14|Winter ae

1.9K 215 51
                                    

Akhir-akhir ini Sunghoon sering berpikir mengenai banyak hal, termasuk Sunoo yang sering ia perhatikan diam-diam.

Ia baru sadar kulit miliknya dengan Sunoo sewarna, hanya saja selalu ada warna ranum merah di jari atau hidungnya yang menjadi kontras perbedaan keduanya. Apalagi di pipi, Sunoo seringkali terlihat dengan pipi bersemu merah di pagi hari.

Mirip sekali dengan perempuan kala sedang malu-malu anjing.

Jika sudah seperti itu ia akan cepat-cepat bertanya.

"Dingin?"

Yang ditanya malah menjawab dengan tawa renyahnya sampai-sampai Sunghoon bisa melihat bulan sabit kembar di wajah manis itu.

"Apa si Mas, aku pakek baju tebal banget ini. Enggak lah."

Tak lagi mudah dibohongi, Sunghoon dengan cepat menaikan suhu ruangan miliknya. Sebenarnya ia tak bisa tidur tanpa udara dingin, ia mudah sekali kegerahan membuat badannya penuh keringat dan bau.

Tapi semenjak Sunoo menjadi bagian dari hidupnya, ia tak ingin egois.

Yah sekalipun hanya untuk mengubah image dingin miliknya.

"Dibilangin tuh nurut." Sunghoon berdecak kesal.

"Ya orang nggak dingin, Mas nggak dingin kan?" Bohong, Sunoo bahkan makin merapatkan pakaiannya agar lebih hangat.

"Enggak, tapi kamunya bohong. Mas buatin kopi hangat mau?" Sunghoon juga berniat begadang hari ini, makanya ia ingin membuat kopi.

Sunoo bergidik ngeri, ia alergi betul dengan yang namanya kopi. Bisa-bisa ia tidak tidur seharian karena pusing dan sakit perut.

"Teh aja Mas, bisa berabe nanti kalo minum kopi."

Sunghoon mengangguk paham, ia jadi jadi tau salah satu alergi pemuda manis dihadapannya ini.

Setelah Sunghoon pergi fokus Sunoo kembali pada jajanan yang baru ia selundupkan di bajunya.

Yang ia tau Sunghoon adalah tipe pemuda yang cinta kebersihan, melihat ada remahan jajan di kasur bisa membuat pemuda itu meledak-ledak.

Apalagi jika sudah ada semut disekitarnya, ia bisa saja menjadi pembasmi hama dadakan.

Memikirkannya membuat Sunoo sedikit kesal, pipinya yang sudah tumpah semakin melebar.

"Padahal semutkan lucu," Sunoo menatap 5 jajanan yang ada diperutnya, ia dekap dengan kedua tangan gembulnya agar tak terlihat.

Berpikir jika Sunghoon masih lama, tanpa pikir panjang Sunoo membuka salah satu jajannya.

Snacks jagung, mata Sunoo melihat melihatnya penuh dengan sinar-sinar kecil layaknya harta Karun yang telah lama ia kubur.

Krawk... Krawk...

"Pengen jualan jajan deh, di asrama kan jarang ada ciki-ciki. Mana kantin isinya salad, roti ishh untung ada cola"

Bibir Sunoo mengerucut, mencoba berpikir bagaimana cara menyelundupkan jajan-jajan tadi dalam jumlah besar. Satu ide terlintas, tapi pajaknya sepertinya lumayan.

"Wihhh... Bakal untung besar nih, pengusaha ciki muda. Sunoo X. Meraup untung milyaran rupiah. Hehehe... Seru juga,"

"Apanya yang seru?" Suara Sunghoon membuyarkan lamunan Sunoo yang baru saja bermandikan uang mainan.

"Aish... Mas dateng-dateng bukannya salam malah ngagetin."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam ya Ahli Kubur."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OH SUNOO [Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang