In Mansion Smith
Christin dan Xander masih berada di ruang tamu mendiskusikan rencana yang akan mereka susun, tidak perlu khawatir dengan keberadaan keluarga Christin.
Mommy Elena dan Daddy Abraham dinas ke luar kota dan akan pulang dalam satu minggu ke depan.
Sementara Kak Varo, ia pulang ke apartemen miliknya. Entah kapan Varo akan kembali, setau Christin Varo akan kembali sesuka hatinya."Tato cewek ini di bawah bunga mawar terdapat tulisan Hangeul, ada dua huruf di sini itu bisa menjadi petunjuk yang besar untuk kita"
Ujar Christin, menjelaskan pada Xander dengan tatapan serius.Xander menganggukan kepalanya mengerti apa yang dibicarakan Christin. "Jadi dari dua huruf itu, kita bisa menemukan siapa pelakunya?" Tanya Xander sambil balik menatap Christin.
Christin menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis.
"Iya dan gue yakin kemungkinan besar dua huruf itu adalah inisial nama" Ujar Christin, setelah itu kembali menatap foto yang mereka perbincangkan."Iya Chris dan foto ini jelas diambil oleh orang lain" Xander menyampaikan pendapatnya kepada Christin.
"Lo benar, foto ini bukan cewek itu yang ngambil tapi orang lain dan orang itu adalah Robert. Gue tau dari Jakson waktu itu, Jakson lihat secara langsung kejadian itu bersama Robert" Tutur Christin, Jakson memang saat itu memberitahunya. Jakson bilang bahwa yang menyebarkan foto itu adalah Robert bukan dirinya agar Christin tidak salah paham.
Xander menganggukan kepalanya tidak heran akan kelakuan Robert, jelas Robert memanfaatkan kejadian ini untuk memperburuk nama baik Richard. Setelah itu, Xander membuka suaranya. "Jadi hal pertama yang harus kita lakukan adalah mencari tempat cewek ini membuat tato, apa ada orang yang lo curigai Chris?" Tanya Xander sambil melihat Christin.
"Iya, ada" Jawab Christin sambil tersenyum miring yang dilihat oleh Xander dengan tatapan kagum, pantas Richard sangat mencintai Christin. Perempuan ini sangat cantik, cerdas dan kepribadiannya juga baik.
"Jadi kapan kita bisa mulai penyelidikannya?" Tanya Xander. Sebenarnya, ia sudah tidak sabar untuk menemukan dalang di balik foto menjijikan yang menjebak Richard.
"Besok jam enam kita ketemu di Mansion gue" Tutur Christin karna hanya ini tempat yang aman untuk bertemu.
"Oke Chris, gue pulang dulu kalau gitu" Xander lalu bangkit berdiri dari sofa yang ia duduki.
"Oke Xander, hati-hati" Balas Christin setelah itu Xander keluar mengambil motornya kemudian mengendarainya meninggalkan Mansion Smith.
ππππππππππ
Christin mengendarai mobilnya menuju sekolah Sma Cipta Bangsa. Saat akan sampai, ponsel miliknya berdering pertanda ada yang menelpon.
Christin kemudian menepikan mobilnya ke pinggir jalan untuk mengangkat telpon. Saat ia lihat ternyata yang menelpon adalah Partner, itu nama kontak Xander di ponsel Christin. Christin kemudian mengangkat panggilan Xander.
"Hallo Xander"
"Hallo Christin, lo ada dimana sekarang?"
"Gue lagi dalam perjalanan menuju
ke Sekolah""Chris, Richard sekarang sedang sakit"
"Sakit apa dia?"
"Demam Chris, ternyata selama ini Richard sering mengkonsumsi alkohol. Gue nemuin dia pingsan di Apartemennya, saat gue periksa suhu tubuhnya. Suhu tubuhnya sangat tinggi"
"Lo rawat aja dulu Richard, penyelidikannya biar gue urus sendiri nanti"
"Gak Chris, gue akan kabarin anak Lion yang lain. Bukannya gue gak mau jaga Richard tapi gue yakin penyebab Richard sampai sakit gini karna masalah foto itu yang membuat hubungan lo dan dia jadi memburuk"
"Baik Xander, gue titip Richard agar dijaga sama geng Lion"
"Oke Chris, lo tenang aja"
"Iya, gue tutup telponnya Xander"
Setelah itu, Christin menutup panggilan telpon dengan Xander.
Ia lalu menghela napas lelah, keadaan menjadi rumit seperti ini bahkan Richard sampai jatuh sakit.Christin tidak akan menemui Richard meski ingin. Terlalu beresiko jika ia bertemu Richard sekarang yang hanya bisa Christin lakukan sekarang adalah berharap agar Richard cepat sembuh dan juga bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya.
