Jangan lupa like and comment
.
.
.
.
.
.
"Kamu ada masalah apa?" Sunghoon menarik pemuda yang lebih pendek itu ke arah jendela mereka. Ia perlu bicara lebih jelas. Tidak, ia telah memvalidasi perasaanya 5 hari ini. Tepat! ia khawatir pada Sunoo.Sunoo berpaling, sepertinya jika dilihat ia sudah pulang lebih awal. Seragamnya juga telah ganti dengan kaos putih dan celana denim pendek.
"Dek," panggil Sunghoon dengan nada sedikit rendah.
Mata Sunoo sedikit berair kala keduanya bersitatap. Terlihat sekali jika bayi besar itu tengah dalam keadaan yang pelik. Entah itu apa.
"Heh... Jawab? Kamu ada masalah? Jangan diem-diem," Sunghoon berujar lembut.
Sunoo tak menjawab ia hanya menggeleng pelan lantas menunduk dalam.
"Saya baru sadar. Pipimu makin tembam, syukur deh kalo kamu kerasan."
Hati Sunoo berdenyut sakit, bukan-bukan karena itu...
"M-mas... Sakit." Bibir Sunoo makin turun seperti yang lalu-lalu.
Sontak saja membuat Sunghoon melotot terkejut, ia memegang bahu pemuda pendek itu sedikit lebih keras sampai Sunoo meringis.
"Sakit apa? Mana yang sakit? Sunoo..." Mata awas Sunghoon mengitari badan Sunoo takut jika bayi besar itu lecet dan sebagainya.
"Gigi adek sakit Hiks... Mas..."
Pupil mata Sunghoon membesar, ia menganga tak percaya. Jadi inilah sebab pemuda manis itu puasa berbicara?
"Ya Tuhan! Jadi selama ini kamu diam gara-gara sakit!"
"Ish... Berisik Mas!" Sunoo beralih memegang pipinya. Menatap nyalang pada Sunghoon yang habis berteriak.
"Udah minum obat?"
Sunoo menggeleng. Ia berjalan mendekati kasurnya, tak memedulikan ocehan Sunghoon yang makin menjadi.
"Coba sini saya lihat."
Alih-alih membuka mulut, Sunoo dengan brutal malah menarik selimutnya. Sukses membuat tubuhnya tak terlihat sedikitpun.
"Sun." Sunghoon masih mencoba bersabar.
"Sunoo!" Pemuda berkulit putih itu mencoba menarik selimut Sunoo.
Ajang tarik menarik menjadi fokus keduanya, Sunoo yang malas berbicara dan Sunghoon yang ingin melihat keadaannya.
Srak!
"Dek!"
Selimut berkibar menjauh dari si pemuda mungil yang tengah meringkuk menahan sakit giginya.
"Adoh! Mas! Sakit! Hus... Huss.." Mata Sunoo berair, bulan sabit kembar itu siap menumpahkan airnya kembali.
"Makanya sini saya lihat."
"Sakit Mas! Ya Ampon huweee..."
"Astaga Sunoo, sini Mas lihat giginya!"
Sunghoon tak lagi memperhatikan nada suaranya, ia hanya ingin pemuda dihadapannya ini membuka mulutnya.
Sunghoon menarik wajah Sunoo agar menghadapnya, sambil terisak pedih Sunoo mau tak mau membuka mulutnya.
"Aaaaa..."
Mata Sunghoon meneliti cepat, giginya cukup bersih jika melihat Sunoo sering kali diam-diam mengemil dimalam hari. Hanya saja...
"Ck... Umurmu berapa? Kenapa gigimu baru mau tanggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OH SUNOO [Brothership]
FanfictionSunoo mendadak mendapat kabar jika sebentar lagi sekolah offline akan segera dilangsungkan. Itu artinya bocah manja itu harus berpisah dari Ayahnya dan masuk ke Asrama! Ucapkan selamat tinggal dengan Zoom, gmeet, titip absen dan katakan Hai pada keh...