Dua puluh satu (+)

2.4K 213 50
                                    




"Dari mana saja kau?!" Serunya penuh dengan kemurkaan, menatap Lisa nyalang dengan tatapan mata memerah penuh amarah.


Lisa yang mendapat sambutan mengejutkan seperti itu, terlebih lagi saat mendengar suaranya yang menggelegar memenuhi seisi ruangan, hanya bisa terpaku di tempat. Tubuhnya membeku dan wajahnya pias, Lisa merasa bahwa saat ini dirinya sedang dalam bahaya.



Jiyong melangkah dengan gerakan secepat kilat, menyebrangi ruangan kemudian meraih tubuh Lisa dan mendesaknya hingga terhimpit diantara dinding dan tubuhnya begitu erat. Tubuh Jiyong sempurna melingkupi Lisa, memenjarakannya, membuat Lisa tidak bisa bergerak.



"Kau sudah salah memutuskan untuk bermain api denganku, Aku bukan pria bodoh yang akan tunduk padamu meski aku begitu mencintaimu, Cutie." Jiyong menempelkan dahinya pada dahi Lisa, hidungnya di hidung Lisa dan secara terang-terangan menghantarkan aura mencekam untuk Lisa.



Napas mereka berdua menyatu, menciptakan uap panas yang mencekam satu sama lain. "Bagaimana bisa kau tidak berperasaan seperti ini, Oppa? Kau berteriak tentang cinta, tapi sedikit pun kau tidak pernah memperjuangkanku! Apa kau pernah peduli akan kondisiku, keadaanku?! Kau pergi mengikuti ego-mu, meninggalkan aku begitu saja layaknya seonggok sampah! —Jadi jangan pernah bicara tentang cinta denganku kalau kau tidak pernah tahu akan artinya." Lisa menatap Jiyong dengan tatapan yang begitu dalam, lalu melanjutkan lagi. "Jangan pernah merasa benar di saat hanya kesalahan demi kesalahan yang selalu kau berikan padaku."



Mencoba menndorong tubuh Jiyong yang memerangkapnya, Lisa kalah tenaga dan berakhir dengan masih terjebak dalam kekangannya. "Aku sangat mencintaimu. Kau tahu benar itu! Dan aku tidak diam. Aku terus mencari jalan untuk melepaskanmu dari kerjasama sialan itu! selama ini aku mengabaikanmu karena aku kecewa dengan keputusan egoismu itu! —Tapi apa yang kau lakukan? Kau tidak meraihku, kau tidak berusaha membuatku mengerti dan bertahan di sisiku! Kau lebih memilih untuk berpaling dariku, Cutie," Lirih Jiyong lemah terdengar syarat akan luka dalam setiap kata-katanya.



"Cintamu dan cintaku memiliki versi yang berbeda, Oppa. Dan karenanya kita hanya akan terus saling menyakiti." Lisa menggelengkan kepala dan mengalihkan pandangannya, membentangkan jarak tak kasat mata antara dirinya dengan Jiyong. "Dan aku tidak pernah berpaling darimu." Tutup Lisa menatap Jiyong dengan begitu tulus kearahnya.



"Tidak berpaling katamu? Semalam aku berlari untuk kembali padamu, Aku ingin memelukmu dan mengatakan bahwa kita akan baik-baik saja... Tapi apa yang kudapat? Kau malah pergi dengan mantan kekasihmu itu! —Bahkan aku dengan bodohnya masih tetap menunggumu disini, sepanjang malam, terus berharap kau akan pulang." Ungkapan penuh luka itu mengena, membuat Lisa membelalakkan mata terkejut dan diliputi rasa bersalah dengan apa yang Jiyong alami.



"Kau adalah milikku, Cutie. Hanya milikku dan aku tidak akan berbagi dengan siapapun. Tidak ada yang boleh menyentuhmu, kapanpun, dimana pun, sebanyak apapun itu, kecuali aku." Lanjut Jiyong dengan tatapan mata yang kembali tajam penuh amarah, kental akan ancaman dan sangat mengintimidasi Lisa.



Mendengar dan melihat semua yang Jiyong lakukan serta ucapkan di hadapannya saat ini, membuat debar di jantung Lisa semakin kencang, Perasaan terperangkap dalam ketakutan semakin menyelimutinya. "Itu bukan cinta, Oppa. Kau hanya terobsesi padaku." Bisik Lisa memberanikan diri di sisa-sisa kekuatannya.



"Kau memang selalu membantahku, hem?" Jiyong kembali pada sisinya yang menakutkan, berbisik pelan di telinga Lisa. Lalu tanpa disangka pria itu menunduk semakin dalam, jemarinya menyingkap leher gaun Lisa sehingga menampakkan pundaknya yang rapuh. Dia bergerak secara sensual namun mengancam, mencium pundak Lisa ringan bagaikan kupu-kupu, tapi mampu membuat Lisa gemetaran hingga linu.



EASY ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang