Geng Phoenix sudah sampai di bangkunya. Tak lama setelah itu
Bu Siska, guru Matematika sudah sampai di kelas dan memulai pelajaran sampai jam istirahat."Selamat pagi murid-murid" Bu Siska menyapa muridnya dengan senyum cerah.
"Pagi Bu" Satu kelas menjawab, ada yang berekspresi ceria karna menyukai pelajaran matematika ada juga yang berekspresi muram, karna tidak menyukainya. Apalagi pelajaran ini sampai jam istirahat, pasrah sajalah batin mereka.
"Oke, Ibu akan mengadakan kuis dan siapa yang bisa menjawab soal yang ibu tulis di depan dengan berbagai tingkatan. Ibu akan memberikan poin yang akan membantu kalian di ujian mendatang. Jika poin kalian semakin banyak maka ibu akan menambahkan nilai kalian di ujian nanti semakin banyak" Bu Siska menjelaskan dengan ceria, sementara muridnya ada yang berekspresi antusias ada yang berekspresi tidak perduli.
Bu Siska menulis satu soal di papan tulis dengan tingkat rendah. Dimana itu berarti soal yang masih dipelajari mereka.
"Baiklah, siapa yang mau menjawab soal di depan" Bu Siska bertanya dengan memandang seluruh murid di kelas.
"Saya bu" Diandra mengacukan jarinya, pertanda jika ia ingin menjawabnya.
"Baik Diandra, silahkan" Ujar Bu Siska lalu memberikan spidol untuk Diandra yang sudah berada di hadapannya.
Diandra mengambil spidolnya, kemudian langsung menuju papan tulis. Setelah sampai, ia langsung menuliskan jawaban di papan tulis untuk soal tersebut.
"Sudah bu" Ucap Diandra, sambil menatap Bu Siska guna mengetahui jawabannya benar atau tidak.
Bu Siska melihat jawaban Diandra dan mengamatinya.
"Benar Diandra, kamu bisa duduk sekarang dan kamu mendapatkan 20 poin karna benar menjawab soal ini" Bu Siska lalu tersenyum menatap Diandra.
Diandra balas tersenyum kemudian kembali ke tempat duduknya.
Bu Siska lalu menulis soal dengan tingkatan sedang. Dimana soal ini masih ditingkat mereka tapi belum Bu Siska ajarkan.
"Ini adalah soal tingkat sedang jika kalian bisa menjawab. Ibu akan memberi 30 poin" Penawaran yang menarik memang tapi murid-murid hanya diam, belum ada yang mengajukan diri.
"Saya bu" Raina mengacungkan tangannya tanda berminat untuk menjawab soal di depan.
Christin yang melihatnya hanya tersenyum penuh arti.
"Silahkan Raina" Ucap Bu Siska mempersilahkan dan memberikan spidol pada Raina yang sudah berdiri di depannya.
Raina mengambil spidol itu, kemudian langsung menjawab soal dipapan tulis dengan waktu cukup lama.
"Sudah bu" Beritahu Raina sambil menatap Bu Siska. Menunggu apa jawabannya benar atau tidak.
Bu Siska melihat dan mengamati jawaban Raina, setelah selesai beliau menjawab.
"Benar Raina, kamu mendapat 30 poin dan kamu bisa duduk sekarang" Bu Siska tersenyum menatap anak didiknya.
Sebagian murid, menatap Raina dengan ekspresi kagum karna mereka ta. Soal materi itu belum mereka pelajari.
Raina kemudian langsung menuju bangkunya untuk duduk.
"Baiklah, ini soal terakhir. Ibu akan memberikan 2 soal berbeda dan menunggu 2 murid untuk menjawabnya, soal ini adalah tingkatan tersulit karna ini soal materi kelas 12 dan ibu akan memberikan 50 poin" Bu Siska memberitahu muridnya lalu menulis 2 soal tersebut di papan tulis.
"Silahkan tunjuk tangan untuk yang mau menjawab soal di depan" Ujar
Bu Siska kemudian menatap semua muridnya.Robert langsung mengacungkan tangan dengan wajah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Genius Girl
JugendliteraturRabella Anastasya, Gadis feminim dan anggun berusia 20 tahun. Menjalani kehidupan sebagai Sekertaris Direktur di Perusahaan besar.Gadis genius yang lulus S2 diusia 19 tahun. Semua berjalan semestinya,Sampai hari itu Bella pulang dari kantor lalu...