Anything

35 4 0
                                    

{Noah Cyrus - Stay Together}

☆☆☆


18:47

Bayi perempuan berusia sekitar satu tahun setengah itu mencoba turun sendiri dari atas bad kasur dengan cara mengguling-gulingkan tubuhnya beberapa kali sampai akhirnya berada di bibir kasur.

Di kamar bernuansa biru itu sama sekali tidak ada orang. Awalnya ada sang ayah, tapi sang ayah pergi membantu sang ibu yang nampaknya kesusahan membuka botol kecap.

Karena di pinggir bad kasur itu tidak diberi pembatas, jadi bukan tidak mungkin bayi itu terjatuh ke lantai.

Tapi untungnya hal itu tidak terjadi saat tiba-tiba saja ada bantal berukuran cukup besar yang awalnya berada dipojokan bergeser ke arah bayi tersebut sehingga tubuhnya tidak jadi membentur kerasnya lantai yang dingin.

"Astaga!" Sang ayah yang baru saja datang dan melihat sang anak yang sudah tergeletak di bawah langsung memindahkannya ke atas bad kasur lagi.

"Ada apa teriak-teriak?!" Sang ibu langsung menyusul karena mendengar pekikan.

"Tadi anak kita terjatuh, tapi untung saja tidak apa-apa karena ada bantal yang jadi alasnya," jelas sang ayah yang masih khawatir terjadi sesuatu.

Sang ibu langsung terduduk sambil mengelus dada. "Syukurlah kalau begitu."

"Lain kali aku akan lebih berhati-hati, tidak akan aku biarkan siapapun menyakitinya." Laki-laki itu mengelus kepala kemudian mengecup kening bayi perempuan yang hanya mengulas senyum manis menatap ke langit-langit kamar seolah sedang melihat dan bermain bersama seseorang.

☆☆☆

12:56

"Sayang, kamu berani, 'kan, di rumah sendirian? Ibu dan ayah mau keluar sebentar." Wanita itu mengelus-elus anak perempuannya yang tengah sibuk bermain berbagai macam jenis boneka. "Nanti ibu akan mengunci pintunya supaya tidak ada yang masuk." Ucapan panjang lebar sang ibu bahkan sama sekali tidak didengarkan.

"Ayo cepat! Temanku sudah menunggu!" teriak sang ayah dari depan tidak sabaran.

Sebelum pergi keluar rumah, sebagai perpisahan sang ibu mengecup kening sang anak yang masih tidak perduli dengan keadaan sekitar.

Beberapa menit bermain boneka di ruang tamu, balita perempuan itu akhirnya merasa lapar, padahal nyatanya tadi dia sudah makan.

"Ibu, aku lapar!" serunya sambil memasukkan mainanya ke keranjang yang sudah disediakan.

"Ini makanannya." Seorang wanita datang dari arah dapur. "Kamu mau ibu suapi atau makan sendiri?" tanya sang ibu super lembut dengan tangan kanan membawa sepiring nasi dan lauk pauk sedangkan tangan kanan membawa segelas susu putih.

"Makan sendiri saja, lagi pula aku, 'kan, sudah besar," jawab gadis kecil itu meraih piring kemudian memasukkan satu sendok nasi yang menggunung ke dalam mulut. Selera makannya makin bertambah saat sang ibu mengusap lembut kepalanya sambil mengukir senyum menawan.

"Makan yang banyak, supaya kamu cepat besar."

☆☆☆

11:15

Tangannya mengelap peluh keringat yang menetes dari dahi sampai pipi. Teriknya matahari di siang hari membuat tubuhnya serasa terbakar. Bahkan saat rambutnya sudah dikuncir kuda, rasa gerah dan panas masih saja ada.

Anak perempuan yang menggendong tas berwarna biru berusia sekitar sebelas tahun itu berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai akan kendaraan. Gadis itu bisa saja naik kendaraan umum untuk menuju rumahnya, tapi dia lebih memilih jalan kaki dan menabung uangnya.

The Magic BooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang