Chapter 36

64.7K 6.7K 239
                                    

In Sma Cipta Bangsa

Semua murid Sma Cipta Bangsa sedang memasuki ruangan masing-masing untuk melaksanakan ujian akhir semester. Di sini Christin mendapatkan ruangan nomor 4.

Christin kemudian mencari ruangan nomor 4 yang menjadi ruangan ujiannya. Setelah menemukannya, ia memasuki ruangan itu dan mencari meja yang akan ia tempati ditentukan oleh nomor yang ia dapatkan di kartu ujiannya.

Setelah menemukannya ia duduk dan tidak lama kemudian bel berbunyi, tanda waktu untuk ujian pertama akan dimulai.

Pengawas ujian sudah masuk ke ruangan yang ditempati Christin sebelum memulai ujian.
Ia memeriksa semua murid untuk memastikan tidak ada yang membawa contekan.

Setelah selesai memeriksa seluruh murid yang ternyata tidak ada yang membawa contekan sama sekali. Pengawas langsung membagikan lembar soal dan lembar jawaban, setelah selesai membagikam ujian di mulai.

Christin mengerjakan ujian dengan tenang, lima belas menit kemudian Christin sudah menyelesaikan soal ujiannya ia langsung ke depan untuk mengumpulkan lembar jawaban.

Sementara semua murid termasuk Pengawas berekspresi kaget akan apa yang dilakukan Christin. Bagaimana mungkin bisa menyelesaikan ujian secepat itu yang terdiri dari 50 soal meskipun itu pilihan ganda?

Setelah Christin selesai mengumpulkan, ia pergi diiringi dengan tatapan aneh murid yang lain dan seperti itulah kegiatan Christin selama seminggu ke depan yaitu mengikuti ujian.

In Taman Belakang Sekolah

Geng Phoenix berkumpul di taman belakang sekolah atas perintah dari ketua mereka. Selesai mengerjakan ujian mereka langsung kemari dengan terburu-buru agar ketua mereka tidak sampai menunggu.

"Ada apa sih Jakson, tumben Bos nyuruh ngumpul?" Tanya Dino penasaran tidak biasanya Robert mengumpulkan mereka seperti ini.

"Gue gak tau" Ujar Jakson, ia hanya di beri tugas menyuruh mereka semua berkumpul tapi ia tidak mengetahui apa maksud Robert hingga harus mengumpulkan mereka semua sekarang.

"Entah kenapa, gue merasa seperti ada hal besar yang akan di sampaikan Bos" Ujar Rafaell menyuarakan apa yang ada di pikirannya.

Semua hanya diam, mereka juga berfikir seperti itu tapi mau bagaimana lagi? Kalau ketua mereka memerintah mereka harus melaksanakan.

Tidak lama kemudian Robert datang.
Sekarang Robert sudah berdiri di hadapan mereka semua dengan aura kepemimpinan yang kental serta menyeramkan sampai ada yang meneguk ludah takut.

Robert mengedarkan pandangannya, Menyapu ke seluruh arah. Melihat ke arah para Anggota Phoenix di sekolah ini. lumayan banyak juga batin Robert.

"Sudah kumpul semua?" Tanya Robert sambil melihat ke arah Jakson dengan wajah datar miliknya.

"Udah" Jawab Jakson disertai dengan anggukan kepalanya.

Mendengar jawaban Jakson membuat Robert puas, ia langsung menyampaikan alasannya menggumpulkan mereka semua di sini.

"To the point aja, gue ngumpulin kalian semua di sini untuk memberitahu bahwa nanti malam kita akan menyerang Basecamp Lion sekaligus membakar Basecamp mereka" Ujar Robert dengan nada tegas sekaligus raut wajah datar.

Mendengar perkataan Robert, anggota Phoenix hanya terdiam membisu. Tidak berani berkomentar, meski di dalam hati bertanya-tanya. Kenapa baru sekarang Bos mereka menyuruh menyerang? Kenapa tidak langsung saja dari dulu ketika Lion yang menyerang Basecamp Phoenix?

Beda dengan Inti Phoenix yang sudah bisa menebak alasan Robert memancing perkelahian ini.
Lantas Michaell langsung bertanya pada Robert.

"Kenapa harus bakar Basecamp mereka juga Robert, bukankah mereka dulu hanya memberantakan Basecamp kita?" Tanya Michaell,
ia tidak akan hanya memendam pertanyaan itu di hatinya jelas akan ia suarkan seperti sekarang.

"Gue ingin membalas lebih"
Ujar Robert dengan nada sinis dan kilatan mata penuh dendam.

