CHAPTER 1: Terrible road sometime leads us to beautiful place, right?

15.1K 311 3
                                    

BEVERLY'S POV.

Mataku terpejam menikmati suara para penonton yang sedang menyanyikan bait terakhir dari laguku yang berjudul 'Pandora Box', lagu yang kupilih sebagai penutup konserku malam ini. Riuhnya suara penonton yang ikut menyayikan tiap bait laguku dari lagu pertama sampai ke lagu terakhir ini, suara mereka yang histeris menjeritkan namaku, dan juga eluan-eluan kata cinta dari mereka bagaikan nyanyian surga untukku.

Aku kembali membuka mataku dan menatap kurang lebih 90.000 kepala di hadapanku dengan senyuman lebar terpatri di wajahku, rekor penonton terbanyak sepanjang tour album terbaruku, Be[st]verly. Dan menurutku konser hari ini telah sukses menjadi penutup terbaik tour terpanjangku yang memakan waktu satu tahun lebih.

Aku memberikan kode pada kru konser untuk membawakan kamera Go pro dan ponselku, lalu mengambil selfie dengan latar belakang para penonton yang akan langsung ku post ke Instagramku. Itu sudah menjadi kebiasaanku selama ini untuk menutup konser.

Setelah mendapatkan foto yang bagus, aku melambaikan tanganku pada teman-teman selebriti yang duduk di jejeran kursi VVIP dan kembali menatap puluhan ribu kepala di hadapanku dengan wajah sumeringah.

"Thank you London's Baeverly and everyone who comes here, i just spend a great time with you guys. Dont forget to always give your best to the world, because you'll see the amazing impact of what you've done. Good night and me love you to the Sirius and back!"

Aku memberikan mereka kecupan jarak jauh dari atas panggung sebelum turun dari sana, dan apa yang kulakukan tadi langsung membuat para penonton yang kebanyakan adalah Baeverly -sebutan untuk penggemarku- kembali berteriak-teriak heboh, menciptakan suara riuh yang mampu membuat iri orang lain yang berada di luar stadium tempatku menggelar konser.

Begitu turun dari panggung, aku langsung di sambut oleh para kru konser, pengawal-pengawalku dan tentu saja dua orang yang paling mendukungku selama tour ini, Dame dan Sakura.

Damerius Kozlovsky atau yang biasa ku panggil Dame adalah salah satu anak buah Kakekku yang selama ini bertugas menjadi pemimpin para pengawalku dan karena sudah bertahun-bertahun hidup bersamanya, aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri.

Sedangkan Sakura Kugaya adalah manajer, asisten pribadi, sahabat, dan terkadang pengasuhku. Aku bertemu dengan nya saat menonton pertunjukan piano tunggalnya di Tokyo dua belas tahun yang lalu, perbedaan umurku dan dia memang hanya lima tahun tapi aku sangat mengagumi permainan nya yang luar biasa, bayangkan saja saat itu anak umur lima belas tahun sudah mengadakan konser piano tunggal di sebuah hall termegah di Jepang.

Akibat terhipnotis permainan nya aku merengek-rengek kepada Kakek agar meminta Sakura yang kebetulan anak dari teman nya untuk menjadi guru pianoku selama liburan di Jepang. Sampai lima tahun kemudian aku dikagetkan dengan kemunculan Sakura di Rusia, dia duduk bersimpuh ditemani Ayahnya dan bersumpah akan menjadi budak keluarga kami seumur hidupnya. Sakura melakukan itu karena Kakekku telah menyelamatkan Ayahnya yang seorang yakuza dari pembantaian kelompok lain. Sumpahnya itu masih dipegang sampai sekarang, buktinya dia lebih memilih menjadi asisten dan manajerku dibanding karir pianis nya yang cemerlang.

Dame tersenyum padaku. "Selamat Nona, tourmu sukses."

Aku mengangguk dengan senyum lebar di wajahku sambil menerima handuk kecil dan sebotol air mineral dari Sakura.

"Selesai juga tour panjang ini. Selamat Bevy, akhirnya kau bisa tidur nyenyak setelah ini!" sahut Sakura sambil menepuk pundakku.

Aku mengangguk padanya sambil menenggak minumku dan begitu sebotol air mineral itu tandas aku langsung memeluk erat mereka berdua. "Terima kasih atas dukungan kalian selama ini."

Stellar Collision Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang