eps. 10

5.7K 499 52
                                    

SELAMAT MALAM MINGGU! ENJOY YA!

*khususnya jomblo(s)

***

Aiden melepas kacamata dan meletakkannya di samping laptop. Dia mengucek mata yang mulai perih dan berair. Tak ayal, sekarang hampir tengah malam dan dia baru saja menyelesaikan pekerjaan dari kantornya.

"Akhirnya, bisa naruh punggung ke kasur..." Aiden berbaring dengan nyaman di atas ranjang yang tertata rapi.

Baru satu menit Aiden memejamkan mata, Acha yang baru dari kamar mandi mendekati Aiden lalu menggoyangkan kakinya.

"Kenapa, Mah?"

"Ayah capek ya?"

"Hm.. lumayan. Tumben banget jam segini belum tidur?" Aiden membenarkan posisinya.

"Ya udah deh, besok aja. Ayah capek lagian. Kasian." Acha naik ke ranjang, menuju ruang kosong di samping Aiden.

Dia berbaring lalu menaikkan selimut dan memiringkan badan menghadap Aiden. Acha dengan imut memainkan jemari Aiden yang besar-besar itu.

"Ada apa, sih?" Aiden ikut berbaring. Menghadap Acha dan mulai mengelus rambutnya.

"Nggak apa-apa."

"Kamu pengen apa? Aku beliin sekarang." Ujar Aiden mantap.

Dirinya paham jika sang istri tengah mendambakan sesuatu. Memasuki minggu ke-7 membuatnya sedikit kewalahan. Aiden harus mengurus Acha yang 'mabok', menuruti segala kemauan Acha, sampai memasak di pagi hari.

Itu semua Aiden lakukan demi calon bayi dan istri tercinta.

Acha menatap Aiden penuh harap.

"Iya, beneran. Asal nggak suruh megang tikus aja."

Acha yang mendengar itu langsung duduk bersemangat. Aiden mengikuti mata Acha yang berbinar.

"Aku pengen jambu airnya Pak Tejo, Yah."

Aiden terdiam sesaat.

Kenapa harus Pak Tejo? Aiden kurang suka dengan keluarga mereka.  Apalagi dengan Bu Tejo.

Aiden duduk menghadap Acha. "Oke, Mah. Besok Ayah suruh Bu Tejo petikkin, ya. Kamu kan tahu sendiri kalau orang yang minta jambunya Bu Tejo nggak boleh ambil sendiri."

"Tapi, aku maunya Ayah yang manjat. Sekarang."

Raut wajah Aiden berubah sedih. "Sekarang kan udah malem, Mah. Besok aja ya? Nggak kasihan sama Ayah bakal jadi santapan harimau?"

"MAU ANAKNYA NGILER!?"

"Iya! Siap tuan putri. Meluncur sekarang!"

***

Aiden sedikit merinding merasakan udara tengah malam ini. Angin bertiup sepoi-sepoi membelai tengkuknya. Dia makin merinding.

Tangan Aiden membuka gerbang rendah rumah Bu Tejo dengan pelan. Dia berjalan menuju pintu rumah. Ingin mengetuk pintu saja rasanya tidak enak.

Tok tok tok!

"Permisi, Pak Tejo." Suara Aiden terdengar pelan.

Semenit menunggu tidak ada sahutan.

"Gilasih, bangunin macan yang lagi tidur ini mah."

Tok tok tok!

"Permisi, Bu Tejo!" Aiden meninggikan volume suaranya. Dia menunggu sebentar dan terlihat senang karena lampu ruang tamu menyala.

Halo, Mahmud!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang