Bagian 10

600 52 1
                                    

"Jiang Zhongzhu mengundang kita, untuk jamuan makan. Katanya ingin berterimakasih dengan mu karna berkat informasi yang kau berikan, Yunmeng Jiang selamat dari serangan Wen Chao."

Xue Yang berhenti mendorong dorong dada MingJue yang masih saja memeluk nya. Lalu mendongak menatap MingJue.

"Aku?"

MingJue menggunakan kepala nya.

"Kenapa aku? Aku tidak suka terjebak di acara seperti itu, membosankan."

Xue Yang memanyunkan bibirnya. MingJue tersenyum tipis dan mengambil kesempatan itu untuk mengecup bibir Xue Yang sekali lagi.

"Hanya sebentar hanya untuk menghormati undangan mereka. Jika membicarakan masalah diplomatik. Kau bisa undur diri."

MingJue mengelus lembut rambut Xue Yang. Sedangkan Xue Yang diam untuk berfikir.

"Baiklah, aku rasa aku juga tak punya pilihan lain."

MingJue tersenyum lalu mengusap lembut kepala Xue Yang.

"Kau tidak ada kerjaan? Sejak tadi kau terus berada disini."

"Kau mengusirku?"

Xue Yang merotasikan kedua bola matanya.

"Buka itu maksud ku!"

"MengYao untuk sementara mengambil alih semuanya."

Xue Yang mengerut kan alisnya.

"Bukannya adikmu?"

"Huaisang masih belum tertarik dengan kepemimpinan sekte. Jadi jika aku tidak ada maka MengYao yang akan mengurus semuanya."

"Terserah lah aku mau jalan jalan aku bosan di dalam kamar mu terus."

Xue Yang berdiri dengan MingJue yang sigap berada disisinya jika ia limbung. Mengingat luka luka Xue Yang masih banyak yang belum mengering.

"Apa kau yakin? Itu bisa membuat mu lelah."

"Kalo aku lelah kau akan menggendong ku kan?"

Xue Yang menaik turunkan alisnya. Menggoda MingJue.

"Kau yang minta."

MingJue melepas jubah sektenya. Lalu memakaikannya pada Xue Yang. Tak mungkin Xue Yang berkeliaran dengan pakaian tipis seperti itu.

+++

Xue Yang dan MingJue pun berkeliling di sekitar kota Bujingshi. MingJue terus saja menggenggam tangan Xue Yang. Juga memperhatikan langkahnya.

Xue Yang sendiri tampak sangat senang bisa berjalan jalan di luar. Ia menarik MingJue mendekati penjual permen ukir.

"Aku mau satu."

MingJue hanya tersenyum, ia sudah tau jika Xue Yang sangat suka makanan manis.

"Silahkan Tuan,"

Xue Yang menerima dengan senang hati permen ukir pesananya yang telah jadi. MingJue pun segera mengeluarkan uangnya. Untuk membayar permen itu.

"Terimakasih Tuan,"

MingJue hanya mengangguk kan kepalanya. Lalu menatap Xue Yang.

"Setelah ini kita makan, kau baru makan bubur saja kan tadi apa perutmu itu tidak lapar?"

Xue Yang menggeleng, ia asik memakan permen nya.

"Selama perut ku terisi dengan gula aku baik baik saja."

MingJue menghelang nafasnya.

"Ayo ikut aku."

MingJue, menarik Xue Yang menuju rumah makan yang terlihat olehnya. Mengambil duduk disalah satu meja dekat dengan jendela.

"Tuan, ingin memesan apa?"

Seorang pelayan mendekati mereka.

"Kau ingin makan apa?"

"Ikut dengan mu saja."

Xue Yang menghabiskan permen nya.

"Menu utama dan dua nasi, kue manis dan sekendi arak."

"Baik tuan, segera di hidangkan."

Pelayan itu segera undur diri. Selama menunggu makanan mereka datang. MungJue tak henti hentinya memperhatikan Xue Yang.

Rambutnya yang di biarkan tergerai, tubuh kecilnya nya yang terbalut dengan jubah sekte mikinya. Benar benar terlihat menawan di mata MingJue.
Walau wajahnya masih sedikit pucat. Tak menutupi paras cantik nya.

"Xue Yang, kau lelaki mengapa terlihat sangat cantik?"

Xue Yang nyaris saja terdesak ludahnya sendiri.

"Kau! Jangan bicara aneh aneh!"

Xue Yang memalingkan wajahnya. MingJue hanya tersenyum melihat reaksinya. Dan membiarkan pelayan menata pesana mereka diatas meja.

"Ayo, makanlah."

MingJue meletakan sepotong dagin diatas nasi milik Xue Yang. Tanpa menunggu lama Xue Yang memakan nya dengan baik.

Xue Yang dan MingJue menikmati makanan mereka sambil berbincang. Mingjue menyadari bahwa Xue Yang adalah anak yang cerita.

+++

Setelah menikmati hari bersama dikota. MingJue membawa Xue Yang kembali. Ia tak ingin Xue Yang terlalu lelah. Kondisi tubuhnya masih lemah.

"Xue Yang."

Xue Yang menghentikan langkahnya ia melihat Xiao Xingchen dan Song Zichen seperti sedang menunggunya di depan gerbang utama.

"Apa mau kalian?"

MingJue melirik Xue Yang dan kedua pendengar itu bergantian.

"Xue Yang, bicaralah dulu dengan mereka. Aku akan mencari MengYao."

Xue Yang mendengus, lalu kembali fokus kepada dua orang di depan nya itu.

"Kalian seperti nya betah ya ada di sini."

"Kami menunggu mu pulih."

Xingchen menapa Xue Yang dengan mata yang selalu ia tunjukan dulu saat Xue Yang masih bersama dengan mereka.

"Untuk apa-.."

"Aku.. Merasa tidak tenang saat aku harus pergi dengan kondisimu yang seperti sekarang. Xue Yang."

Xingchen menyentuh kedua pundak Xue Yang.

"Kau boleh memakiku, kau boleh memukul ku. Aku bersalah, tapi aku tidak pernah berpura pura menyayangimu."

Xue Yang menundukkan wajahnya.

"Aku tau.. Aku tau kau tak pernah berpura pura menyayangi ku.."

Xue Yang mendongak kan wajahnya. Membalas tatapan Xingchen.

"Xue Yang.."

"Aku memaafkan mu, kau tidak perlu selalu meminta ampun seperti itu. Menyediakan sekali Xingchen."

Xingchen tersenyum saat Xue Yang tersenyum kearahnya. Ia langsung memeluk Xue Yang dengan erat.

Xue Yang sedikit meringkis saat Xingchen terlalu erat memeluknya.

"Xingchen kau menyakiti nya?"

"Oh?! Maaf aku sampai lupa jika kau masih terluka."

Xue Yang tersenyum, 

"aku tak apa jangan khawatir aku sudah mulai membaik."

Xue Yang dan Xingchen kembali berbaik kan. Semua itu juga di lihat oleh MingJue, Huaisang dan MengYao.

"Akhirnya mereka berbaikan."

Huaisang tersenyum cerah.

"Xue Yang juga terlihat semakin ceria."

"Begitulah yang seharusnya terjadi."

MengYao dan Huaisang setuju dengan ucapan MingJue.

Tbc!!

Look At Me 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang