Chapter 27 - Second Change

7 3 0
                                    

{Ranendra}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Ranendra}

☆☆☆

Witt Lowry - Into Your Arms (Ft. Ava Max)

☆☆☆

Di sekolah Ravenda terlihat garang, sangat, keren, jahat, tidak berperikemanusiaan, dingin, terus terang, keras kepala, dan macam-macam sifat buruk lainnya. Namun, melihat gadis itu ada di depan Reyzandra saat ini, dia seperti melihat dua orang yang berbeda. Di rumah, Ravenda terlihat seperti gadis rapuh, pekerja keras, pantang menyerah, penuh sopan santun, suka menolong, dan kalem.

 Di rumah, Ravenda terlihat seperti gadis rapuh, pekerja keras, pantang menyerah, penuh sopan santun, suka menolong, dan kalem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merubah posisi menghadap lawan bicara. "Apa itu?" Air wajahnya berubah sinis. "Tapi kalau kamu mau bertanya-tanya tentang kejadian tadi, aku tidak mau menjawabnya."

"Tidak, bukan itu. Jika kamu diberi kesempatan untuk meminta sesuatu pada, Tuhan, apa yang akan kamu minta?"

"Eum ... apa, ya? Pertama, aku akan minta supaya hidupku lebih banyak bahagia daripada sengsaranya agar aku bisa terus membahagiakan orang di sekitarku. Ke dua, aku ingin umurku dan umur ayahku panjang supaya kita tetap bisa bersama-sama. Ke tiga, aku ingin ..." jeda beberapa detik, "... aku juga ingin, Tuhan, menghadirkan ibuku lagi."

"Kenapa semua permohonanmu merujuk pada orang terdekat dan orang yang kamu sayang? Apa kamu tidak mau harta, uang, tahta, kekuasaan, yang didambakan semua orang?"

Dua manik mata tulus itu menembus dunia milik Reyzandra. Laki-laki itu terpesona akan senyuman yang sekilas dilepaskan gadis di depannya.

"Kebahagiaan masing-masing orang itu berbeda-beda. Ada yang sangat bahagia karena memiliki yang kamu sebutkan tadi, ada yang bahagia karena memiliki kekasih, dan ada juga yang bahagia karena ada yang dibanggakan. Namun bahagiaku cukup sederhana, membuat orang di sekelilingku nyaman dan berkumpul bersama keluarga adalah yang paling utama. Aku tidak akan pernah bisa bangkit jika tidak ada keluarga, aku tidak akan ada di dunia jika tidak ada orangtuaku, dan aku tidak akan bisa hidup tanpa keluarga. Keluarga, adalah hal yang paling berharga dihidupku. Aku tidak mau berjalan sendirian karena aku takut, tapi di manapun aku berada keluargaku selalu ada dan menuntunku. Tidak perduli aku baik atau buruk, namun di mata keluarga aku terlihat sudah berusaha semaksimal mungkin. Jika di luaran sana tidak ada yang menghargaiku, maka keluarga adalah orang pertama yang berkata, "Tetap semangat, kami tahu kamu sudah bekerja keras. Jadi tidak perlu khawatir, pasti selalu ada jalan. Buktikan saja pada mereka kalau kamu bisa menembus sesuatu yang tidak bisa mereka tembus. Buat mereka terngaga akan keberhasilanmu nanti, walaupum itu memakan waktu yang cukup lama" sambil menepuk bahuku beberapa kali."

The Magic BooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang