Sunoo mendadak mendapat kabar jika sebentar lagi sekolah offline akan segera dilangsungkan. Itu artinya bocah manja itu harus berpisah dari Ayahnya dan masuk ke Asrama! Ucapkan selamat tinggal dengan Zoom, gmeet, titip absen dan katakan Hai pada keh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa like and comment . . . . .
Udara musim kemarau mulai terasa dingin, pertanda pergantian musim akan segera terjadi. Hawa panas yang akhir-akhir ini menyulitkan sebagian penduduk menurun keberadaanya, cukup membuat beberapa orang bernafas lega. Banyak orang suntuk akibat tidak diperbolehkan keluar rumah semenjak pandemi berlangsung, bersamaan dengan libur pertengahan tahun.
Beberapa orang senang bermain air ditengah kondisi seperti ini, gemericik air mesin cuci menjadi terlihat menggiurkan apa lagi jika berlarian dengan selang air ditengah terik matahari.
Salah satunya bocah gembul yang tengah duduk menghadap layar leptopnya sekarang, kerap kali ia mengintip keluar rumah tidak sabar bermain air. Sayang pembelajaran akan segera dilangsungkan, hari ini zoom meeting diadakan untuk pengumuman sekolah yang akan dimulai sebentar lagi.
Semenjak pandemi berlangsung, ini adalah kali pertama bagi kelas 10 untuk masuk sekolah secara tatap muka. Faktanya itu tidak semua, terdapat gedung asrama disekolah ini alhasil beberapa siswa sudah berada disekolah sebelum pembalajaran tatap muka benar-benar dilangsungkan.
Tentu saja si gembul ini tidak sabar untuk bertemu dengan teman-temannya secara langsung. Mata bulatnya terus mengawasi gerak-gerik guru didepannya yang tengah menjelaskan banyak hal. Sekalipun ia juga mengeluh beberapa kali pada Sang Ayah yang tengah mencuci karena begitu lelah duduk dalam satu waktu.
"Segitu saja hari ini, dan jangan lupa protokol kesehatan. Semangat anak-anak!"
"Terimakasih Bu Guru!" Ia ikut membalas ketika teman-temannya juga mulai berteriak menjawab. Jemari lentiknya mulai menekan tombol end dalam panggilan. Ia menguap lebar sehabis mengklik shut down. Layar berubah warna menjadi biru sebelum benar-benar menggelap dan mati.
Bocah berumur 15 tahun itu segera merebahkan diri, ia kembali menguap. Nampak mulai kepanasan tanpa pikir panjang melepas Wig yang menutupi rambut aslinya, yah bocah gembul tadi berambut asli pirang. Cukup mengejutkan memang jika itu sebenarnya asli dari lahir.
Ia kembali berpikir mengingat sesuatu yang baru saja dikatakan oleh sang guru, lantas berdiri sambil menggosok perutnya yang sedikit Tummy. Kepalanya melongok pada satu ruangan yang sejak tadi berisik, ia manggut-manggut melihat sosok tersayangnya bahkan tak menyadari kedatangan dirinya.
"Yayah! Adek dah selesai," ucapnya memanggil.
Sosok yang sejak tadi sibuk dengan cucian itu buru-buru berbalik, ia tersenyum lembut. Mendekat pada bayinya sambil merangkul.
"Sunoo, sudah selesai? Gimana hasilnya? Udah mulai offline?"
Si anak yang dirangkul menuju ruang tamu itu menyengir senang, ia mengangguk semangat hingga kedua tangannya mengepal.
"Yup, 50% siswa bisa ke asrama lusa Yah."
"Ah... Baru setengah, lalu setengahnya kembali online?" Ayah pewaris gen pirang tadi duduk disofa panjang, menarik setoples cemilan untuk bayi besarnya.