4

2.3K 281 7
                                    

Jangan lupa like and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa like and comment
.
.
.
.
.
.

Dahi Sunoo sempat berkerut bingung, sebab hawa dingin dengan cuaca diluar ruangan sangat bertolak belakang. Ia sempat berpikir jika kamar ini adalah definisi kulkas besar yang sebenarnya. Ia menggeleng sebentar, tidak mungkin hal seperti itu ada.

Ia tepuk kepalanya pelan, mencoba lebih berpikir realistis.

"Sepi, apa belum datang?"

Sunoo melangkah maju perlahan, satu tangannya menyeret koper sementara barang yang lainnya masih ia tinggal.

Kamarnya lumayan besar, ada dua kasur yang bersisian. Satu kasur tepat berada didekat jendela yang satu lagi dekat meja belajar. Ada dua meja belajar sebenarnya, tapi digabung jadi satu. Cat yang digunakan pun tidak terlalu mencolok, broken white.

Sunoo berkeliling sebentar, ia sedikit kaget karena kamar yang ia tempati sekarang terdapat banyak tanaman disudut-sudutnya, dimeja juga dikusen jendela.

"Jangan-jangan aku sekamar dengan perempuan?"

"Permisi?" Sosok lain muncul tiba-tiba, sepertinya dari kamar mandi.

"Eh..." Sunoo tergagap panik.

"Siapa?" sosok itu kembali bertanya, wajahnya putih-seputih salju. Tatapannya cukup tajam bagi orang yang belum dikenalnya, hidungnya mancung dengan hiasan tahi lalat disalah satu sisinya. Auranya bak model sekalipun ia hanya menggunakan kaos pendek dan celana selutut.

"Siapa?!" Nada suaranya meninggi sebab Sunoo yang terlalu mengagumi wajah bak malaikat didepannya.

"Sunoo X. Eh Sunoo... Eh Onu. " Sunoo terlampai panik hingga lupa cara menjawab. "Kamar... Kunci... Aku."

"Ha?" Pemuda tadi menatap sosok Sunoo yang begitu aneh di matanya. "Kamu dikamar ini?"

"Iya." Sunoo mengangguk dengan cepat.

"Oh... Sunoo kan? Saya Sunghoon, kelas 11. Kamu?"

"Kelas 10." Sunoo menunjukkan ke sepuluh jarinya.

"Ok, ranjang dekat jendela itu punya saya. Gak papakan kamu yang satunya?"

"Iya gak papa kak." Yah sejak tadi Sunoo tidak ingin memilih ranjang dekat jendela, pasti udaranya lebih dingin jika tidur disana.

"Mas," koreksi Sunghoon.

"Ha?"

"Saya orang Jawa, panggil Mas aja."

"Saya juga Jawa Mas, Saya Jawanya bag--"

"Ok." Sunghoon memotong cepat perkataan Sunoo.

Pemuda bersurai hitam itu memilih berjalan dan duduk di kasurnya. Ia sedikit sulit dekat dengan orang baru, apalagi dengan orang baru yang sok akrab seperti Sunoo itu.

OH SUNOO [Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang