Chapter 19 - Truth Or Dare?

13 4 0
                                    

{Reina}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Reina}

{Ravenda}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Ravenda}

☆☆☆

{Sia - Unstoppable}

☆☆☆

Rasanya tidak nyaman melihat orang terdekat kita larut dalam kesedihan yang tak kunjung hilang.

Mereka yang menyakiti tidak akan pernah tahu apa yang para korban rasakan, tidak pernah mau tahu bagaimana akibat dari semua itu, dan tidak berpikir jauh apa yang akan terjadi setelahnya. Yang merekan tahu hanyalah kesenangan, rasa senang yang timbul jika menyakiti orang lain.

Tapi kembali lagi, itu sudah menjadi hukum alam di bumi yang tidak terbantahkan lagi.

Hal itulah yang juga dirasakan Ranendra saat ini. Kepalanya dia tolehkan ke samping kiri, tempat di mana Ravenda berbaring bertumpu dengan ke dua tangan.

"Malam ini tidak ada bintang dan bulan, ya?" Tatapan gadis itu terlihat sayu, yang dia lihat hanya langit malam yang kosong serta gedung-gedung yang menjulang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Malam ini tidak ada bintang dan bulan, ya?" Tatapan gadis itu terlihat sayu, yang dia lihat hanya langit malam yang kosong serta gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Terdengar suara decitan dari salah satu permainan di taman bermain yang tertiup angin. Tekstur kasar dari rumput jepang menusuk jaringan kulit luar.

"Mereka semua selalu ada, tidak akan pernah pergi jauh dan meninggalkan satu sama lain. Hanya saja ada alasan di mana kamu tidak menyadari keberadaanya. Mungkin saja itu karena awan yang menghalangi," sambung Ranendra.

The Magic BooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang