In Parkiran Sma Cipta Bangsa
Geng Phoenix sedang nongkrong di parkiran sebelum bel masuk berbunyi.
"Eh Din, lo tau gak perbedaan lo sama matahari itu apa?" Tanya Rafaell siap-siap melancarakan aksi gombalannya.
Dino yang mendengar perkataan Rafaell memutar bola matanya malas, sudah yakin ia akan dijadikan objek uji coba.
"Gak" Ketus Dino, meskipun tau dijadikan percobaan tapi tetap menjawab saja kalau gak nih anak gak akan berhenti.
Rafaell yang mendengar nada ketus Dino tidak perduli tetap melanjutkan aksinya.
Sementara Robert, Michaell dan Jakson hanya menyimak lumayan hiburan pagi hari batin mereka.
"Kalau matahari menyinari dunia ini kalau kamu menyinari hatiku" Ujar Rafaell dengan senyum manis.
Ke empat sahabatnya hanya menatap datar Rafaell, dasar buaya sukanya cari mangsa batin mereka.
"Gimana bagus gak?" Tanya Rafaell sambil menatap sahabatnya dengan mata berbinar.
"Hmm" Jawab mereka hanya dengan deheman.
"Alah gak seru lo pada, pasti kalau gue tanya pendapat tentang gombalan gue kalian kalau jawab selalu cuma hmm doang " Cerocos Rafaell dengan berapi-api pertanda emosi.
Sementara ke empat sahabatnya hanya melihat acuh tidak perduli.
"Pasti nih pasti, gue udah hafal kalau kayak gini bukannya tenangin gue atau minta maaf malah acuh kalian. Dasar jahat" Rafaell lalu menatap mereka sok mengusap air mata padahal gak ada air mata yang keluar.
Dino yang melihat tingkah Rafaell hanya mengelengkan kepala, terlalu lelah dengan sikap lebay Rafaell.
"Eh buaya, ketimbang lo sok nangis gitu. Sono cari mangsa, capek gue denger lo nyerocos mulu" Hardik Dino dengan tampang sinis.
Rafaell yang mendengar ucapan Dino seketika menghentikan tingkah sok tersakitinya lalu menatap Dino berbinar.
"Eh lo bener sob, ya udah gue cabut ya bye" Rafaell lalu pergi dengan tampang ceria seolah tadi tidak ada kejadian apa-apa.
Ke empat sahabatnya yang melihat kepergian Rafaell hanya menatap datar, sudah kebal dengan tingkah ajaib anak itu.
"Kelas" Ujar Robert lalu segera pergi diikuti ke tiga sahabatnya.
ππππππππ
Di Sepanjang perjalanan Ketua dan Inti Phoenix minus Rafaell diiringi dengan teriakan dan tatapan kagum siswi Sma Cipta Bangsa.
"Robert makin hari makin ganteng jadi makin cinta"
"Michaell dinginmu meluluhkanku"
"Jakson lihat sini dong sayang istrimu dari tadi udah menunggu"
"Dino Jangan manis-manis beb, entar pabrik gula tutup"
"Eh Rafaell, Playboy kesayanganku mana kok gak kelihatan"
Itulah teriakan siswi Sma Cipta Bangsa sekaligus merangkap sebagai fans Phoenix. Ya, hampir semua siswi di sini tergila-gila dengan Geng meresahkan satu ini.
Sementara yang diteriaki tetap melanjutkan jalan tidak perduli
tapi di tengah perjalanan, langkah mereka dihentikan oleh Raina yang berdiri ditengah jalan yang akan mereka lewati.Otomatis mau tidak mau mereka menghentikan langkah sambil menatap sinis Raina.
Raina yang ditatap sinis begitu menelan ludah takut tapi jika tidak seperti ini, ia tidak akan bisa bicara dengan Robert.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Genius Girl
Teen FictionRabella Anastasya, Gadis feminim dan anggun berusia 20 tahun. Menjalani kehidupan sebagai Sekertaris Direktur di Perusahaan besar.Gadis genius yang lulus S2 diusia 19 tahun. Semua berjalan semestinya,Sampai hari itu Bella pulang dari kantor lalu...