009.

4.4K 500 9
                                    


jaemin melihat ke kanan dan kekiri sekalian berjaga-jaga agar suruhan ayahnya tidak mengikutinya, entahlah dia akan kemana hari ini karena tidak mungkin dia ke rumah miliknya karena terdapat hyunjin serta mark yg mengetahui nya.

Jaemin melangkahkan kakinya menuju salah satu apartemen, iya jaemin membeli apartemen mendadak memang orang kaya bebas melakukan apa saja.

Jaemin merebahkan dirinya lalu melihat ponsel miliknya dan segera mengeluarkan kartu ponsel miliknya agar tidak mudah di lacak, lalu jaemin pergi ke luar hanya untuk membakar kartu tersebut.

"Ah hanya sekali hidup tanpa ayah, nana pasti bisa"

Jaemin murung wajahnya tertunduk melihat api yang membakar kartu itu,  dan kembali ke dalam apartemen nya.

"Melelahkan sekali hari ini" katanya pelan

Jaemin kembali merebahkan diri di kasur besar miliknya dan mebuka ponsel miliknya, disana terdapat salah satu vidio dimana renjun sedang menyentuh sekretaris nya untung saja sudah jaemin tanganin.

ngomong - ngomong dia menyimpan vidio tersebut.

Jaemin menghela napas panjang dan melempar ponsel miliknya asal dia tertidur untuk menenangkan pikirnya.

.

Renjun di buat kewalahan karena tidak mendapati jaemin, bahkan hyunjin serta mark saja tidak mengetahui jaemin berada di mana.

jaemin sudah di lacak menggunakan ponselnya tapi tidak mendapatkan apa apa.

Renjun mengusap wajahnya kasar, matanya menuju foto dimana dirinya dan jaemin sedang bersama, apa yang di lakukannya salah? Sampai sampai jaemin semarah ini.

"Lo sih tolol" hyunjin berkata jujur, ya renjun mengakui dirinya bodoh

"YA BENER DIA TOLOL SANGAT SANGAT TOLOL LEBIH TOLOL DARI LO GA SIH?" mark membalas ucapam hyunjin dengan nada tinggi dia khawatir karena keponakan nya tidak dapat di lacak.

"gue harus gimana?.. " renjun berkata lirih hatinya tersayat oleh perkataan temannya itu.

Hyunjin dan mark saling memperhatikan, mark yg paham langsung memegang bahu renjun dan menatap renjun dengan penuh kesedihan yg di buat buat.

"Sabar ye gue harap dia balik samrenjun,lagian lo goblk banget sih"

Mark kembali mengoda renjun, sungguh renjun muak dia hanya ingin bertemu dengan kelinci manisnya saja!

.

Jaemin terbangun saat jam 02:55 perutnya terasa lapar lalu dia berjalan ke arah dapur untuk membuat ramyeon kesukaannya.

Tidak ada hanya ada ind*mi saja jaemin lantas mengambil mie tersebut dan mulai merebusnya.

dia mengecek ponselnya, tidak ada panggilan dari ayahnya.

Ah dia lupa kalau dia mengeluarkan kartu ponselnya kah?

Jaemin mendudukan dirinya di sofa dan mulai menyalakan tv, ternyata sedang menyiarkan berita tentang ayahnya dan pelacur itu. Bahkan vidio itu tersebar tapi tenang saja jaemin tau itu tidak akan membuat karir sang ayah turun.

jaemin mematikan tv tersenyum dan keluar apartemen untuk menyejukkan diri, saat berjalan jalan ke taman bahunya di tepuk oleh seseorang.

Saat menoleh terdapat jeno disana, dengan jaket kulit yang dia gunakan tentu saja jangan lupakan helm yang dia bawa!

"Apa yang kamu lakukan malam malam disini?"

Jeno bertanya sebari menarik tangan jaemin untuk duduk di motor miliknya, jaemin binggung harus menjawab apa

"Aku abis jalan jalan malam"

Jeno berkata tanpa jaemin bertanya, lalu jeno memakaikan helm kepada jaemin dan menyuruh jaemin naik ke motor miliknya.

"Naik lagi segerin pikiran kan? Ayo sekalian keliling"

Jaemin menurut untuk saat ini anggap saja dirinya tidak ada hubungan apa apa dengan renjun.

Jeno mengendarai motor dengan kecepatan lumayan yang membuat jaemin mau tidak mau harus memeluk pinggang si sipit.

Tak lama motor jeno berhenti di salah satu jembatan, jaemin turun dari motor dan membuka helm milik jeno dia menatap takjub karena pemandangan gelap sangat indah!

Jaemin sibuk memandangi perkotaan di malam hari. Sedangkan jeno sedari tadi menatap jaemin dengan tatapan memuja bahkan di depannya ini lebih indah dari pada yang lain

Sadar sedari tadi menjadi objek perhatian jaemin menoleh menatap jeno, mata mereka bertemu.

"Kenapa?"

Jaemin bertanya langsung tanpa basa basi, jeno terkekeh dan tangannya terangkat untuk mengelus surai hitam itu.

"Kamu manis na"

jaemin tersenyum dan kembali menatap ke arah depan.

"Jangan menyukaiku jeno"

"Kenapa?"

"Aku milik ayahku!"

Jaemin menekankan perkataannya, yang malah di anggap candaan oleh jeno

"Bertiga ga boleh?"

Jeno berkata dengan polosnya, jaemin langsung memberkkan bogemam di pipi jeno yang membuat si sipit itu tertawa.

"Aku hanya bercanda jaemin"

Jaemin lega syukur perasaan jeno kepadanya hanya candaa.

"Tapi aku ga bercanda kalo aku jatuh cinta sama kamu"

Jeno mengatakan itu dengan tulus, tanpa sadar mata mereka kembali saling bertemu.

"Bajingan" suara kecil itu tidak dapat di dengar oleh mereka berdua karena dia lebih memilih memperhatikan dari jauh, lihat saja nanti bagaimana nasib mereka berdua.

Haii maaf iya aku hiat terlalu lama kah:(? Sorry bangett ~T_T~

obsesi | renmin ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang