3

2.4K 271 18
                                    

Jangan lupa like and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa like and comment
.
.
.
.
.
.

Sunoo diam semenjak ia masuk mobil Ayahnya, ia sudah lelah melampiaskan emosinya yang terlampau kacau. Takut, jelas siapa yang tidak takut ditinggal sendiri di tengah orang yang tidak dikenal. Apalagi Ayahnya datang cukup lama karena harus memutar arah untuk bisa kembali ke rest area.

"Udah dong dek marahannya, maafin Yayah ya. Suwer tadi beneran gak sengaja."

"Dek... Bentar lagi kita pisah lo, masa mau marahan. Ayo dong maafin Yayah."

"Ya abis Yayah ma ceroboh, masa adek ditinggal gitu aja. " Sunoo menyahut dengan mata menatap keluar jendela.

"Nggak sengaja dek, tadi tuh mobil tiba-tiba pintunya nutup sendiri bruak gitu. Yayah pikir itu kamu jadi gas aja... Berhubung kita udah--"

"Ish...  Udah Yah, tuh depan belok kanan. Asramanya keliatan."

"Iya tapi Yayah dimaafin kan?"

"Gak tau..."

"Adek... Yayah tau adek marah, adek kecewa. Gak papa... Yayah sayang adek, maaf ya."

"Hm... Tuh depan berhenti di lobby." Sunoo menunjuk, entah gerak refleks atau apa. "Barangnya taruh sini aja Yah, Yayah ikut masuk kan?"

"Iya, adek turun sini dulu ya. Yayah mo markirin mobil." Sunoo mengangguk setuju, setelah barang-barangnya keluar dari mobil ia menunggu ayahnya datang. Jungwon katanya juga akan menjemput, entah kemana dulu dia sekarang.

"Oy Onu!"

"Eh Uwon!" Kaki Jungwon berlari cepat mendekati Sunoo yang tengah melambai ke arahnya, dua bocah itu akhirnya dapat bertemu setelah sekian lama. Keduanya berpelukan singkat sebelum kembali melemparkan candaan.

"Anjir gue kangen cuy, mana kenalan dikit banget disini." Jungwon mengeluh, sempat merasa terasingkan akibat ia masuk asrama lebih cepat.

"Ye... Sama aja, dirumah juga jadi babu. Sulit banget bagi waktu, lihat kan kemarin nilaikunya turun banget."

"Halah nilai mah nggak menentukan takdir, tinggilah yang menentukan. Tinggi lu masih segini aja?"

Sunoo menggeplak kepala Jungwon, tak sadar jika sahabatnya itu lebih pendek darinya.

"Sadar Won... Sadar..."

"Gak--"

"Hai Jungwon." Ayah datang tanpa permisi, jaketnya sudah ia lepas meninggalkan kaos putih dengan jeans ala anak muda.

"Paman... Apa kabar?" Jungwon menjulurkan tangannya untuk meminta salam, dengan senang hati Ayah membalasnya.

"Baik, bagaimana denganmu?"

"Seperti yang dilihat, aku akan semakin baik jika janji Paman kemarin terlaksana. Hehehe... " Jungwon tertawa kecil, berbeda dengan Sunoo yang sudah lelah melihat kelakuan sahabatnya ini.

OH SUNOO [Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang