eps. 1

26.5K 1.1K 51
                                    

Acha baru saja selesai membereskan skincare di meja rias. Dia menghela napas lalu melirik jam di dinding.

"Hoam.." Acha menarik tangannya ke atas, berniat merenggangkan otot.

Acha melihat suami tercintanya sedang fokus di ranjang sambil membaca sebuah novel. Sebelum benar-benar bangkit, Acha melihat kalender di meja.

Dia kemudian berdiri lalu menghampiri Aiden. Naik ke ranjang perlahan dan memposisikan dirinya agar benar-benar nyaman.

"Ayah belum ngantuk?"

Aiden menutup novelnya lalu diletakkan di nakas. "Sedikit. Aleena udah tidur?"

"Setengah jam yang lalu sih aku cek udah tidur. Dia kayaknya kecapean main sama Eddo tadi sore."

"Kamu sendiri udah ngantuk?" Aiden bertanya sembari menyelipkan beberapa helai rambut Acha ke belakang telinga.

"Belum. By the way, lusa itu anniversary kita yang kelima. Kamu minta apa, Yah?"

Aiden terlihat berpikir. "Bentar deh. Kamu inget nggak pas kita nikah dulu?"

"Ya inget lah, kenapa coba harus lupa?"

Aiden tertawa. "Yang bolak-balik toilet karena pengen kencing terus siapa? Padahal waktu itu gaun kamu super duper ribet. Dan kamu pasti paham betapa repotnya mereka yang bantuin kamu."

"Ih namanya juga orang gugup. Terus yang hampir pingsan pas udah selesai akad siapa? Pake nangis keras segala lagi. Dih malu-maluin." Acha mencibir.

Pipi Aiden sedikit merona. Entah kenapa dia juga malu sendiri karena ingat kejadian 5 tahun yang lalu waktu selesai mengucap janji suci, tangis Aiden langsung pecah. Bukan tangis sedih, melainkan tangis haru karena bisa memiliki wanita itu sepenuhnya.

Saat itu Acha berusia 19 tahun dan Aiden 30 tahun. Perbedaan yang sangat terlihat jelas bukan?

Mereka juga sudah merencanakan untuk tidak memiliki anak terlebih dahulu selama lebih kurang 3 tahun dengan maksud agar Acha bisa fokus kuliah dan menggapai gelarnya.

Tapi Tuhan berkata lain. Mereka 'kebobolan'.

Kabar menggembirakan datang di waktu Acha berusia hampir 20 tahun. Niat menunda memiliki anak yang harusnya 3 tahun gagal sudah. Acha mengandung di usianya yang masih terbilang sangat muda.

Hingga tiba saatnya Aleena lahir. Mereka berdua begitu bahagia waktu itu. Pengalaman mengurus seorang bayi benar-benar mereka lalui dengan suka dan duka. Karena itu adalah pengalaman pertama mereka, banyak ketidaktahuan yang mereka alami.

Di kampus pun Acha terkenal dengan sebutan 'mahmud' alias mamah muda. Tak sedikit mahasiwa yang terang-terangan memanggilnya mahmud. Acha tidak keberatan, toh itu semua fakta. Dengan bangga juga dia mengenalkan putri kecilnya pada warga kampus.

Mereka berdua terkekeh ketika ingat potongan-potongan memori dahulu ketika susah senang mengurus Aleena.

"Nggak kerasa ya, udah lima tahun aja." Acha menghela napas lega.

"Iya. Aku juga nggak mau kado yang macem-macem. Tenang aja."

"Serius? Biasanya tahun-tahun sebelumnya kamu minta yang aneh-aneh melebihi ibu-ibu ngidam."

"Iya serius."

"Terus kamu minta apa emang?" Tanya Acha sambil memandang Aiden dengan penasaran.

Aiden menyunggingkan senyum. "Kalau kita kasih adek buat Aleena pasti seru."

Deg.

Jantung Acha nyaris berhenti. Kenapa Aiden jadi main kode seperti ini? Huh, dia merasa suhu kamarnya menjadi lebih panas dari sebelumnya.

'Jangan. Jangan malam ini, gue nggak siap sialan.'

Acha menatap Aiden penuh kekhawatiran. Acha takut jika malam ini dia akan mengalami hal yang sedikit memalukan bagi dirinya.

Dengan tiba-tiba, Aiden menempatkan Acha di bawahnya. Mengunci pergerakan Acha, tak membiarkannya mengelak.

"Are you ready for tonight?"

Bola mata Acha bergerak tak tentu arah. Dia yakin seluruh wajahnya sudah serupa dengan kepiting rebus. Suhu ruangan juga semakin memanas.

Mau tidak mau Acha mengangguk ragu, walaupun dia tidak benar-benar dalam kondisi siap.

Aiden mulai membelai pipi Acha perlahan. Tangan satunya bergerak di balik kaos Acha, mencari pengait bra di sana.

Acha sudah bergerak gelisah.

BRAK!

Pintu kamar terbuka lebar.

"Ayah! What are you doing?!"

_____________

Purworejo, 26 Agustus 2019

Hehe pendek dulu ya, liat respon kalian. Baru nanti aku panjangin.

HEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHHEEHEHHEHE

Halo, Mahmud!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang