Chapter 05 - Aneh

20 4 0
                                    

{Rangga}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Rangga}

{Rangga}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Reina}

☆☆☆

{Gayle - ABCDEFU}

☆☆☆

Ravenda sendiri hanya bisa diam dengan mata berkaca-kaca.

Kantin menjadi lebih riuh dan tegang, terlebih gadis itu menjadi sorotan utama sekarang. Tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya kalau mencoba berurusan dengan sang most wanted sekolah akan serumit dan semenyakitkan ini.

Ke dua telinganya seolah tuli, dia tidak mendengar dengan jelas peringatan dari Ranendra maupun cercaan banyak orang tentang dirinya. Pikirannya hanya fokus dengan satu nama, Ranendra. Dan matanya seolah-olah gelap, hanya ada satu cahaya yang menerangi satu orang saja yaitu, Ranendra.

Sedangkan laki-laki itu yang awalnya melipat tangan di depan dada, kini tangannya dimasukkan ke dalam celana sambil memasang wajah super dingin. "Sampai di sini dan seperti ini aku menjagamu."

Tapi beberapa detik kemudian, Ravenda langsung bangkit berlari bersembunyi di belakang punggung laki-laki bersihir itu.

"To-tolong bantu aku, kumohon ..." mohonnya dengan wajah melas. "Aku bingung sekarang harus bagaimana."

Ranendra membalikkan badan menghadap gadis itu. "Bukankah tadi kamu sudah kuperingatkan? Merubah rentetan takdirmu bisa juga merubah nasibmu juga."

"Ah, sudahlah. Sekarang bukan waktunya untuk berdebat, cepat bantu aku ...."

"Baiklah. Sekarang, apa maumu?"

"Kembalikan semua ini dalam keadaan seperti semula sebelum aku datang mengambil mangkuk makananku."

"Kamu harus mengingatnya. Aku bisa mengembalikan waktu, namun hanya saat kejadian tersebut baru saja terjadi. Tapi jika mengembalikan masa lampau seperti saat kelahiranmu atau saat kamu kecil, aku tidak bisa karena lagi-lagi, itu sudah menjadi peraturannya." Setelah mendapat anggukan, Ranendra membalikkan badan kemudian menjentikkan jari.

The Magic BooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang