Usia kehamilan Acha menginjak bulan keempat.
***
Acha mengelus perutnya yang mulai membesar. Waktu berjalan begitu cepat sehingga dia sampai tak menyadari perubahan dalam dirinya. Berat badannya yang bertambah, porsi makannya yang lebih dari biasanya, banyak mengantuk, ingin selalu malas-malasan, dan yang lainnya. Namun, Acha maklum. Ini bukan kali pertamanya dia mengalami hal seperti ini. Jadi, sudah bukan hal asing lagi baginya.
Acha melihat pantulan dirinya di layar ponsel.
"Leen, Mamah gendutan ya?"
Aleena yang sibuk menonton youtube di kursi belakang langsung menoleh menatap wajah Acha.
"Iya." jawabnya singkat kemudian melanjutkan kegiatannya.
Acha meliriknya sinis. Di pikirannya Aleena akan berpura-pura bilang tidak walaupun mengetahui fakta bahwa Acha memang gendutan.
Kini mereka sedang berada di mobil, menunggu Aiden yang sedang pergi mengambil dompetnya yang tertinggal.
Pagi ini, mereka berniat ke mal untuk berbelanja bahan bulanan. Aiden kembali dari dalam rumah lalu memasuki mobil. Mereka siap untuk berangkat.
"Udah dikunci?"
"Beres." Aiden memakai kacamata hitamnya lalu menyalakan mobil. Mereka mulai membelah padatnya jalan ibukota.
"Kamu nggak nyalain kompor kan, Mah?"
"Aman. Udah beres tadi aku masak."
Tangan Aiden terulur untuk mengelus surai cantik milik Acha. Untuk sejenak, mereka lupa akan kehadiran Aleena di belakang. Seolah dunia ini hanya milik mereka berdua saja.
Ketika berhenti di lampu merah, Acha mengubah duduknya sedikit menghadap Aiden.
"Yah, emang aku keliatan gendut banget ya?"
Aiden menoleh ke istrinya. Melepas kacamata hitamnya kemudian memandang Acha dari bawah ke atas. Tangannya terulur lagi untuk mencubitnya dengan gemas.
"Mau gendut atau nggak, aku tetep sayang. Kan jadi sebelas dua belas sama squishy."
"Idih, norak." Aleena asal celetuk tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya.
Aiden dan Acha serentak menoleh ke belakang.
"Aleen, udah dong youtube nya. Kan udah habis waktunya." Aiden memperingatkan.
"Bentar, lima menit lagi."
"Alah, kamu kalo lima menit ngaret jadi lima puluh menit. Bawa sini hp nya."
Acha mengulurkan tangannya di depan Aleena bermaksud meminta ponsel yang Aleena pakai. Saat itu, Aleena pun tidak keberatan memberikan ponselnya pada Acha. Seolah sudah jadi kebiasaan, Acha menerapkan peraturan bahwa tidak boleh bermain ponsel lebih dari dua jam. Dan jika Aleena melanggarnya, maka akan ada peraturan potong uang saku. Aleena paling benci itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo, Mahmud!
HumorDisarankan untuk : - mem-follow saya (wajib) - membaca 'Om Ganteng' terlebih dahulu sampe tamat. ____ Acha punya anak? Anak melahirkan anak? Frasa yang lucu, ya? Tapi ini serius. Acha yang dulunya selalu merengek pada Om-nya kini sudah berubah menj...