Dua belas

1.8K 232 47
                                    


"Kau yakin, Oppa? Apakah tidak terlalu malam untuk bermain PS dengan Mino Oppa sekarang?" Jennie sekali lagi merengek pada Jiyong. Pasalnya setelah acara makan malam selesai, Jiyong dan Mino berinisiatif untuk bermain PS bersama di kediaman pria itu.


"Pulanglah dengan Sean. —Sean, tolong antarkan Jennie pulang." Jiyong mengabaikan permintaan Jennie yang ingin pulang bersamanya, dan malah memerintahkan Supir yang juga Bodyguardnya untuk mengantar Jennie pulang.


"Baik, Tuan. Mari Nona." Sean langsung menggiring Jennie dengan sopan menuju mobil milik Jiyong, mengabaikan wajah masam Jennie yang kembali diabaikan oleh Jiyong.


"Hyung, maaf aku tidak bisa ikut main. Besok aku harus ikut rapat dengan Ayahku." Loren kini ikut berpamitan.


"Tidak masalah. Kau harus menjadi penerus yang layak untuk perusahaan Ayahmu!" Seru Mino menggoda Loren yang memang tidak pernah tertarik pada bisnis keluarganya itu.


"Dan tolong antarkan gadis-gadis cantik ini pulang, hem?" Lanjut Mino mengarah pada Jisoo, Rosé dan Lisa.


"Hyung, mobilku hanya bisa mengantar satu orang saja, Mian." Loren menatap tidak enak kearah yang lain.


"Aku akan di jemput oleh Hein Oppa, —Nah, itu dia sudah datang. Bye, semuanya!" Jisoo segera berpamitan kepada yang lain dengan terburu-buru dan setelahnya langsung bergegas menghampiri kendaraan kekasihnya itu.


Kini perasaan Lisa semakin tidak karuan. Melihat kepergian Jennie dengan supirnya Jiyong, dan sekarang Jisoo pun sudah ikut menghilang dari pelataran parkir.

Menatap wajah Rosé dan Mino yang tersenyum penuh arti, perut Lisa tiba-tiba merasakan melilit dengan hebat. "Oppa, Aku pulang—" Ucapan Lisa yang ingin meminta Loren untuk mengantarkannya pulang harus terhenti karena Mino yang tiba-tiba langsung menarik tubuhnya.


"—Kau antarkan Rosé sampai depan rumahnya, mengerti? Biar Lisa pulang bersama kami." Ucap Mino yang disetujui oleh Rosé dengan wajah menyeringai.


"Baiklah kami pulang dulu. Terima kasih traktirannya Ji Oppa! —Lisa-ya, besok kita mengobrol lagi." Seru Rosé yang langsung menyeret Loren untuk segera pulang bersamanya.


Disinilah mereka saat ini. Lisa yang terlihat membatu, Mino yang terus menerus tersenyum tanpa sebab dan Jiyong yang tengah menatap Lisa dengan begitu lekat. Mereka bertiga tidak ada yang bergerak, hanya diam berdiri tanpa tujuan.


"Mino-ya... Kau tidak masalah pulang naik taksi?" Jiyong membuka suara.


"Tidak masalah Hyung. Ini kunci mobilnya. —Oh ya, Jika kau tekan tombol ini... Kaca mobilku akan berubah ke mode gelap hingga 100%. Semoga membantu." Mino berbisik geli sembari menatap Lisa dan Jiyong bergantian.


"Cutie. Ayo!" Jiyong mengajak Lisa ikut bersamanya.


"Tidak. Aku akan pulang naik taksi bersama Mino Oppa."


"Cutie... Aku tidak mau kembali membuang uang hanya untuk menutup mulut semua staff yang ada di restaurant ini. Kau lupa kejadian di Studio Tattoo? —Ayo!" Jiyong mendekat kearah Lisa, menggenggam tangannya kuat namun tidak menyakitkan.


"Oppa?! Apa kau sadar apa yang sedang kau lakukan?" Lisa menatap sinis Jiyong dan Mino secara bergantian.


"Ji Hyung akan menjelaskannya padamu. Dengarkan dia sebelum kau marah-marah padaku, Oh? Selamat bersenang-senang." Mino lalu segera menjauh meninggalkan Lisa dan Jiyong yang masih berdiri tak jauh dari lokasi mobil Mino terparkir.


EASY ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang