• Malam
Satu pesan dari Senja mampu membuat rasa khawatir pada diri Malam sedikit menghilang. Meski belum sepenuhnya hilang, Malam ingin meyakinkan dirinya jika Senja sedang baik-baik saja.
Motor yang ia kendarai menuju ketempat dimana saat ini Senja berada. Angin malam yang berhembus mampu membuat Malam bergidik. Rasanya dingin sekali.
Pukul delapan kurang lima menit, Malam memarkirkan motornya disisi jalan yang lenggang. Disini sepi, tidak perlu khawatir jika motornya menganggu orang lewat.
Ia memperhatikan Senja, tengah duduk dibawah lampu jalan. Wajahnya tertutup topi, menyembunyikan raut Senja. Telur gulung yang tadi ia beli masih tersisa dua.
"Senja?" Panggil Malam.
Senja mendongak, menatap Malam yang kini berdiri didepannya. Malam sempat tertegun, sebab kedua mata Senja nampak tidak baik-baik saja. Ada luka samar yang berada di samping mata Senja. Meski cahaya lampu jalan tidak terlalu terang, tapi Malam masih mampu melihat luka tersebut.
Malam jongkok didepan Senja, mengangkat sedikit topi Senja. Ah, ternyata di kening Senja juga terdapat luka. Ibu jari Malam dengan pelan mengusap luka yang sepertinya masih baru. Membuat Senja sedikit meringis, menahan rasa perih akibat sentuhan Malam pada lukanya.
"Ini kenapa?"
"Jatuh."
"Jatuh lukanya nggak kaya gini, Nja." Malam menatap Senja, sedang yang diperhatikan mengalihkan pandangan.
"Mau ini nggak, masih ada dua?" Tawar Senja, menawarkan telur gulung miliknya.
"Nggak usah ngalihin pembicaraan. Lo dipukulin? Sama siapa?"
"Nggak, Malam. Gue baik-baik aja."
"Bisa nggak sih? Kalo ditanya jangan jawab 'gue baik-baik aja'? Lo bisa bilang kalo lo lagi nggak baik, lo bisa ngeluh kalo lo lagi sakit."
Didepannya Senja tersenyum, senyum tulus yang baru pertama kali Malam lihat.
"Beneran, ini cuma luka kecil. Nggak apa-apa." Senja tetap meyakinkan Malam jika ia tidak apa-apa.
Malam melepas topi yang Senja pakai. Memajukan tubuhnya dan mencium luka Senja. "Cepet sembuh, gue tahu lo kuat. Meski lo nggak cerita apa-apa ke gue, gue tahu lo lagi nggak baik-baik aja." Dan memakaikan kembali topi Senja.
Pelan-pelan Senja menjatuhkan kepalanya diatas bahu Malam. "Makasih, Malam. Suatu saat nanti gue bakalan cerita sama lo. Makasih."
Senja mengangkat kepalanya, menatap Malam yang kini juga tengah menatapnya. Melepas topinya dan memakaikannya pada Malam. Lalu dengan perlahan mengecup Malam tepat dibibirnya.
•