Lalu tiba-tiba, sebuah sepatu Boots melayang ke arah punggung Robert dan menghantamnya dengan keras.

Brukkkk

Anggap saja begitulah bunyi hantamannya, Robert lalu membalikan badannya sambil meringis sakit.

Dan ketika selesai membalikan badan, terdapat perempuan satu-satunya yang berani bertindak kasar padanya. Yaitu Christin Queennesha Smith, Mantan Tunangannya yang ia pastikan akan menjadi miliknya lagi.

Robert lalu mengibaskan tangan ke belakang dengan tujuan menyuruh Inti dan Anggota Phoenix pergi dari sini yang langsung dituruti oleh mereka semua.

"Apa lo udah gila?" Tanya Robert kepada Christin dengan kilatan mata penuh ketertarikan.

Sementara Christin hanya acuh,
ia mengambil sepatunya kemudian memakainya dengan santai di hadapan Robert.

Sementara Robert yang melihat tingkah Christin di buat terperangah. "Lo bahkan dengan santainya pakai sepatu yang barusan lo lempar ke gue. Tepat di depan gue sendiri?"
Ujar Robert emosi sendiri dengan kelakuan Christin.

Sementara Christin yang sudah selesai memakai sepatunya kini beridri dan memusatkan perhatiannya pada Robert.
"Waktu gue lempar sepatu gue ke punggung lo, rasanya sakit gak Robert?" Tanya Christin dengan pandangan masih terpaku pada Robert.

Sedangkan Robert menyeringai sinis melihat Christin. "Lo masih tanya,
ya jelas sakit" Tutur Robert kesal kepada Christin.

Christin yang mendengar perkataan Robert tersenyum remeh.
"Lo pasti ingin balas dendam pada gue sekarang" Ujar Christin.
Ia mengerti, Robert tipikal orang yang mudah menaruh dendam pada orang lain.

Robert lalu maju satu langka mendekati Christin. "Ya, gue ingin balas dendam" Tutur Robert penuh penekanan pada setiap katanya.

"Dulu lo selalu sakitin gue dengan dekat sama perempuan lain dan selalu mamerin kemesraan lo di depan gue yang lo tau sendiri gue cinta sama lo. Apalagi dengan status lo sebagai tunangan gue, lo fikir gimana perasaan gue Robert?"
Tanya Christin dengan mata berkaca-kaca, mengingat bagaimana Christin asli selalu tetap mencintai manusia bajingan di depannya yang terus menerus menyakiti perasaan Christin asli dengan sengaja.

Robert yang mendengar penuturan Christin terdiam. Ia tau perbuatannya dulu sangat brengsek, andai waktu bisa diputar kembali Robert tidak akan menyakiti perasaan Christin dengan sengaja.

"Lo mau balas dendam ke gue karna gue lempar sepatu gue ke punggung lo, jadi menurut lo. Apa yang ada di pikiran gue ketika gue melihat lo Robert?" Tutur Christin sambil menatap manusia di depannya dengan pandangan tajam.

Sementara Robert menatap Christin datar tapi jika kalian teliti lagi, T
tatapan sedih Robert tampilkan.
Jujur Robert menyesal tapi ia tidak bisa mengucapkan kata maaf pada Christin.

"Gue peringatin ke lo, jangan pernah untuk merealisasikan rencana lo dengan geng lo tadi. Itu akan membuat lo terlihat seperti manusia brengsek Robert" Ujar Christin tajam, ia tidak akan membiarkan Robert membakar Basecamp Lion.

"Kenapa lo selalu belain selingkuhan lo itu Christin" Tutur Robert,
ia jelas tidak terima Christin selalu membela Richard jika dihadapannya. Anak tiri itu, apa yang Christin lihat dari dia? Robert sungguh muak.

"Berhenti bilang Richard selingkuhan gue Robert dan berhenti untuk bersikap, seolah hubungan kita harmonis sebelum kedatangan Richard yang lo anggap menghancurkan segalanya"
Tutur Christin, jelas ia jengkel karna Robert yang selalu mengatakan jika Richard adalah selingkuhannya.

"Itu adalah fakta" Tutur Robert tegas, tidak ingin dibantah.

"Terserah lo" Balas Christin lelah,
ia lalu melengang pergi. Tidak kuat menghadapi manusia keras kepala seperti Robert.

Sementara Robert menatap kepergian Christin dengan pandangan sendu. Jika boleh jujur, ia sangat mencintai Christin mungkin dunia sedang menertawakannya sekarang.

Dengan lo berkata seperti itu, semakin membuat gue sakit Chris Batin Robert di dalam hati ketika ia melihat kepergian Christin

To Be Continue

Transmigrasi Genius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang