CHAPTER 10: You'll always do what i want baby B.

1.7K 199 4
                                    

DAVID'S POV.

"Hari ini kau jadi datang ke talk show itu, kan?" tanya manajer Beverly di telepon beberapa saat setelah aku mengangkatnya.

Talk show? Ah iya aku baru ingat. Semalam manajer Beverly mengkonfirmasi hubunganku dan Beverly lewat akun twitternya, dan sebuah acara talk show eksklusif yang tadinya akan membicarakan tentang tour Beverly langsung menawari ku untuk menjadi bintang tamunya juga dan mengganti topik pembicaraan nya. Manajer Beverly memintaku untuk datang ke talk show itu semalam, dia bilang talk show itu akan menjadi tempat yang bagus untuk konfirmasi hubungan kami di depan publik.

"Hmm..." gumamku asal. Aku masih setengah tertidur saat mendengar suaranya, diluar sana masih gelap dan rasanya aku baru tidur sebentar.

"Bangun lah, talk show itu akan dimulai pukul 10 pagi dan kau harus datang ke penthouse Beverly pagi ini. Kita harus menyiapkan jawaban dan bukti kedekatan kalian."

Aku mengerang pelan sambil mengusap wajahku. "Apa Beverly benar-benar tidak akan datang ke talk show itu?" tanyaku dengan suara parau.

Sepertinya dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dia bicarakan semalam. Tidak akan mengakui hubungan kami dengan bibirnya sendiri. Semalam menurutku itu bukanlah masalah besar, melihatnya kesal karena harus menjilat ludahnya sendiri semalam saja sudah membuatku senang, tapi mengakui kedekatan kami di talk show seorang diri membuatku akan terlihat seperti orang menyedihkan yang tidak mau diakui Beverly sebagai kekasihnya.

"Tentu saja, tidak. Tolong lah cepat kemari, Beverly sebentar lagi akan pergi."

Aku memutar bola mataku lalu melirik jam yang jarum pendeknya masih berada di angka 5. What the hell! Dia mau kemana sepagi ini?

"Dia memangnya mau kemana?" tanyaku sambil meregangkan kepala dan tubuhku.

"Adirondack."

"Sepagi ini?"

"Ya. Tolonglah kemari secepat yang kau bisa, melihat Beverly marah di pagi hari bukan lah sesuatu yang bagus untuk memulai hari," ucap manajer Beverly sebelum memutus sambungan telepon kami.

Aku menyandarkan kepalaku di headboard lalu melepas perban yang meliliti buku-buku jariku. Ringisan kecil lolos dari bibirku saat kulit ariku lengket di perban dan membuatnya kembali mengeluarkan darah.

Aku segera mengambil ember yang berada di nakas, semalam ember ini masih terisi penuh dengan es batu namun sekarang hanyalah air dingin. Aku memejamkan mataku yang terasa masih berat sambil memasukkan kedua tanganku kedalam ember itu, langsung terasa nyeri dan juga perih di buku-buku jariku. Ini semua akibat taruhan bodohku dan Trey.

Aku sedang meniupi buku-buku jariku saat melihat panggilan masuk ke ponselku dengan nomor asing, "Yea, David Veltman speaking!" Aku mengaktifkan loudspeaker sambil membasuh lukaku dengan whiskey sisa semalam.

"DIMANA KAU?" Satu sudut bibirku terangkat mendengar teriakan yang kukenali milik Beverly.

"Ranjangku," ucapku ringan sambil melirik jam yang  menunjukkan aku telah menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk mengurus lukaku saja. Pasti setelah mendengarkan ini dia akan berteriak lagi.

"CEPAT KEMARI BRENGSEK! SEBELUM AKU YANG MENYERETMU KESINI!"

"Whoa lakukan saja, mungkin orang-orang akan menyangka kita mau melakukan BDSM di ruang terbuka, so wild baby B." Aku menyeringai, bisa merasakan kalau Beverly sedang bergidik jijik diseberang sana.

"Ew, kau menjijikan Veltman! Aku akan membunuhmu bila setengah jam lagi kau belum disini."

"Miss me much, baby B? Calm down, i'll be there soon!" ucapku dengan seringaian yang tak bisa hilang dari wajahku.

Stellar Collision Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang