Dua puluh tujuh

1.6K 219 84
                                    

Keputusan Jiyong untuk datang ke tempat Jennie telah sampai ke telinga Ibunda Jennie, dan mendengar bahwa putri yang teramat dia sayangi telah di sakiti oleh orang yang sebelumnya dia yakini mampu menjaga dan membahagiakan putrinya itu, tak ayal membuatnya murka.



Menghubungi pimpinan YG untuk segera meminta pertanggung jawabannya, akhirnya saat itu tiba. Nyonya kim akan menunjukkan siapa yang paling berkuasa dan sebesar apa pengaruhnya pada Agency yang menaungi putrinya tersebut.

.

.

.

.

.

.


Keributan yang terjadi tempo hari antara Lisa dan Jennie, kini sudah menjadi rumor besar dengan desas-desus yang semakin melebar seantero YG. Semua orang tahu akan cerita tersebut dalam berbagai macam versi, bahkan saat ini pun sudah ada beberapa kubu pendukung baik itu di pihak Jennie maupun di pihak Lisa.





Pagi ini Lisa datang ke gedung YG untuk memenuhi panggilan Sajangnim. Lisa tahu saat ini pasti akan tiba di mana Lisa harus siap menghadapi persidangan dengan keadilan yang tentu saja tidak akan memihak kepadanya dan beresiko terhadap konsekuensi besar yang akan ia terima setelahnya.





Menaiki Lift menuju lantai di mana Sajangnim berada, Lisa berjalan dengan begitu tenang menyusuri koridor sebelum akhirnya berhenti tepat di depan beberapa orang pengawal yang sudah berdiri tegak, siaga berjaga tepat di depan pintu sang pemimpin perusahaan.





Lisa memantapkan dirinya, menarik napas sekali lagi sebelum akhirnya memutar handel pintu untuk masuk ke dalam. "Selamat pagi." Sapa Lisa sopan dengan tatapan menunduk tanpa melihat sosok-sosok yang berada di hadapannya.




"Mari masuk, duduklah Lisa." Sapa Sajangnim santai yang membuat Lisa mengangkat kepalanya dan baru mengetahui siapa saja yang sudah hadir di ruangan itu.





Lisa membeku sesaat, melihat sosok Jennie sudah ada di sana, beserta dengan ibunya. Duduk dengan menyilangkan kedua tangan mereka di dada, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Lisa. Meski diacuhkan, Lisa tetap melanjutkan langkahnya dan memilih duduk tepat di hadapan mereka.





"Annyeong, Aunty." Sapa Lisa sopan pada Ibunda Jennie, yang sama sekali tidak di tanggapi oleh kedua orang di hadapannya itu.





"Baiklah, karena semua pihak sudah hadir di sini, bisa kita mulai?" Melihat semua yang ada di ruangan tersebut mengangguk setuju, Sajangnim pun kembali melanjutkan, "Sebelumnya saya selaku pimpinan YG, merasa sangat kecewa dan prihatin dengan keributan yang terjadi antara Jennie dan Lisa tempo hari. Tujuan saya mempertemukan kalian hari ini adalah untuk mencari solusi terbaik, sehingga polemik ini tidak akan berlarut-larut."




"Apa kau tuli?! Harus kukatakan berapa kali padamu, hah?!" Teriak Ibunda Jennie seketika membuat Lisa dan Sajangnim terlonjak kaget.




"Mohon tenang, Nyonya Kim. Saya—"




"Tenang kau bilang?! Aku menginvestasikan jutaan dollar di perusahaanmu, untuk apa? Untuk membuat anakku terluka dan tersakiti seperti ini? Hanya satu jalan keluarnya. —Kau! Gadis tidak tahu malu, pulanglah kau ke tempat asalmu!" Tunjuk Ibunda Jennie tepat di depan wajah Lisa.




"Nyonya Kim... Kumohon, tenangkan dirimu dulu," Sajangnim terlihat kewalahan dengan bahasa tubuh panik, mencoba membujuk Ibunda Jennie yang sudah berapi-api.





EASY ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang