Teddy mematikan mesin mobilnya. Dia memarkirkan mobilnya tepat di pelataran parkir Apartemen Lisa, menatap pintu Lobby yang bisa saja membawanya masuk ke dalam unit milik gadis itu dengan ragu.
Terlambat. Teddy menyadari langkahnya yang terlalu lambat selama ini, dia mengira selalu memantau Lisa dan terlalu percaya diri bahwa gadis incarannya itu masih dalam jangkauannya, hingga tiba-tiba sosok tak terduga itu masuk di antara mereka.
Teddy mengenal dengan sangat baik karakter seorang Jiyong. Pria yang selalu tahu bagaimana cara mendapatkan apa yang dia mau, membuat Teddy semakin khawatir akan nasib perasaannya terhadap Lisa. Jiyong bukan pria sembarangan, dan Teddy yakin jalannya tidak akan mudah jika sudah berurusan dengan pria itu.
"Dimana, Beau?" Tanya Teddy hati-hati melalui sambungan teleponnya dengan Lisa.
"Aku ada di Apartemen. Ada apa, Oppa?"
"Turunlah. Aku ada di parkiranmu."
"Hah?! Apa yang Oppa lakukan di sini? Tu-tunggu sebentar, aku akan turun." Tutup Lisa tanpa menunggu jawaban dari Teddy lagi.
.
.
.
.
"Wajahmu pucat sekali", Teddy memandang Lisa dengan cemas ketika Lisa mendudukkan diri di kursi penumpang tepat di sampingnya.
Lisa memegang pipinya, memang terasa sedikit panas, apakah dia demam? Dan kepalanya juga terasa pusing sekali. Tapi tetap dipaksakannya tersenyum, "Aku baik-baik saja, Oppa. Mungkin hanya karena belum sarapan."
Teddy menatap Lisa sekali lagi untuk memastikan ucapannya sebelum akhirnya melajukan kendaraannya menuju restauran favorit Lisa untuk mengisi perut mereka.
Setelah selesai menghabiskan 1 porsi Jjajangmyeon, ternyata kondisi Lisa belum membaik. Rasa pusing itu semakin menusuk nusuk di kepalanya, bahkan sekarang hanya untuk mengangkat kepalanya saja terasa sangat sakit, badannya juga sama saja, rasanya nyeri di sekujur tubuh seperti orang yang habis dipukuli. Lisa masih mencoba bertahan dengan tidak bergerak di kursinya, tapi rasa sakitnya makin tak tertahankan.
"Beau, akhir minggu ini apa kau sibuk? Lihat ini. Aku ingin mengajakmu ke sini." Teddy menyodorkan ponselnya untuk bisa di lihat oleh Lisa.
Dengan mengernyit Lisa mencoba menatap layar ponsel milik Teddy, tetapi ketika dia menegakkan kepalanya, tiba-tiba pandangan matanya berputar dan rasa nyeri tak tertahankan kembali menyerang kepalanya hingga semuanya menjadi gelap.
"Beau!!!" Teriak Teddy panik.
➡️➡️➡️
Suasana putih menyambut pandangan mata Lisa yang baru saja terbangun dari tidurnya. Rasa sakit kepalanya masih ada meski tidak separah tadi, namun kini tenggorokkannya kini yang terasa begitu kering hingga seperti mencekik lehernya.
"Nghhh..."
"Hei... Kau sudah bangun? Kau butuh apa?" Wajah Teddy seketika memenuhi pandangan Lisa, pria bertubuh tinggi besar itu bahkan mampu menghalau silaunya sinar lampu kamar yang membuat mata Lisa tidak nyaman sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EASY ON ME
FanfictionLisa tidak suka menyerah apalagi kalah. Buatnya kerja keras sudah menjadi makanan sehari-harinya. Mendapatkan apa yang ia inginkan bukanlah hal mudah di dunia Kpop untuknya. Lisa selalu keras pada dirinya. Lisa selalu menuntut lebih akan semua penca...