•
Seperti ajakan Senja kemarin, pagi hari ini Malam tengah sibuk mencari pakaian yang cocok untuknya. Sebenarnya ia tidak perlu repot-repot memakai baju yang bagus. Style-nya yang biasa ia pakai juga cocok-cocok saja untuk Malam. Entahlah.
Jam yang menempel di dinding ruang tamunya telah menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh empat menit. Kira-kira setengah jam lagi Senja akan menjemputnya. Ia masih tidak punya ide, kemana ia akan dibawa Senja kali ini.
.
Kakinya bergerak gelisah, sesekali mengecek ponsel lamanya untuk melihat apakah Senja mengiriminya pesan.
Pasalnya, ini sudah hampir dua jam terlewat dari waktu janjian mereka. Diam-diam Malam merasa khawatir. Apa sesuatu terjadi pada Senja? Kenapa Senja tidak mengabari dirinya. Apa Senja lupa dengan omongannya kemarin? Ah sepertinya tidak, Senja bukan tipe orang yang sering lupa. Bahkan ia pengingat yang baik.
Beberapa kali pula Malam mencoba menelfon Senja, tapi hanya suara operator yang terdengar. Ponsel Senja tidak aktif, entah sejak kapan.
Mengirim pesan pun percuma, lalu Malam harus bagaimana. Perasaannya benar-benar kacau saat ini.
•