Tidak ingin memikirkan masalah ini terlalu lama yang hanya akan membuat ia terlarut dalam kesedihan. Christin lalu menghidupkan mobilnya kemudian mengendarainya menuju Sma Cipta Bangsa.
In Apartemen Richard
Xander kemudian berjalan keluar dari Dapur Apartemen Richard.
Ia ke Dapur untuk menelpon Christin tadi, menurutnya Dapur adalah tempat paling aman agar Richard tidak mengetahui jika ia menelpon Christin.Xander sekarang berjalan menuju kamar Richard untuk merawat temannya itu sampai Geng Lion pulang dari sekolah, ia memutuskan untuk membolos hari ini untuk merawat Richard.
Saat sudah memasuki kamar Richard. Ia bisa melihat bahwa Richard sudah sadar dari pingsannya tadi.
"Lo baring aja dulu Bos, biar gue kompres supaya demam lo turun" Ujar Xander kemudian mengompres dahi Richard.
Richard menuruti ucapan Xander, ia membaringkan tubuhnya membiarkan Xander mengompres dirinya.
"Lo kenapa minum alkohol sebanyak itu Bos?" Tanya Xander sambil melihat Richard, raut wajah Richard sekarang seperti orang yang banyak fikiran Richard pasti frustasi.
"Cuma pengen aja" Jawab Richard singkat seperti enggan membahas topik ini lebih jauh.
"Bos, dengerin gue" Ujar Xander sambil menatap Richard dengan pandangan serius.
Richard lalu mengalihkan pandangannya kepada Xander.
"Apa?" Tanya Richard dengan ekspresi letihnya."Jangan percaya sama apa yang lo lihat dan apa yang lo dengar karna kebenarannya gak selalu seperti yang terjadi" Ujar Xander dengan tatapan penuh arti dan senyum misterius untuk Richard.
Richard yang mendengar ucapan Xander dan melihat ekspresi yang Xander tampilakan, mengernyitkan alisnya. "Apa yang lo sembunyikan Xander?" Tanya Richard karna sudah jelas jika Xander menyembunyikan sesuatu darinya, ia tidak bodoh untuk tidak mengetahui makna dari perkataan Xander tadi.
"Gue gak bisa kasih tau sekarang Bos, cepat atau lambat lo akan segera tau" Jawab Xander karna memberitahu Richard sekarang sangat beresiko untuk keberlangsungan rencananya dengan Christin.
Richard hanya diam, enggan menjawab perkataan Xander sementara Xander yang melihat respon Richard menghela nafasnya.
"Lo sakit gini karna mikirin Christin, Rich?" Tanya Xander, ia sekarang bertanya sebagai teman jika memangil Bosnya dengan namanya sendiri yaitu Richard.
Richard hanya diam, ia malu mengakui jika Ia sakit karna memikirkan Christin. Meski ia tau seluruh geng Lion pasti mengerti jika dirinya jatuh cinta pada Christin tapi mengakui secara langsung pada temannya, ia malu.
Sementara Xander yang mengetahui jika Richard pasti malu menjawab pertanyaannya, dilihat dari Richard yang mengedarkan pandangannya ke segala arah agar tidak melihat dirinya. Xander lalu mengalihkan pembicaraan.
"Maaf Bos, gue gak bisa di sini terus nanti kalau geng Lion udah ke sini, Gmgue akan pergi karna ada urusan" Tutur Xander sambil mengganti kompresan Richard.
"Iya, gapapa" Balas Richard, ia tidak akan egois untuk tetap menahan Xander agar terus menjaganya. Temannya ini juga punya kehidupan sendiri jadi ia tidak boleh egois.
"Terima kasih Bos" Ujar Xander sambil tersenyum. Ia senang memiliki teman dan ketua seperti Richard, tidak egois dan berkepribadian baik.
Richard tersenyum dan menganggukan kepalanya sebagai respon atas ucapan Xander.
"Oke Bos, sekarang makan bubur ini setelah itu minum obat biar cepat sembuh. Memperjuangkan Christin juga butuh tenaga Bos" Ujar Xander sambil tersenyum lebar pada Richard, memberi semangat pada Bosnya agar tidak menyerah.
Richard lalu tersenyum dan menuruti perintah Xander sebenarnya meski patah hati seperti ini sampai berujung sakit, entah kenapa ia tidak kapok untuk mencintai Christin. Walau ia tau, sulit untuk membuat Christin menjadi miliknya tapi ia tidak akan menyerah.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Genius Girl
Teen FictionRabella Anastasya, Gadis feminim dan anggun berusia 20 tahun. Menjalani kehidupan sebagai Sekertaris Direktur di Perusahaan besar.Gadis genius yang lulus S2 diusia 19 tahun. Semua berjalan semestinya,Sampai hari itu Bella pulang dari kantor lalu...