08

5.8K 755 38
                                    


Haechan memilih keluar lapangan duluan sebab dia sudah lelah. Ia pun menghampiri Renjun di kursi penonton dan ikut duduk disampingnya.

Renjun sendiri menyodorkan satu botol air mineral pada Haechan.

Sebenarnya percuma menyuruh Renjun menjauh dari kehidupannya, remaja itu keras kepala. Dirinya pun sama sih.

Tapi jika dipikir kembali itu bukan masalah, selama remaja itu tidak terlalu mengganggu baiklah, Haechan akan menerimanya.

"Abis ini main lagi?"

Haechan menggeleng, "Nggak. Cuma ntar gue anterin lo pulang dulu abis itu balik lagi kesini."

"Loh? Ngapain?"

"Rundingin buat acara ntar."

Renjun menggangguk-anggukkan kepala nya. Renjun ingin bertanya acara apa dan jika itu seru maka Renjun ingin ikut. Tapi dia pun tau batasan, Renjun tidak ingin Haechan menyuruhnya untuk menjauh lagi.

"Yaudah ayok."

Renjun berdiri dan menyusul Haechan yang sudah berjalan duluan ke parkiran.

Tempat futsal menuju rumah Renjun hanya memerlukan 20 menit. Kebetulan Haechan memakai motor besar nya yang kecepatan nya lumayan ketika kalian sedang terburu-buru.

"Nih." Renjun menyodorkan helm pada pemiliknya.

"Sana masuk." suruh Haechan.

"Iya iya." Renjun pun berbalik dan masuk ke dalam rumahnya.

Haechan menggantungkan helm yang tadi dipakai Renjun ke stang motornya lalu ia kembali melajukan motornya dari sana.

.
.
.

"Acara kita pas ulang tahun nya Haechan kan? Sekalian aja kita rayain."

"Emang lo sanggup bayar artis buat rayain ultah gue?" tanya Haechan pada Sungchan.

"Ck. Mau undang artis siapa sih lo?" tanya Hendery, ngomong-ngomong pria yang satu ini baru bergabung dengan club futsal Haechan.

"Justin bieber."

"Gak ada, adanya juga Mark bieber." sahut Lucas yang membuat semuanya tertawa.

"Ajak Renjun sabi kali." Sungchan menyenggol lengan Haechan.

"Ngapain gue ajak dia?"

"Yaelah, Jeno aja bawa Jaemin, Lucas ajak kakel nya yang namanya Jungwoo, Hendery ngajak Xiaojun, gue juga ajak Shotaro ku yang lucu."

Haechan menatap Sungchan geli. Sungchan memang sedikit aneh semenjak dekat dengan Shotaro.

"Iya ajak aja napa, kasian juga anak orang gak pernah di tengok sama lo." kata Jeno.

"Hooh, jangan friendzone in dia kayak Dejun."

Semuanya ketawa lagi gara-gara ucapan Hendery, laki-laki yang satu ini memang sedang berada di zona friendzone bersama Xiaojun.

"Bawa mobil kan? Yaudah ntar gue tanya siapa tau dia gak mau."

"YEU!!"

.
.
.

Renjun terbangun dari tidur sore nya ketika seseorang terdengar mengetuk pintu dan juga suara ibu nya yang mendominasi kebisingan.

Renjun membuka pintu utama seraya menggosok-gosok matanya.

"Abis ngapain lo?"

"Haechan?" ujar Renjun terkejut, "Ngapain kesini?"

"Gue mau nanya."

"Lo kan bisa chat gue."

"Terus lo pikir gue punya nomer lo?"

"Oiya. Manusia kayak lo mana mau nyimpen kontak gue."

"Nah tuh tau."

"Yaudah masuk dulu."

Haechan mengikuti Renjun masuk ke dalam rumah. Mereka berdua duduk diatas sofa yang sama.

"Nanya apa?"

"Lo mau ikut gue ke acara nanti?"

"Acara... apa?"

"Semacem camp gitu tapi di pantai, gimana?"

Renjun berpikir, apa harus ia ikut atau tidak? Tapi jika tidak, kapan lagi? Kalo dirinya ikut apa Haechan akan keberatan?

"Lo keberatan gak?"

Kening Haechan berkerut, "Nggak."

"Oke, gue ikut."

Haechan mengangguk, "Nanti lo bawa baju ganti aja, gak usah bawa makanan, udah ada."

"Oke. Sekarang lo mau pulang?"

"Males pulang sih. Ada bokap gue di rumah."

"Yaudah lo disini dulu aja."

"Em... yaudah." Haechan merubah posisinya menjadi tertidur dan paha Renjun sebagai bantalan nya.

Mata Renjun membulat karena sikap Haechan, jantungnya mulai tidak normal. Semoga Haechan tidak mendengar suara aneh yang ada di dalam dada Renjun.

.
.
.









VOTE & KOMEN

Hasta La Vista | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang