CHAPTER 12: I will be her first.

1.6K 192 7
                                    

DAVID'S POV.

Setelah mengarungi jalanan New York sepanjang kurang lebih 230 mil kami akhirnya sampai di ranch pribadi Beverly yang terletak di daerah pergunungan Adirondack, namun keinginan Beverly untuk bertemu dengan kuda-kudanya itu belum bisa terlaksana, dikarenakan hujan deras yang mengguyur New York sejak satu jam yang lalu tidak akan berhenti secara mendadak. Dan hal ini sukses membuat Beverly tidak henti-hentinya menyalahkan ku.

"Kalau aku naik helikopter, pasti aku sudah sampai disini sebelum hujan!" Dia memajukan bibirnya dan menyilangkan kedua tangan nya di depan dada.

"Ew gross, Beverly! Kau kira kau akan terlihat imut dengan merajuk begitu? Kau lebih terlihat seperti Baby Huey!" ucapku disertai tawa yang langsung kuhentikan ketika dia memukul lenganku dengan keras.

Dia menatapku dengan sangat tajam, mungkin setelah ini matanya akan lelah karena terlalu sering berkontraksi. "Shut up, Veltman! Semua ini salahmu!" sahutnya.

"Just blame God, who sending this rain baby B!" ucapku acuh tak acuh.

"Kukira kau sudah lupa dengan panggilan menjijikanmu itu, kenapa panggilan itu keluar lagi dari mulutmu?" Dia menatapku sengit dengan mata menyipit.

Aku terkekeh dengan mataku yang tetap memperhatikan jalan. "Well, aku memanggilmu Beverly tadi agar aku tidak bosan saja...."

Mendengar kata-kataku, dia mengerenyit bingung dengan alisnya yang hampir menyatu.

"Kalau aku memanggilmu baby B terus-menerus nanti aku akan bosan, jadi aku akan memanggilmu dengan banyak nama panggilan untuk selingan seperti pumpkin, sugar berry, honeybee, barbie girl, darling, dear, dan terkadang namamu. Namun diantara nama-nama itu aku paling menyukai baby B, jadi baby B akan lebih sering terdengar di telingamu." Aku mengedipkan sebelah mataku padanya lalu tertawa melihat ekspresi jijiknya.

"Kau lelaki yang paling norak yang pernah ku kenal."

"Biasakan dirimu, darl!" ucapku sambil menjawil dagunya.

Dia kembali bergidik jijik lalu kembali menatapku dengan tatapan tajam nya yang begitu sering dia tunjukkan untukku.

"Mungkin aku juga akan punya banyak nama panggilan untukmu, Vetlman!" ujarnya ketus.

"Oh ya? Apa saja itu baby B?"

"Douchebag, jerk, jackass, weirdos, idiot badass, stupidos, bastard, mother F and all of their friends!" desisnya sambil menatapku tajam.

"Itu umpatan Beverly, bukan nama panggilan. Gunakan otak cerdasmu sebelum bicara, pumpkin!" Aku tergelak dalam tawa melihatnya yang semakin mengerucutkan bibirnya sambil terus menjalankan mobil ke arah ranch house besar yang bahkan sudah terlihat dari kejauhan, tempat Beverly biasa beristirahat disini.

Begitu aku memakirkan mobilku di depan ranch house itu, dua laki-laki tua yang mungkin bekerja sebagai penjaga ranch house ini berlari tergopoh-gopoh kearah mobil dengan membawa payung lebar, mereka berdiri di sisi-sisi mobil untuk menunggu aku dan nona angkuh yang duduk di sebelahku ini turun.

Aku menahan sikunya saat dia bergerak untuk membuka pintu mobil dan menariknya agar lebih dekat denganku. "Paparazi sudah ada disini, kita harus keluar dari mobil ini sebagai kekasih," bisikku.

"Dimana?" Dia mengedarkan pandangan nya dengan mata menyipit, berusaha melihat lebih jelas melewati deras nya hujan yang menghalangi penglihatan kami.

"Perhatikan pohon itu!" Aku menunjuk pohon oak besar yang cukup jauh posisinya dari ranch house, terlihat dibawahnya seorang paparazi yang dibuat seolah olah lolos dari ketat nya kemanan disini hingga dia bisa sampai masuk kemari, untuk kepentingan pemberitaan tentang kami. Kasihan sekali, dia berdiri di tengah hujan tanpa ada yang melindungi tubuhnya dari hujan.

Stellar Collision Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang