Part 2 (A)

38 3 2
                                    

Abu yang bertebaran kini menyatu mewujudkan hal yang ada di luar naluri. Hitam tak seperti hitam,  putih tak semurni putih. Hanya alam yang mengerti,  hanya bintang yang tau arti dan hanya hati kecil yang mampu memahami. Dan hanya takdir yang mampu mewujudkan ini.

"Aku salut padamukau memang bersalahmengaku kalah,  tapi tidak mau menyerah. Sakitpun kamu nikmati tapi aku tidak bisa lemah dalam menghukummu,  jika saja kesalahanmu tidak sefatal inimungkin takdir akan lebih berbaik hatinamun sayang semua telah terjadi dan tidak bisa diubah lagi." Suara itu muncul bersama gelegar petir yang menggulung di terpa angin lalu menghilang.

Kisah Al berakhir dengan kematian,  namun kematian bukan akhir dari sebuah kisah. Karena Alicia harus hidup untuk mati dan mati untuk hidup kembali selama 7 kehidupan. Hukuman ini tidak akan berakhir dengan mudah.

Kini kehidupan kedua yang harus di jalani Natasha,  tidak akan pernah ada kata mudah dalam hal menghadapi kemarahan Dewa,  apalagi Dewa para Srigala.

Meong meong

"hussshhh... Hussshhhh kucing sialan,  banyak kudisnya lagi," teriak seorang pria muda yang sedang makan.

"Emangnya kamu tampan," batin kucing itu berjalan menghindar.

Meong... Meong.

"kenapa aku lapar sekalipadahal baru bangun tidurdunia memang aneh, semakin cepatsemakin banyak pula yang berbeda." batin kucing itu.

"Kau sudah jadi kucing masih aja cerewet."

"Hmmm."

"Jangan banyak bicara aku lapar, "

"Di sini paling mentok kamu bakalan dikasih tulang ikan atau lemak ayam mentah."

"Ihhh... Mana bisa aku makan kek gituan, enggak ada yang ngasih aku makanan lebih layak sedikit."

"Kamu kucing jalanan, mana mungkin di kasih paha ayam."

Kucing itu melangkah meninggalkan kedai pinggir jalan yang ramai pembeli. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kucing itu kelelahan dan duduk di tepi hutan.

Rintikan hujan mulai turun,  membasahi tanah yang mengering. Terdengar gemericik suara sungai,  kucing itu mendekat untuk meminum beberapa teguk air penunda lapar.

"Eh ada ikan," desis kucing itu sambil tersenyum jahat.

Hujan semakin deras,  air sungai semakin meninggi, kucing yang terlalu lapar itu akhirnya menjeburkan diri ke sungai mencoba berenang mendekati ikan besar yang kian menjauh. Hingga arus sungai yang tidak bisa di kendalikan itu menghanyutkan tubuhnya hingga ke hilir dekat puncak air terjun.

God Blood (Shasa X Zent)Where stories live. Discover now