eps. 14

2.7K 283 20
                                    

Ini lumayan rame, tapi kenapa votes-nya dikit banget ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini lumayan rame, tapi kenapa votes-nya dikit banget ya?

***

Aleena dan teman barunya duduk berdampingan. Keduanya tengah asik memakan es krim sampai belepotan. Acha dengan cekatan pula mengelap mulut Aleena yang terkena es krim.

Baru beberapa menit berkelahi, mereka berdua sudah menjadi teman baik.

Suasana di antara Aiden, Acha, dan Aron sangatlah canggung. Secara, Aron adalah masa lalu Acha yang pernah mengisi hari-hari Acha, pernah saling sayang, sampai pada akhirnya Aron-lah yang menyakiti. Bahasa simpelnya 'mantan'. Kalau mau ditambah hewan-hewan dari kebun binatang, juga boleh.

Aiden mulai menetralkan suasana.

"Brian umurnya berapa tahun, Ron?"

Aron yang baru saja akan memasukkan sesuap nasi, mengurungkan niatnya.

"Bulan depan dia tujuh tahun."

"Oh, lebih tua dari Aleen."

"Iya." Aron mengangkat sendoknya, berniat memasukkan makanan tadi.

"Udah sekolah?"

Aron tidak jadi makan lagi. Sepertinya dia sudah mulai terpancing emosi.

"Udah, Om. TK besar."

Kini Aron meletakkan alat makannya, menunggu Aiden kalau-kalau akan mewawancarainya lagi. Tapi hampir lima menit berlalu, Aiden hanya diam saja. Malah menikmati makanannya sendiri, begitu pula Acha.

"Makanannya nggak enak ya, Ron? Apa mau ganti menu?"

"Ah, nggak kok, Om. Masih kenyang aja." ujar Aron diikuti senyuman canggung.

'Gue nggak makan karena kalo mau nyuap, lo nanya mulu anjeng.'

Begitu kata Aron dalam hati.

"Daddy,"

Aron langsung menoleh pada Brian.

"Brian, udah uncle bilang kan, jangan panggil uncle daddy."

"Tapi uncle mirip daddy." Kata Brian diakhiri dengan nyengir kuda.

Aron hanya mengelus kepala Brian dengan lembut.

"Tapi serius loh, Ron. Tadi pas Brian manggil kamu daddy, saya kira kamu beneran papanya."

Aron tertawa canggung lagi.

"Dia emang lebih sering sama aku ketimbang sama papanya, Om. Jadinya suka kebablasan manggil daddy."

"Gapapa. Udah pantes kok."

Acha langsung menendang pelan kaki Aiden. Matanya mengisyaratkan, 'jangan malu-maluin ya tolong.'

Aiden hanya manggut-manggut seolah mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Halo, Mahmud!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang