#13

88 7 0
                                    

Dengan perlahan Senja membuka kedua matanya. Seperti biasa, pasti ia akan melihat Riko duduk disampingnya lalu setelah itu mengomel panjang lebar.

Tapi, kali ini nampaknya tebakannya meleset. Senja tidak melihat Riko dimana pun. Namun ia dikejutkan dengan seseorang yang tengah tertidur. Bersender pada ranjang miliknya.

Senja mengerjap beberapa kali, lalu barusaha untuk bangun. Ia sedikit meringis saat merasakan nyeri disetiap wajahnya.

Orang itu, Malam.

Entah kenapa, melihat Malam berada disini. Berada dikamarnya dengan kondisinya yang seperti ini membuat Senja terasa sesak.

Kini, ada satu orang lagi yang mengetahui masalahnya.

Senja menekuk kakinya, lalu menyandarkan kepalanya diatas lutut. Memandangi Malam yang masih tertidur pulas.

Ia merogoh ponsel miliknya, tertulis pukul dua lewat tiga puluh menit. Ah, berapa lama ia pingsan kali ini?

.

Dengan perlahan, Senja menggoyangkan tubuh Malam. Bermaksud untuk membangunkan Malam.

Dalam tidurnya Malam bergerak gelisah, lalu perlahan membuka kedua matanya. Mengerjap beberapa kali dan kali ini fokusnya pada Senja yang tengah membangunkannya.

"Aduh, maaf gue ketiduran. Lo kapan bangun?"

"Baru aja."

"Gimana? Masih sakit? Dimana lagi yang sakit? Bilang sama gue, Nja."

"Gue nggak apa-apa, Lam. Makasih."

Kedua tangan Malam terulur, menangkup kedua pipi Senja, lalu mengusapnya pelan. Membuat Senja menutup kedua matanya, rasanya nyaman sekali.

"Kalau ada apa-apa bilang sama gue ya, Nja."

Senja membuka kedua matanya, menatap tepat dikedua mata Malam. Anggukan pelan diterima Malam.

Kedua tangan Senja meraih tangan Malam. Menurunkannya dari kedua pipinya dan menggenggam tangan Malam. Matanya tak lepas dari kedua manik Malam.

Lalu, tanpa Malam duga. Senja mendekatkan wajahnya, lalu kecupan singkat mendarat dikedua belah bibir Malam.

Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang