Mata pelajaran sudah dimulai dari satu jam yang lalu tapi Renjun tidak bisa fokus, yang hanya dia lakukan terus melamun.Renjun merasa sangat bersalah pada Haechan pagi tadi sebab telah mendorong nya sebanyak dua kali.
Ya, Renjun kembali mendorong tubuh Haechan ketika pria itu mencium bibir Renjun dengan brutal. Setelah itu Renjun berlari menuju kelas nya dengan air mata yang terus jatuh dari mata nya.
Renjun merasa kotor sungguh, padahal itu yang Renjun inginkan dari seorang Haechan.
Setelah mata pelajaran selesai, Renjun akan ijin untuk pulang lebih awal dengan alasan sakit. Renjun hanya malu bertemu Haechan dan juga ada hal lain yang harus dia lakukan.
Lima belas menit kemudian bel istirahat berbunyi dan Renjun langsung memasukkan alat tulis ke tas lalu pergi menuju ruang bimbingan konseling untuk meminta ijin.
Renjun kemudian berjalan menuju gerbang dan lamgkahnya tiba-tiba terhenti ketika melihat seseorang yang baru saja keluar dari mobil.
"Aish!" cibir Renjun.
Sial, padahal Renjun sedang tidak ingin bertemu pria itu. Tapi kenapa? Haechan habis darimana?
Tidak ada jalan lain selain berpapasan dengan Haechan. Renjun kembali melangkah. Haechan juga terlihat berjalan ke arahnya, Renjun berdo'a semoga Haechan tidak melakukan hal yang tidak-tidak lagi padanya.
Jarak mereka sudah dekat dan... Haechan hanya berlalu. Pria itu tampak tidak menyadari kehadiran nya padahal jarak kedua nya sangat dekat.
Renjun kembali berhenti, apa... Haechan marah?
Remaja itu berbalik dan berlari menuju Haechan lalu menahan pergelangan tangan nya, membuat Haechan menoleh dan menatap Renjun tanpa berkata apapun.
"Chan.. maafin--"
Haechan menghempaskan tangan Renjun begitu saja dan kembali berjalan. Renjun membeku, Haechan sepertinya memang marah padanya.
Tak lama dari itu Renjun melihat Haechan memberhentikan langkahnya. Renjun hanya memperhatikan pria itu dari jauh.
Haechan berbalik dan kembali berjalan menghampiri Renjun, berdiri di depan laki-laki itu.
"Gue gak suka sama lo."
Rasanya seperti di dorong dari permukaan yang tinggi dan jatuh di atas bebatuan keras, sakit.
Setelah berkata seperti itu Haechan benar-benar pergi meninggalkan Renjun yang masih terdiam.
.
.
.Haechan memasuki toilet sekolah itu, berdiri di depan wastafel dan menyalakannya lalu membasuh wajahnya.
Haechan menatap dirinya di pantulan cermin dengan kedua tangan bertumpu di wastafel itu.
'Gue gak suka sama lo'
Ia pun menggeleng, "Itu kan yang mau lo sampein, chan? Oke, gak usah dipikirin." Haechan berbicara sendiri.
Pria itu mematikan keran nya dan pergi dari toilet itu.
"Chan!"
Haechan menoleh saat seseorang memanggil namanya, "Apaan Jen?"
"Bantuin gue mau gak?"
"Bantuin apa?"
"Pasangin net, gue mau main voli sama yang lain."
"Kalo gitu gue join."
"Sip."
Keduanya langsung menuju ruang olahraga, di dalam sudah ada Jaemin, Sungchan, dan Shotaro.
"Jadi main kan Jen?" tanya Jaemin.
"Iya sayang." jawab Jeno seraya mengelus rambut Jaemin.
Haechan sudah terbiasa melihat itu, Jeno memang bucin akut terhadap Jaemin, sama seperti Sungchan. Jeno juga pernah mewakilkan Haechan untuk meminta maaf pada Jaemin karena pernah merundungnya.
Tapi tiba-tiba Haechan memikirkan sesuatu yang tidak ia inginkan, jika saja itu adalah dirinya dan Renjun. Tidak, Haechan tidak menyukai Renjun, benar-benar tidak ada.
"Nih bawa! Bengong teros." suara Sungchan yang menyerahkan net yang dilipat ke Haechan.
.
.
.Renjun menyandarkan kepala nya di jendela bus. Hati nya masih terasa sakit, Haechan memang hebat dalam memaju mundurkan perasaan nya.
'Gue.. gak janji Ren. Tapi gue juga mikir kok, gue gak sejahat itu'.
Nyatanya Haechan itu jahat. Kata yang diucapkan Haechan tadi sudah membuktikan bahwa Haechan memang jahat.
Tapi Renjun tidak bisa menepis perasaan nya untuk Haechan, dia sudah terlanjur mencintai pria itu.
Meski sudah dilukai beberapa kali, Renjun akan terus berjuang mendapatkan hati Haechan sampai dirinya benar-benar lelah sendiri dan memilih untuk berhenti.
Tidak ada yang mustahil baginya termasuk mendapatkan hati pria itu.
Berlama-lama larut dengan pikiran sendiri, Renjun disadarkan kembali oleh dering ponsel nya.
Dia pun mengangkat telfon itu, "Halo?"
"Ren, gue tunggu di taman, ya. Jadi gabung skate kan?"
"Oh iya jadi. Bentar lagi gue sampe."
"Oke."
Renjun lalu mematikan panggilan suara nya dan turun dari bus.
.
.
.VOTE & KOMEN

KAMU SEDANG MEMBACA
Hasta La Vista | Hyuckren
Fanfiction❝ If you leave me, i'm honestly done, i love you. ❞ ft. Yangyang ⚠ TW ⚠ • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2022