CHAPTER 8: Are we officially dating now?

1.7K 207 8
                                    

DAVID'S POV.

"Kau tahu kan apa saja yang harus keluar dari mulutmu?" tanya Trey disaat aku baru saja mengangkat panggilan nya di telepon.

"Aku tahu apa yang akan kulakukan, Trey. Berhentilah mendikteku!"

"Kau yakin adik kecil? Ingat taruhan kita Dave, kalau kau tidak bisa melakukan nya akan kupukul kau sebanyak 20 kali."

"Yeah, dan kau yang akan merasakan 20 kali pukulan malam ini."

Aku mendengar dia tertawa di seberang sana. "Kalau kau berhasil, 20 pukulan akan terasa layak untukku."

Aku baru mau membuka mulut untuk membalasnya saat bunyi pintu terbuka dan beberapa pasang langkah kaki terdengar di ruangan ini. Wangi parfum yang telah dikenali rongga hidungku membuatku menoleh dan mataku langsung bertemu dengan mata biru itu, mata yang sebiru dan seindah batu sapphire itu kini menatapku dengan sorot dingin nya yang telah lama tak kulihat.

"Gotta go, Trey," ucapku sebelum memutus sambungan telepon lalu kembali menatap mata sapphire Beverly dan menyeringai padanya.

"Hello Beverly Rulin, senang bertemu denganmu ... lagi!" sapaku dari kursi tanpa berniat menghampirinya.

"A man without attitude," cemooh salah satu pengawalnya yang terdengar jelas di telingaku.

"Its okay, Aku bukan ratu inggris dan dia bukan pelayanku yang harus selalu menghormati. Sekarang kalian bisa menunggu diluar, aku ingin berbicara empat mata dengan nya," ucapnya dingin yang dipatuhi para pengawalnya dan juga manajernya.

Kalau dia memang mau berbicara berdua denganku untuk apa tadi dia membawa para pengawalnya masuk? Hmm sepertinya seseorang sedang mencoba mengintimidasi disini.

Dia menyibakkan rambut pirang keemasan nya sebelum berjalan ke arah kursi yang berada dihadapanku tanpa melepas tatapan tajam nya yang seolah-olah ingin melubangi wajahku. Aku pernah melihat beberapa wanita yang melakukan persis seperti apa yang dilakukan Beverly, namun dimata mereka aku bisa melihat pancaran gairah, sedangkan yang terlihat dimata Beverly justru kilatan kemarahan yang tidak berkurang sedikitpun dari awal aku melihatnya. Dia bahkan tidak terpengaruh dengan wajahku.

Well, Beverly will be Beverly.

"Langsung saja, aku cuma mau menanyakan ini." Dia duduk di kursi yang berhadapan padaku lalu meletakkan salah satu tabloid yang menjadikan foto dan berita kami sebagai headline news nya di atas meja. "Apa yang terjadi semalam sehingga kau berani menyentuhku seperti ini?"

Aku melirik foto yang berada di halaman depan tabloid tersebut lalu menyeringai. "Kau sepertinya akan berterima kasih padaku setelah aku ceritakan apa yang terjadi semalam."

Dia mengangkat sebelah alisnya tinggi sambil menatapku dingin. "Semoga saja kau bisa membuatku berterima kasih," ucapnya datar.

"Okay, apa yang aku lakukan semalam hanyalah menolongmu. Aku melihatmu berjalan terhuyung-huyung keluar dari toilet pria, kupikir kau mabuk berat saat itu. Namun saat jarak kita semakin dekat aku melihat tubuhmu hampir ambruk ke lantai, melihat itu aku langsung menangkapmu dan menahan tubuhmu agar tidak terjatuh ke lantai. Thats it, berniat berterima kasih sekarang, Beverly?"

Aku menyeringai sambil menatap matanya intens.

Walaupun sorot mata Beverly begitu dingin menatapku, tapi bisa kulihat dia memperhatikan begitu rinci apa saja yang kukatakan dan segala pergerakan ku. Aku tahu dia melakukan itu untuk mencari gejala kebohongan di perkataanku, namun sayangnya dia tidak akan menemukan itu karena apa yang kukatakan adalah kejujuran, dan kalaupun aku harus berbohong nanti padanya, aku pasti sudah cukup terlatih untuk mengelabuinya.

Stellar Collision Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang