Renjun pingsan. Haechan langsung menggendong Renjun menuju tenda nya. Beberapa teman nya ada yang mengambil minyak angin, ada yang membawakan air untuk Renjun juga.
Itu tidak lama karena Renjun akhirnya kembali siuman. Haechan pun memutuskan untuk menyuruh Renjun pulang saja.
Haechan meminta Sungchan untuk mengantarkan Renjun dengan mobilnya. Kenapa tidak oleh Haechan? Mungkin nanti Haechan akan memberi tahu nya.
Sungchan memasangkan Renjun seatbelt kemudian melajukan mobilnya.
Di perjalanan, Renjun terus memejamkan matanya sambil memeluk perutnya. Renjun juga merasakan sesuatu yang sangat sakit di bagian bawahnya.
Melihat itu Sungchan menjulurkan tangan nya untuk menyentuh dahi Renjun. Hangat yang dirasakan nya.
"Masih pusing?" tanya Sungchan.
Renjun menggeleng, "Aku gak pusing kok."
Sungchan kembali fokus pada jalanan. Dia merasa ada sesuatu diantara Renjun dan Haechan. Sungchan curiga ketika keduanya tidak ada setelah mereka menyiapkan tenda dan menggelar tikar.
"Kamu gak apa-apa kan? Atau ada sesuatu yang bikin kamu sakit?" tanyanya lagi, "Waktu berangkat baik-baik aja."
Renjun menggeleng.
"Terus? Em.. Haechan apa-apain kamu, kah?"
Renjun langsung membeku, apakah tidak apa-apa jika Renjun memberi tahu semuanya? Renjun takut. Tapi ini Sungchan, teman Haechan atau mereka sudah menjadi sahabat sekarang.
Justru tanpa diberi tahu pun Sungchan mengerti apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua. Haechan pasti benar-benar melakukan nya.
"Gak usah di jawab. Tidur aja ya? Nanti dibangunin kalo udah sampe."
"Iya, makasih." Renjun pun memposisikan duduknya agar nyaman kemudian memejamkan matanya untuk tidur.
.
.
.Haechan meremat rambutnya kemudian menendang pot bunga yang ada di dekatnya sampai jatuh dan hancur.
Motor miliknya dibawa pergi oleh papanya, padahal Haechan susah payah menabung untuk membeli motor itu.
"Bangsat!!" umpatnya.
Haechan lalu menghampiri seorang wanita paruh baya yang sedang merapikan baju di ruang tengah. Haechan menarik baju wanita itu, meremat kerah baju nya.
"Haechan bilang apa waktu itu, ma?! Dia bukan cowok baik-baik!!" teriak Haechan membuat wanita itu terkejut dan hampir menangis.
"Kenapa?!! Mama kenapa?!!" Haechan mengguncang tubuh wanita itu.
Wanita yang berstatus sebagai mama nya itu mulai menangis. Haechan sendiri pun telah meneteskan air mata dengan emosi yang sudah tidak bisa dia tahan selama ini.
"Mama kenapa sebodoh itu? Padahal ayah baik, kenapa mama malah jahatin? Mama kenapa milih cowok brengsek dibanding cowok berhati malaikat? Kenapa?? KENAPA!!!" Haechan makin meremat baju mama nya, mulai terisak.
Wanita itu juga tidak bisa membalas atau berkata apapun karena sekarang dia sudah menyesali semua nya. Wanita itu ikut terisak ketika mendengar tangisan putra nya yang tak pernah dia dengar selama ini, sangat menyedihkan.
"Maafin.. mama... chan." itulah yang hanya bisa diucapkan nya.
Haechan malu jika harus menangis seperti ini di depan mamanya tapi dia sudah sangat emosi. Beberapa detik kemudian Haechan merengkuh tubuh rapuh wanita itu.
Memeluknya dengan erat, Haechan lebih takut jika wanita yang telah melahirkannya itu disakiti oleh pria yang baru saja hadir di kehidupan mereka.
.
.
.Haechan berdiri di depan sebuah rumah sambil menjinjing dua kantung plastik berisi makanan. Dia menarik napas sebelum akhirnya mengetuk pintu rumah itu.
"Permisi!"
Tidak lama seseorang membukakan nya.
"Ya? Dengan siapa?" tanya seorang wanita cantik yang wajahnya mirip sekali dengan Renjun.
"Saya Haechan, temen Renjun. Renjun nya ada?"
"Renjun? Um..." wanita itu tampak menggaruk kepala nya, "Maaf, tapi Renjun lagi gak di rumah."
"Bukan nya dia sakit?"
"I-iya, tapi dia gak disini."
Kini Haechan bingung. Gelagat wanita di depan nya snagat mencurigakan tapi Haechan tidak ambil pusing.
"Oke, saya cuma mau anter makanan. Itu aja, bilang Renjun juga cepet sembuh. Saya pamit, permisi." Haechan berbalik dan kembali masuk ke mobilnya.
Wendy menatap kepergian Haechan dengan tangan nya yang menggenggam dua kantung plastik dari pria itu.
"Ehm..." Wendy kembali menggaruk kepala nya, "Kenapa Renjun nyuruh buat bilang dia gak ada di rumah ke laki-laki itu, ya?"
Wendy mengangkat bahu acuh lalu masuk kembali ke dalam rumah.
.
.
.VOTE & KOMEN
![](https://img.wattpad.com/cover/288595206-288-k245669.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasta La Vista | Hyuckren
Fanfiction❝ If you leave me, i'm honestly done, i love you. ❞ ft. Yangyang ⚠ TW ⚠ • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2022