Bagian 9

583 56 4
                                    

Nie MingJue dengan telaten membersihkan juga mengobati luka Xue Yang. Ia juga dengan hati hati mengganti perban itu. Bergerak sepelan mungkin agar luka yang masih terbilang baru itu tidak terbuka lagi.

Setelah di rasa cukup, MingJue memakaikan Hanfu baru pada Xue Yang. Tentu saja hanya bagian paling dalam. Lagi pula Xue Yang akan kemana dengan kondisi nya yang seperti itu. Tidak masalah jika menggunakan Hanfu terdalam.

"Kenapa kau diam saja."

MingJue menyingkir berkakas yang ia gunakan tadi. Menepikan nya agar tidak menghalangi langkah.

"Kau mau aku melakukan apa hah?! Berdongeng?"

Xue Yang berseru kesal. MingJue mengambil duduk ditepi ranjang.

"Xue Yang.. Apa kau sangat membenci kedua pengembara itu?"

"Mereka berdua meminta mu untuk melakukan ini?"

MingJue menatap Xue Yang.

"Tidak."

"Kau tidak akan pernah tau bagaimana rasanya menjadi diriku. Aku hanya ingin di sayangi dengan tulus apakah sesulit itu?"

Xue Yang menatap MingJue dengan tatapan kemarahan nya. Walau begitu MingJue dapat melihat jelas, luka di mata yang kini menatapnya marah. MingJue menarik tengkuk Xue Yang.

Memeluk pria kecil di depanya itu. Membenamkan wajahnya di dadanya.

"Aku tau kau sangat terluka atas apa yang sudah pernah kau alami sebelum nya. Tetapi, kini kau aman di sini bersama ku. Aku tidak akan memaksamu untuk memaafkan mereka. Tetapi, bukan kah sesak di dadamu akan hilang jika kau memaafkan mereka?"

MingJue mengelus lembut kepala belakang Xue Yang. Sedangkan Xue Yang sendiri sudah terisak pelan. Mengingat masa masa sulitnya membuat dadanya terasa sesak. Seakan akan ada benda besar yang menekan dadanya.

Xue Yang meremas pakaian depan dada MingJue, menyalurkan kekasalnya. Sedangkan tangan MingJue tak henti mengelus kepala belakang dan punggung Xue Yang.

Tok... Tok..

"Zhongzhu, salah satu Jendral Yunmeng Jiang datang ingin bertemu dengan anda."

MingJue melihat kearah pintu kamarnya saat mendengar suara MengYao. Ia menoleh kembali melihat kearah Xue Yang. Xue Yang kini tengah mengusap jejak air mata di wajahnya.

"Pergilah, urusi dulu sekte mu."

MingJue tersenyum, sebelum berdiri dari duduknya. MingJue mendarat kan kecupan manis di puncak kepala Xue Yang. Lalu mengelus lembut pipi yang sedikit basah dengan air mata itu.

"Istirahatlah aku segera kembali."

Xue Yang hanya menganggukan kepalanya. Otaknya sedang berfikir keras, ' apa tidak apa apa aku menunjukan sisi lemah ku padanya?. Bagaimana jika dia akan membuang ku seperti yang lain nya.'

Xue Yang memegangi kepalanya dengan kedua tangan nya sendiri. Menekuk kakinya dan membenam kan wajah nya di antara kaki kakinya.

"Aku harus bagaimana... Aku tidak mau jatuh untuk kesekian kalinya lagi."

Suara Xue Yang terdengar begitu lihir, terdengar seperti menahan tangisan.

"Aku tidak mau.."

Huaisang yang saat itu ingin memasuki kamar menghentikan langkahnya. Ia di minta oleh sang kakak, Nie MingJue untuk menemani Xue Yang. Huaisang menarik kembali kakinya menjauh dari kamar kakaknya.

