Nikah?

394 51 5
                                    


Sekuel pantai.

.
.
.

Minho tertegun mendengar ucapan dokter di depannya. Berawal dari tidak enak badan, demam, mual dan muntah lalu pingsan, Minho dilarikan kerumah sakit oleh orang tuanya. Dan apa yang dokter ucapkan membuat Minho kehabisan kata-kata.

"Dokter tidak salah?" Bukan Minho yang bertanya, melainkan ayahnya.

Ayah Minho menatap dokter sangsi. Pasalnya, setahu ayah Minho, putranya merupakan pihak atas. Bagaimana mungkin seorang pihak atas bisa hamil?

Garis bawahi itu. HAMIL! Ya! Minho saat ini dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya. Dan lagi, Minho seorang pria. Bagaimana mungkin pria bisa HAMIL?

"Dokter...." Minho tidak bisa meneruskan ucapannya.

Dia hanya menatap dokter dengan syok. Dokter di depannya tersenyum simpul.

"Yah.... Kasus seperti ini memang langka. Namun itu memang bisa terjadi, Seribu banding satu. Dan keajaiban itu ada padamu nak." Ucap sang dokter.

"Lalu bagaimana kondisi anak saya dok? Kenapa dia bisa sampai pingsan?" Ucap Ibu minho yang sejak tadi diam.

"Tidak ada yang serius. Nak Minho hanya terlalu lelah dan terlalu banyak pikiran. Dia hanya perlu istirahat. Mungkin dia harus berhenti bekerja untuk sementara. Karena kehamilan pada lelaki itu berbeda dengan kehamilan pada wanita." Jelas dokter yang membuat kedua orang tua Minho mengangguk, tanda mengerti.

.
.
.

Ayah Minho merangkul putranya saat berjalan memasuki rumah besar miliknya. Dengan hati-hati ayah Minho menuntun Minho menaiki tangga, perlahan.

"Hati-hati." Ucap ibu Minho saat sang anak akan duduk di ranjang.

"Mama ambilkan bubur, makan minum obat. Setelah itu istirahat." Minho hanya mengangguk.

"Jadi, siapa ayahnya?" Ayah Minho bertanya setelah sang istri keluar dari kamar Minho.

"Kim Seungmin, CEO Kim Corp." Jawab Minho pelan.

"Ah! Anak Kim Mingyu. Ok! Hubungi dia, beritahu tentang kondisimu saat ini." Ucap ayah Minho dan menepuk bahu anaknya pelan kemudian pergi.

Minho masih bingung. Bagaimana mungkin dirinya yang seorang pria ini bisa hamil?
Bahkan dia dan Seungmin hanya melakukan itu sekali saat di pantai dua bulan yang lalu. Memang mereka menjalin hubungan saat ini, namun mereka tidak pernah melakukan itu lagi. Mereka hanya sekedar bertemu, kencan dan makan malam biasa, kontak tubuh yang mereka lakukan hanya peluk dan cium biasa layaknya pasangan pada umumnya.

Minho meraih ponsel di meja nakas samping tempat tidur dan menghubungi Seungmin.

'halo?' Seungmin.

"Hmm... Sibuk?" Tanya Minho.

'tidak! Aku di ruangan ku saat ini. Kenapa?' tanya Seungmin lagi.

"Bisa bertemu malam ini?" Tanya Minho.

'tentu. Dimana?'

"Minho. Ini buburnya, makan dulu. Dan ini obatnya, minum itu setelah makan ya. Mama harus pergi sebentar." Minho mengangguk untuk menjawab ucapan sang ibu.

'kau sakit?' tanya Seungmin lagi setelah tidak mendengar suara ibu Minho.

"Hmm... Bisakah kau kerumahku malam ini?" Tanya Minho pelan.

'bisa. Aku akan kesana jam tuju.' ucap Seungmin yakin.

Minho tersenyum mendengar jawaban Seungmin.

Just My Fav. Couple... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang