"Gue suka sama lo."Haechan yang baru saja keluar dari mobil itu terdiam ketika seseorang mencengkram pergelangan tangan nya sambil mengatakan hal bodoh itu.
"Maksud lo?" Haechan pun menengok.
"Gue yakin lo gak budeg, chan."
"Nggak, maksud gue... lo.. udah gila ya?"
Kening Renjun berkerut saat Haechan berkata seperti itu, tidak paham apa yang dibicarakan Haechan.
"Kita deket aja belom seminggu, dan lo dengan mudahnya bilang gitu? Lo gila tau gak!?"
Renjun lalu melepaskan cengkraman nya dari tangan Haechan, "Ya mending gue bilang sekarang, biar lo juga tau. Gue takut ntar malah kalah start sama orang lain."
"Kalo ternyata gue milih orang lain, lo jangan nangis."
Renjun menunduk atas ucapan Haechan. Renjun tidak akan membiarkan itu terjadi, dia akan berusaha sebisa mungkin agar Haechan menjadi miliknya sepenuhnya.
"Kok jahat?"
"Suruh siapa suka sama gue?" setelah berkata seperti itu Haechan masuk ke area sekolah sambil menenteng tas futsal nya.
Renjun menghela napas, apakah dia baru saja ditolak? Atau justru di semangati untuk tidak menyerah begitu saja?
.
.
."Lo gak apa-apa, Ren?" tanya Jaemin ketika Renjun baru saja masuk ke kelas.
Ngomong-ngomong Renjun sudah baik-baik saja setelah dua hari di rawat di rumah sakit, walau kepala nya masih terasa agak pusing.
"Gak apa-apa, gue masih napas buktinya."
Jaemin memukul lengan Renjun pelan, Renjun sendiri hanya tertawa.
"Parah banget sih tuh orang, untung sekolah langsung bertindak."
Renjun mengangguk, "Gue juga jadi gak enak sama Haechan soalnya dia yang bayarin biaya rumah sakit gue."
"Eh serius?"
"Iya, kenapa? Kaget banget kayaknya."
"Ya jelas kaget lah!" Jaemin memegang kepalanya, "Lo tau kan si Haechan itu tukang bully yang paling di takutin padahal dia gak bakal sembarang ngerundung orang. Terus tetiba dia baik banget bayarin biaya rumah sakit lo, fiks dia udah tobat!"
"Si Haechan juga orangnya gak baik-baik amat, judes, cuek kecuali ke temen-temennya. Kaget terus aneh sih dengernya." lanjutnya.
"Eh tapi pernah denger gak sih?"
Renjun mendengus, padahal tadi ia ingin membuka suara tapi Jaemin sudah kembali berbicara.
"Apa?"
"Katanya kalo sikap cowok yang tiba-tiba beda ke orang itu, berarti dia suka sama orangnya."
"Masa?"
"Iyaa."
"Tapi gue abis di tolak sama dia tadi."
"HAH?? Lo udah nyatain perasaan?"
Renjun mengangguk, "Udah, tapi Haechan nolak gue secara gak langsung. Katanya kalo dia milih orang lain, gue gak boleh nangis."
.
.
.Haechan mundur beberapa langkah sebab seseorang menabrak bahu nya. Haechan berbalik dan ternyata orang itu membungkuk 90 derajat di hadapan nya.
"Maaf, saya gak sengaja kak."
Haechan menatap orang itu cukup lama, "Gak masalah." lalu ia kembali berjalan untuk pergi ke ruang olahraga.
Kaki nya berjalan tetapi pikiran nya entah pergi kemana. Kejadian pagi tadi, masih terputar di dalam kepala nya.
Pernyataan Renjun yang tiba-tiba, tatapan tulus yang ia lihat dari kedua mata remaja itu, dan skinship yang seharusnya ia tolak malah dibiarkan begitu saja.
Ah remaja itu, dia mulai menjadi benalu dalam hidupnya. Apapun caranya, Haechan harus bisa menjauh dari laki-laki itu dan menyingkirkan nya dari kehidupannya.
"Oi!!"
Haechan melirik Sungchan yang baru saja merangkul bahu nya, "Kenapa nih? Pikiran lo lagi kosong ya?"
Haechan tidak menjawab.
"Lo hampir nabrak tempat sampah kalo gak langsung gue rangkul."
"Hm."
"Ck! Ada apa sih sama lo? Pasti lagi ada masalah atau lagi mikirin.. seseorang?"
"Apaan sih lo ah! Udahlah gue mau ganti baju dulu, lo tunggu di lobi ntar bareng sama gue ke tempat futsal nya." Haechan mempercepat jalan nya.
Sungchan hanya memperhatikan teman nya itu sambil mengedikkan bahu acuh.
.
.
.Baru saja ia keluar dari ruangan itu, Haechan melihat seseorang yang sudah membebani pikiran nya seharian ini.
Renjun, laki-laki itu sedang berjalan ke arahnya. Akankah ia menambah beban pikiran nya atau hanya sekedar lewat?
Haechan bersandar di pintu dan menatap lurus ke depan. Tak lama dari itu pandangan Haechan menjadi kosong setelah tau bahwa Renjun hanya melewatinya dan seolah-olah dirinya tidak dikenali.
Bahkan Renjun tidak ada sedikitpun melirik dirinya.
"Kurang ajar." tadinya Haechan ingin menyusul Renjun dan memukul kepala nya yang sedang dalam proses pemulihan namun urung saat hatinya berkata, 'bukankah bagus jika dia seperti itu?'.
Akhirnya Haechan pergi ke arah yang berlawanan dengan Renjun untuk menyusul Sungchan yang sejak tadi me-spam nya.
.
.
.VOTE & KOMEN

KAMU SEDANG MEMBACA
Hasta La Vista | Hyuckren
Fanfiction❝ If you leave me, i'm honestly done, i love you. ❞ ft. Yangyang ⚠ TW ⚠ • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2022