Memberikan bagi Xue Yang waktu untuk sendiri. Ia melangkah menuju Aula diskusi menunggu kakaknya selesai berbicara dengan utusan dari Yunmeng.

" Apa yang kau lakukan di sini? Bukan kah aku menyuruhmu untuk menemani Xue Yang?"

MingJue menatap heran adiknya.

"Da Ge, kau tidak akan membuang Xue Yang kan? Maksud ku..."

"Tidak akan, mengapa kau berfikir seperti itu."

MingJue mengerutkan alisnya.

"Xue Yang.. Dia tampak sangat terluka .."

Huaisang pun menceritakan apa yang ia dengar saat itu.

"Sepertinya, Xue Yang benar benar terluka ya. Ia sampai tidak mudah percaya dengan orang lain."

"MengYao, tolong kau urus semua pekerjaan ku hari ini."

MengYao tersenyum lembut,

"Baik, Nie Zhongzhu."

MengYao membungkuk hormat. Sedangkan MingJue kembali menuju kamar nya.

"Hum.. Sepertinya Xue Yang sudah memiliki tempat khusus di hati Da Ge, ia kan San Ge?"

Huaisang memainkan kipas nya.

"Heum! Aku setuju. Kalo di lihat lihat Xue Yang itu dia tidak sepenuhnya jahat. Dia hanya ingin kehadirannya di lihat dan di akui itu saja."

Huaisang mengangguk anggukkan kepalanya.

"Aku setuju dengan San Ge."

+++

"Mengapa kau duduk dengan posisi tidak nyaman itu? Lehermu bi-..."

MingJue terdiam, pipi dan mata Xue Yang basah oleh air mata. Saat ia menarik lembut Xue Yang untuk duduk dengan posisi nyaman.

"Kau... Tidak akan membuang ku seperti yang lain nya kan?"

Mendengar suara serak Xue Yang membuat MingJue teriris. MingJue segera memeluk nya.

"Jangan khawatir, aku tidak akan melakukan hal itu. Aku sudah mengatakan nya berulang kali.. Percayalah padaku."

Xue Yang membenam kan wajahnya pada perut MingJue. Meredam isakan nya di sana.

"Aku tidak ingin terluka lagi."

"Kau tidak akan terluka lagi?"

MingJue mengambil duduk di tepi ranjang. Mengusap jejak air mata di pipi Xue Yang. Perlahan menghapus jarak di antara mereka.

Mengecup bibir berwarna pink alami itu. Tangan kirinya mengenggam salah satu tangan Xue Yang sedangkan tangan kanan nya menahan tengkuk Xue Yang.

Xue Yang hanya memejamkan matanya. Menerima segala perlakuan MingJue membiarkan nya memainkan seluruh isi rongga mulut serta bibirnya.

Xue Yang mendorong lembut dada MingJue saat ia mulai kesulitan bernafas.

Xue Yang menundukan wajahnya. Mengatur nafasnya dengan wajah yang merona tipis.

MingJue yang melihat itu tersenyum tipis. Lalu mengecup lembut kening Xue Yang guna menarik perhatian nya. Dan benar saja, Xue Yang langsung menatapnya.

"Itu ciuman pertama mu?"

"Tentu saja!"

Wajah Xue Yang semakin merona.

"Baguslah, itu juga ciuman pertama ku."

"Ck, ciuman pertama katamu sedangkan lidahmu seliar itu?! Aku tidak percaya."

MingJue menyeringai tipis,

"Kau menyukai nya kan."

Bisik MingJue, seketika rona merah di pipi Xue Yang semakin terlihat jelas.

"B-bodoh! Menjauh dariku dasar mesum!"

"Mesum apa? Aku bahkan tidak melakukan apa pun."

MingJue sengaja memeluk Xue Yang lebih erat.

"Lepaskan aku! Berhenti memeluk!"

"Tidak mau."

Tbc!!
Tolong untuk selalu vote dan komen yaa 😊😊

Look At Me 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang