,  dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya," jawab Putri Windra.

"Tunggu," sanggah Tayson.

"Salam Putri Windra,  Salam Hormat Kaisar,  izinkan saya menyampaikan pendapat," lanjut Tayson,  yang baru saja muncul di belakang Kaisar.

"Baiklah," gumam Kaisar.

"Jika Nona Al memang memanggil Griffin untuk memporak porandakan istana langit,  kenapa harus membunuhnya?" tanya Tayson.

"Itu hanya untuk mengelak ketika dia yang di tuduh." jawab Putri Windra.

"Untuk apa dia menyelamatkan Putra Mahkota dan Putranya,  jika dia ingin menghancurkan Negeri Langit,  harusnya membunuh mereka adalah awal yang bagus," jelas Tayson.

"Kakak," rengek Putri Windra.

"Benar,  kenapa dia tidak membunuhku, jika ingin berperang?" ucap Kaisar. Masih tanpa ekspresi. Lalu pergi begitu saja.

"Permisi Putri Windra," ucap Tayson. Lalu pergi menghilang menyusul Kaisar.

####

Al duduk menatap langit,  berharap ada beberapa bintang yang berkelip indah.

"Apakah kau ingin melihat bintang?" Putra Mahkota datang mendekati Al.

Al beringsutan bangit,  membungkukkan badannya setengah badan. "Salam hormat Yang Mulia Putra Mahkota," ucap Al.

Tes

Tes

Tes

Darahnya menetes ke tanah saat Al membungkukkan badannya,  "karena sibuk dengan khayalanku,  aku sampai lupa luka itu," batin Al.

"Pantas saja Dewa memberimu banyak kehidupan ternyata kau begitu ceroboh." Cerca suara dalam hatinya.

Ketiga jari Al berusaha menghapus darah di atas rumput dengan segera,  sebelum orang lain menyadari bahwa luka yang baru akan sembuh didadanya terbuka. Sementara dua tangannya mengeluarkan beberapa darah untuk menyembuhkannya.

"Berdirilah,  sampai kapan kau akan membungkuk di hadapanku," ucap Putra Mahkota.

Al berdiri tegak.

God Blood (Shasa X Zent)Where stories live. Discover now