22 (end)

9.2K 563 64
                                    

"Chan!"

Tidak ada sahutan. Atensi Sungchan lalu beralih pada korek yang terus di pantik oleh Haechan.

"Nyebat?"

Hanya gelengan kepala yang Haechan jadikan jawaban. Sungchan mengangguk-anggukkan kepala nya, lalu duduk di samping Haechan.

"Baru sadar sekarang, ya? Udah nyesel, kan?"

Haechan tanpa ragu mengangguk. Kini dia sudah sadar atas semua perbuatan nya. Memang benar, Haechan akan menyesal setelah ia merasa kehilangan Renjun.

"Gue bilang juga apa! Makanya lo tuh, ego gak usah di gedein. Suka mah ya suka aja, gak usah boongin diri sendiri juga kali? Nah sekarang, mana coba Renjun? Nyariin juga kan lo."

Haechan menghela napas, kemudian membuang korek yang ada di tangan nya itu ke tempat sampah.

"Iya makasih, chan udah bacotin gue selama ini."

"Elo kali ah yang banyak bacot, rela nyari seribu satu alesan buat nutupin perasaan lo ke Renjun."

"Udah hampir dua minggu semenjak Renjun gak keliatan sekolah lagi. Kayaknya gue gak usah nyari dia lagi, ya?"

"Lah? Ngapa??? Cari lah! Minta maaf deh lo, dosa lo banyak sama dia."

Haechan kemudian menoleh ke arah Sungchan dengan kedua halis menukik, "Gue harus cari dia kemana lagi, chan? Bahkan gue gak tau dia pindah kemana."

"Yaudah lah, lagian itu derita lo."

Haechan menatap teman nya itu datar, "Kok gitu? Bukannya bantuin."

"Eh?" Sungchan meraih kerah seragam Haechan, "Kemarin-kemarin udah sering gue kasih tau, lo nya aja bodo amatan. Sekarang lo minta bantuan gue? Ogah!" lalu Sungchan melepas cengkraman nya.

Pandangan Haechan tiba-tiba menjadi kosong, kemudian ia mengusap wajahnya sendiri.

Lalu, sekarang kemana ia harus mencari Renjun? Bahkan laki-laki itu tidak meninggalkan jejak sama sekali.

Haechan bingung.

"Kemana?" tanya Sungchan yang melihat Haechan berdiri dari duduknya.

"Cari Renjun."

.
.
.

Renjun duduk di bawah pohon besar sambil memperhatikan para anggota skate lain yang masih bermain.

Tidak lama seseorang ikut duduk di sampingnya.

"Nih." Renjun menyodorkan botol minum miliknya pada Yangyang.

"Thanks." Yangyang lalu meneguk air yang ada di botol itu, memberikan botol itu kepada pemiliknya lagi.

"Gimana? Rumah baru nya nyaman?"

Renjun terkekeh, "Nyaman, gue suka rumah baru gue. Apalagi disampingnya ada rumah lo."

Yangyang tersenyum, "Bagus deh." Yangyang ikut menatap teman-temannya yang masih asyik bermain, "Seenggaknya lo bisa jauh dari si laki-laki brengsek itu."

"Dia gak brengsek." sergah Renjun, "Ini semua emang salah gue."

Yangyang tidak menjawab lagi, hanya helaan napas yang bisa di dengar oleh Renjun. Tidak lama, Yangyang menoleh, menatap Renjun dari samping.

Yangyang sampai heran, mengapa Haechan tidak menyukai laki-laki sempurna seperti Renjun? Jika Yangyang adalah Haechan, tanpa basa-basi lagi dirinya akan membalas perasaan remaja itu.

Hasta La Vista | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang